Chapter 3. Gara-gara pelet

1K 49 5
                                    

"APA-APAAN INI ANJIR!? KENAPA MALAH SI GAVIN YANG BEGITU BUKAN VINA!?" Jean melemparkan batu ke tembok sekolah. Dia beneran malu. Gara-gara si Gavin, dia malah ikut dicap homo!

Rayan yang masih kaget berusaha berpikir dengan logikanya.

"PELETNYA!" ucapan Rayan membuat Jean reflek noleh.

"Jangan-jangan setannya salah alamat!"

"Mana mungkin njir?"

"Ya lo liat si Gavin anjir! Mana mungkin cowok kek dia suka sama lo!"

"Iya juga--eeehhh apa kata lo? Emang gua kenapa hah?"

"Sinting, miring, jeding"

"Goblok--tapi kalo beneran peletnya meleset gimana?"

"Itu derita lo"

"Salah lo!"

"Kok gue?"

"Gue gak mau tau, pokoknya lo harus tanggung jawab!"

"Dedek hamil?"

"BACOT GUA PATAHIN BURUNG LU!"

"EH EH ANJIR IYA IYA OKE GUE ANTER KE DUKUN ITU LAGI!!"

Di sisi lain, Gavin kini tengah berada di ruang OSIS bersama Vina dan Dimas.

Gavin terlihat frustasi sementara Dimas dan Vina menatapnya dengan penuh pertanyaan.

"Jelasin sekarang Gav"

Gavin menghela napas dan memijit pelipisnya.

"Demi Tuhan, gue gak ada niat bilang begitu, gue straight, gue bukan homo"

"Ya terus tadi lo ngapain begitu?"

"Gue gak tau, gue ngerasa udah hilang akal, gue mau ke psikolog, Vin, jangan bilang apa-apa sama mama papa"

Vina diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. Dimas masih blank dengan kejadian epic tadi.

Sesuai dugaannya, Gavin selalu menjadi pusat perhatian di setiap sudut sekolah. Malu. Itu yang dirasakannya. Sungguh.

"Cie gay cie" Angga, salah satu siswa yang seangkatan dengannya tampak menyinyir membuat beberapa temannya cekikikkan.

Gavin menoleh dengan tatapan tajam dan dinginnya. Seketika, mereka bungkam.
Ya. Mau bagaimanapun, Gavin tetaplah Gavin. Ketua OSIS galak yang ditakuti para siswa.

Gavin kembali ke kelasnya dengan mood yang buruk. Ketika ia masuk, kelas menjadi senyap. Gavin tidak bodoh untuk tidak menyadari jika mereka tengah membicarakan dirinya.

Gavin menghela napas dan melangkahkan kakinya untuk masuk ke kelas.

Pelajaran dilaluinya dengan malas, tidak biasanya ia malas-malasan seperti itu, tapi moodnya sudah hancur karena kejadian pagi tadi.

Bel istirahat pertama berbunyi, Gavin memutuskan untuk pergi ke ruang OSIS dan menenangkan diri disana.

Jean POV

Sumpah!
Gue baru sekolah disini berapa hari masa udah dapet musuh?
Tadi gue dilabrak sama fans nya si Gavin. Selain itu, gue juga dijauhin sama temen-temen cowok gue di kelas. Cuma Rayan doang yang gak jauhin gue.

Ini gara-gara si Gavin!
Ngeselin banget si anjing!

Pokoknya gue mau bikin perhitungan sama dia!
Gue gak peduli itu gegara pelet atau bukan intinya ini salah dia!

Liat aja lo Gavin! LIAT AJA LO!!!

"EH GAJAH!" Gue kaget karena tiba-tiba ada yang narik gue. Ck. Pasti si Gavin!

Salah Pelet [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang