Prolog: Keluarga Bencana

803 89 2
                                    

Claude pusing, ia memegang kepalanya sembari berbaring diatas tikar yang menindih rerumputan halaman rumahnya sambil  memperhatikan anak-anak yang ia asuh. Rasanya kepala ingin sekali pecah, ia mau child free tapi sudah telat, dia punya anak 3 dan sekarang dia hamil lagi oleh suaminya yang sengaja sering bablas.

"Ini punya aku!" teriak salah satu anaknya yang cempreng bernama Earl.

Keributan pun dimulai, anak-anak yang tadinya damai bermain bersama mulai berebutan mainan, salah satu anaknya pun menarik mainan yang dipegang kakaknya.

"Ini punya aku!" jawab Raziel memegang sekop pasir mainan.

"Tidak!" Earl kembali menariknya.

Claude hanya menghela napas lelahnya, Earl sudah berusia 14 tahun tapi tingkahnya sangat menekan batin, ia lebih kekanak-kanakan dari Raziel.

"Ih, lepas!" Raziel mengigit tangan kakaknya dan menarik paksa sekop mainannya lagi,

"Kau yang lepas, ih!!" ucap Earl tidak mau kalah.

"Kunya aku! Ini Kunya aku!" Anak ketiganya yang melihat keributan malah ikut-ikutan menarik-narik mainan itu, karena usianya masih 3 tahun anak itu tidak tahu kalau dia memperkeruh suasana.

"Huwee jahat, kau jahat!!" teriak Raziel marah. Ia lalu mendorong kakaknya dan melemparkan wajah Earl dengan pasir kemudian memukul-mukul wajahnya. Earl yang tidak terima balik memukul Raziel dengan sekop yang adiknya pegang.

"Kau juga jahat!" teriak Earl marah.

"Itu kunya aku!" teriak adik kecilnya Kaiser sembari berlari kecil mengambil sekop yang dilempar.

Tubuhnya hampir saja jatuh karena ia menabrak batu, kalau Kane tidak muncul dengan teleportasinya sudah di jamin anaknya akan benjol.

"Kunya aku papa," ucap Kaiser sambil menunjuk sekop mainnya.

Kane mengabaikan Kaiser, ia melirik Claude yang sedang menikmati semilir angin padahal anaknya ribut dia malah santai. Saat sadar Kane menatap dirinya wajah Claude berubah seperti orang yang mau muntah.

"Huek." Claude menutup mulutnya, ia merasa mual melihat wajah Kane.

Ekspresi Kane pun berubah menjadi datar, di kehamilan yang sekarang Kane merasa dinistai dan tersindir sekali karena Claude selalu mual-mual melihat wajahnya. Anak di dalam perut yang berusia 1 bulan itu sepertinya sangat membencinya.

"Kau yang nambah-nambah anak jadi wasit sana!" sentak Claude marah. Moodnya sangat jelek.

"Kenapa pakmil marah-marah, akukan pulang bawa pesananmu," ucap Kane sembari merogoh kantongnya dan menyerahkan satu buah apel untuk Claude tapi sayang pria yang sedang bermood jelek itu malah menolaknya.

"Basi!" bentak Claude membuang muka.

"Ini apel yang di petik tepat saat jam 7 pagi dengan warna merah sempurna tanpa biji dari pohon pendek sesuai requestmu yaitu 1 meter saja, tanahnya sudah ditaburi bunga sebelum aku petik dari pohonnya, dan aku memetik buah ini mengunakan gunting perak sesuai requestmu juga," ucap Kane lelah. Perjuangan dia mencari-cari apel ini sudah sangat menyita waktu.

"Aku sudah tidak mengidam lagi, makan saja sendiri," ucap Claude kesal. Kane hanya tersenyum kemudian membuka paksa mulut Claude, ia lalu mengigit apel itu lalu memberikannya pada Claude dengan mulutnya.

"Jangan buat perjuanganku sia-sia sayang," ucap Kane iseng.

"Claude anakmu!!" Tiba-tiba Xavier berteriak dari jauh, ia sedang memotong rumput dan melihat Raziel berubah menjadi Harimau kemudian menyerang Earl, emosi anak yang satu ini sangat tipis setipis tisu yang kena air.

"Grrrr, aaaa!" Raziel meraung dan mengigit tangan Earl, Claude buru-buru berlari ke arah anak itu, tapi ternyata Earl juga melakukan perlawanan, ia menjebak tubuh Raziel masuk portal.

"Rasakan ini!" teriak Earl menarik kaki adiknya itu agar masuk portal penghancur miliknya.

Claude buru-buru mendorong tubuh Earl agar Earl jatuh dan kehilangan fokusnya, untung saja Claude bergerak cepat Earl pun jatuh dan portal di kaki Raziel menghilang.

Di sisi lain tampaknya Kaiser sangat syok melihat kekuatan kakaknya, tangan kecil itu bergetar. "Huwe aku tatut, aku tatut!!" isak Kaiser. Raziel masih dalam wujud harimaunya kemudian mengaung menakuti Kaiser, Kaiser yang syok memejamkan matanya ingin kabur dari sana.

Namun tiba-tiba tubuhnya malah berpindah tempat ke atas pohon, Kaiser punya kekuatan yang sama seperti Kane hanya saja tidak bisa mengendalikannya karena masih kecil dan Kaiser pun panik memeluk batang pohon itu, dari atas bahkan ayahnya terlihat sangat kecil saking tingginya Kaiser berpindah tempat.

"Towong ayah, towong," isak Kaiser membuat semuanya panik.

"Lihat anakmu naik ke atas pohon, tolong dia," ucap Claude mencubit lengan Kane yang tidak bergerak cepat.

"Astaga sayang jangan menangis ya, ayah akan menolongmu!" teriak Claude dari bawah. Keningnya berkeringat dingin, takut anaknya kenapa-kenapa.

Kane langsung berpindah tempat ke tempat Kaiser berasa tapi sayang saat Kane naik Kaiser malah berpindah tempat ke bawah sambil tertawa terbahak-bahak.

"Ta-da aku bisa tuwun ayah," ucap Kaiser ternyata buda turun sendiri.

"Egh ah menyebalkan!" teriak Kane dari atas pohon, ini sudah ke 27 kalinya ia jahili anak 3 tahun.

Claude menjambak rambutnya, ini baru 3 anak dan mereka nakal semua lalu bagaimana kalau dengan 1 anak lagi yang ada di dalam perut, bisa-bisanya rumahnya han—

Duarkh

Suara ledakan.

"Rasakan ini kakak menyebalkan!" Earl dan Raziel masih ribut, sekarang Raziel malah berubah menjadi naga dan menyemburkan api ke semua mainannya termasuk cangkul mainan yang diperebutkan, karena dia tidak bisa mengendalikan kekuatannya, cipratan api dari mulutnya mengenai rumahnya tepat di dapur dan membuat ledakan yang cukup besar, ledakan itu membuat sebagian rumah Claude hancur.

Claude menganga, kenapa anaknya jadi berbahaya semua? Kekuatan mereka melebihi standar, anak kecil harusnya tidak seperti ini.

Bersambung

[Bl] Tutor Parenting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang