6. Lupa Si Bungsu

335 43 1
                                    

"Ayah? Ayah kemawna kakek, kenapa tidak ada? Apa aku dibuwang?" Bangun tidur Kaiser menangis karena tidak melihat ayahnya dan malah di gantikan kakek neneknya. Sambil menarik selimut Kaiser turun dari kasur.

"AYAH! AYAH!! HUWEE MIMI," teriak Kaiser mencari ayahnya.

Arthur segera bangun mengendong cucunya. Sedangkan Amber menutup telinga, dengan lantang ia berkata,

"Buang saja anak itu berisik sekali." Ambil kembali tidur menutup telinganya dengan bantal.

"Stthhh Amber!" bentak Arthur pelan, sudah tua belum berniat jadi orang baik juga istrinya itu.

"Kita jalan-jalan yuk ke taman, mau lihat kakek Liam mancing tidak? Di danau." Arthur berusaha menghibur cucunya, sambil mengendong Kaiser ia keluar, sebelum Claude pergi sebenarnya ia sudah di amanati oleh Claude untuk menjaga Kaiser, ya Arthur tahu kalau Claude pergi mengikuti Earl.

"Mancing? Mancing apa, mancing kelibutan?" tanya Kaiser. Tangan kecilnya memegang erat pundak sang kakek, ia melihat langkah kakeknya semakin menjauh dari kamar bersama dirinya.

"Ikan," jawab Arthur sembari tersenyum kecil. Setiap pagi Liam menghabiskan waktu di danau karena sekarang kan kerajaan di pegang Michael.

Sampai di danau Kaiser segera turun, ia langsung berlari ke arah Liam yang sedang memancing, Liam hanya tersenyum kecil melihat si pirang itu.

"Ikan? Wah ikan?!" Kaiser berteriak heboh melihat kakeknya mendapatkan ikan, namun sayang saat ikan itu akan dimasukan ke dalam ember, kailnya lepas dan kabur ke dalam air lagi.

Byur

Kaiser pun menyebur ke dalam danau.

"Astaga, anak itu!" Arthur panik menggulung celananya dan mulai turun tapi Liam menghentikannya.

"Dia mengambang di dalam air! Apa kau tidak khawatir?!" teriak Arthur panik.

"Justru karena dia baru menceburkan diri dan mengambang artinya anak itu bisa berenang, tidak perlu khawatir dengan anak didikan Kane, sudah pasti pintar," ucap Liam santai.

Ya anak Kane memang pintar tapi nakal.

"Mungkin karena kakeknya aku." Liam bercanda.

Liam pun memanggil cucunya itu sembari merentangkan kedua tangannya. "Kemari Claude mini," panggil Liam.

Kaiser berenang ke arah kakeknya lalu kembali tenggelam dalam waktu yang lama sebelum pada akhirnya Claude versi mini itu melempar ikan ke arah Liam dan masuk ke baju.

"Itu ikan untuk kakek Liam!" teriak Kaiser senang. Ia kembali masuk ke dalam air mencari ikan lagi.

"Ini untuk kakek Tulul!"

"Hahahah." Liam tertawa melirik Arthur karena mulut cadel cucunya.

"Arthur," jelas Arthur marah pada cucunya.

"Dia masih tiga tahun, kau harus memberitahunya," ucap Liam mengajarkan Arthur cara mendidik anak kecil.

"Mini, kau harus memberikan ikannya dengan sopan, jika kau jadi anak baik nanti banyak uangnya," beritahu Liam.

Liam pun mengajarkan Kaiser untuk memasukan ikan itu ke ember kemudian menyuruh memberikan itu kepadanya agar di contoh tapi Kaiser malah mengikuti hal lain.

"Cayang-cayang, ini untuk kakwek Liam, muach." Kaiser mencium ikannya sebelum memberikan itu pada Liam.

Namun tiba-tiba Arthur menelan ludahnya melihat ke arah danau, ikan-ikan mulai mengambang dari dalam air.

"Liam, aku rasa ada yang salah," ucap Arthur pelan. Sedangkan Liam belum melihat ke arah danau, ia sedang membawa cucunya ke daratan.

"Ikannya mati ...." tambah Arthur sekali lagi.

[Bl] Tutor Parenting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang