Chapter 1. Dukun sepuh

1.4K 66 3
                                    

"DEK! CEPET BERANGKAT NANTI KESIANGAN!"

"IYA MA BENTAR!"

"BURUAN JEAN ATAU GUE TINGGAL LO!"

"IYA SABAR ANJIR LAH!" Jean panik sambil berusaha menutup resleting celananya yang nyangkut ke semvak nya.

"MA! ADEK BERANGKAT YA!"

"ASTAGA! DEK! SERAGAMNYA KEBALIK!"

"GAPAPA NANTI ADEK BENERIN DI MOBIL! DAH MA!"

Nita hanya menggeleng melihat kelakuan putra bungsunya itu.

Sementara di luar rumah, seorang laki-laki berwajah tegas dan berbadan tinggi tampak berdiri dengan wajah garangnya.

"Lo coli sambil nonton bokep tadi? Lama gue tunggu," ucapan Joan membuat Jean berdecak dengan malas.

"Sembarangan, gue yang polos begini mana mungkin main coli"

"Halah" Joan masuk ke mobil yang langsung diikutin Jean.

Sekarang adalah hari pertama Jean masuk ke SMA. Hooh. Baru lulus SMP dia. Beda sama Joan yang udah kelas sebelas.
Ya, Joan dan Jean jarak umurnya hanya satu tahun.

Sampai di sekolah, Joan langsung meninggalkan Jean sendirian tanpa sepatah kata pun yang membuat Jean mengumpat dengan kesal.

Rasa kesalnya hilang ketika sadar ternyata para ciwi-ciwi lagi ngeliatin dia. Pantes aja Jean merasakan aura menyenangkan yang menggairahkan jiwa. Sontak, dia berekspresi cool dan memasukkan tangannya ke dalam sakunya.

Beberapa cewek tampak bersemu dan kegirangan membuat Jean semakin merasa pede.

"Woy jamet!" Tiba-tiba seekor makhluk buas mengagetkan sang Jeandra yang lagi sok cool depan cewek-cewek.

"Apaan sih babi!?"

"Eh santai dong"

"Santai pala lu kotak!" Jean ingin sekali meninju Rayan, sang pelaku yang baru saja membuat jantungnya melakukan senam zumba.

"Gak nyangka gue, lo sekolah disini?"

"Lo gak liat gue pake seragam? Kalo gue pake kebaya baru lo tanya kek gitu" balas Jean dengan nyolotnya.

Rayan cengengesan sambil garuk-garuk biji anunya, biji buah naga maksudnya.

"SELAMAT DATANG PADA PARA SISKDNSKSNSN DIHARAPKAN UNTUK BERJSKSNDHAKBSK, SEKIAN"

"Hah? Naon ceunah?" Jean mengernyit mendengar pengumuman yang singkat barusan sementara Rayan mengangkat bahunya.

"Eh apa nih kok pada lari?"

"Ramein yok"

"Astaghfirullah, gas"

"GEMPAAA!!!"

"HAH? MANA GEMPA!?"

"GEMPA!?"

"AAAAAHHHH GEMPA!!!"

Sontak saja keributan terjadi, para siswa dan siswi berlarian kesana kemari dengan rusuh. Bahkan ada yang sampai memanjat pohon saking paniknya.

"Lah lah? Ini kenapa pada lari?" Cewek berseragam rapi berstatus OSIS itu mengernyit bingung karena melihat para manusia jelata di depannya berlarian.

"Gempaaaaa!!!!"

"Hah? Gempa?" Cewek itu menoleh ke arah cowok di sebelahnya yang tampak sama bingungnya dengan dirinya.

Gavino, cowok yang memiliki jabatan ketua OSIS itu melirik ke kanan dan kirinya, yakin jika ada sosok biang keladi yang membuat kekacauan ini. Sesaat, matanya menangkap dua orang siswa yang tertawa-tawa seperti kesurupan di tengah massal.

Salah Pelet [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang