17

162 11 0
                                    

Byan berjalan dengan santai menuju kelasnya. Ia senyum-senyum sendiri layaknya remaja yang baru dimabuk cinta. Baru sampai didepan pintu kelas, ia sudah melihat Nana bersama Aurel dan Shasha yang tengah asik mengobrol.

Byan melihat Nana tambah cantik hari ini, rambut yang tebal dan panjang dicurly hanya bagian bawahnya saja bahkan terlihat lebih menarik.

Ketawa nya kalo sama Aurel Shasa lepas banget. Kalo sama gue, yang ada gue nya babak belur kena pukul.

Byan memasukkan kedua tangan disaku nya dan menyender dipintu, "Ekhem, pacar." sahut Byan yang sengaja suaranya dikeraskan agar semua orang di kelas memperhatikan dirinya. Satu kelas bingung dengan apa yang dikatakan oleh Byan.

Mereka berbisik bertanya siapa yang dimaksud oleh Byan. Ketua OSIS yang biasanya berada di luar kelas kini memanggil seseorang dengan sebutan pacar di kelas mereka. Byan yang tahu mereka sudah mulai berbisik satu sama lain pun berjalan kearah Nana yang sudah menatap tajam dirinya.

Shit, gemes banget pengen gue makan. Gue yakin nanti kena omel terus di KDRT.

Ekspresi wajah Shasha dan Aurel terlihat kaget dengan apa yang terjadi barusan. Mereka masih mencerna situasi apa yang sedang terjadi disini.

"Minggir." ucap Byan yang ingin menaruh tasnya tapi tempat duduknya diduduki oleh Nana. Nana hanya diam tak bergeming membuat Byan tersenyum tipis.

"Minggir sayang." ucapan Byan membuat satu kelas kaget secara bersamaan. Mereka takut pendengaran mereka sedang bermasalah.

Kenapa ga di taro dimeja aja sih?!

Nana yang sadar membuat situasi semakin canggung berpindah ke tempat duduknya. Ia menatap Byan dengan kesal, rasa ingin menjewer telinga laki-laki itu meningkat tetapi ia urungkan niatnya kembali.

First time gue denger Byan bilang gini di depan orang lain. Bener juga sih, sebelum nya kita pernah backstreet. Tapi siapa yang ga kaget tiba-tiba diginiin. Pengen gue jewer terus jambak tuh rambutnya.

Byan tanpa rasa bersalah menaruh tasnya dan mencari buku kecil dan pulpen di dalam tas miliknya. "Nah ketemu." Byan kembali berdiri, ia melihat Nana membuang muka kearah lain.

Damn bro, pacar gue gemes banget. Maaf ya sayang, aku harus rapat OSIS.

Kemudian Byan mengelus kepala rambut Nana dengan pelan. "Byan! Ayo!" sahut seorang gadis yang menunggu Byan di depan pintu. Byan yang mendengarnya tanpa menengok hanya pasrah.

Shit, rapat OSIS. Gue jadi gabisa liat Nana lama-lama. Tapi kenapa yang jemput gue malah Ara, biasanya anggota yang lain. Gue takut Nana salah paham.

Aurel dan Shasha sedari tadi hanya pura-pura batuk dan cengengesan memperhatikan Byan dan Nana dari belakang. Tetapi drama mereka terhenti saat ada suara perempuan yang memanggil Byan di depan pintu.

Tanpa menolak, Nana dengan senang hati mendapat perlakuan Byan yang sibuk mengelus kepalanya. Tetapi perhatian nya terahlikan ketika ada yang memanggil pacarnya. Senyum Nana hilang kembali, ekspresi nya menjadi datar. Nana sengaja tidak menatap Byan sama sekali, ia tahu bahwa Ara adalah wakilnya sudah pasti mereka akan selalu bersama.

"Rel, Sha. Gue titip Nana ya, jangan biarin pergi sama cowo. Nanti malem lo berdua ikut juga buat pj nya." suara Byan sengaja ditekankan agar Ara yang didepan pintu mendengar apa yang ia katakan juga. Secara tidak langsung, Byan memberi tahu bahwa Nana kini sudah menjadi pacarnya. Tanpa pamit ke Nana, Byan melengos pergi bersama Ara.

"Asik!!!"

"Buset Na gak bilang-bilang lo udah jadian."

Nana hanya tersenyum tipis mendengar ocehan kedua teman nya. Ia melamun lantaran kepikiran soal Byan dan Ara tadi. Saat Ara baru datang saja, ia sudah memberikan tatapan tidak suka terhadap Nana. Ia takut jika suatu hari nanti akan terjadi konflik yang membuat dirinya dan Byan akan berpisah lagi.

Gak! Gue mikir apaansih kejauhan banget.

Mereka menjalani aktivitas mereka masing-masing selama berada di sekolah.

Nana yang sedari tadi bersama Aurel dan Shasha kemudian memutuskan pergi ke perpustakaan sendiri hanya untuk mengisi energi nya kembali. Ia mengisi energi untuk nanti malam sudah pasti akan bertemu dengan banyak orang, teman Byan terlalu banyak baginya. Sedangkan Nana berencana hanya membawa Aurel dan Shasha.

Byan melakukan kewajiban nya sebagai Ketua OSIS. Rapat dan melakukan Razia disetiap kelas. Lalu membuat rencana beberapa program yang akan ia laksanakan.

Bel sudah berbunyi yang menandakan usainya kegiatan sekolah. Nana, Aurel, dan Shasha bergegas untuk ke gerbang sekolah.

Terlihat dari jauh sudah banyak teman-teman geng motor Byan yang menunggu dan masih menggunakan seragam asal sekolah mereka. Banyak siswi perempuan yang bahkan teriak-teriak heboh sendiri karena semuanya memang terlihat sangat tampan.

Aurel berlari menghampiri Leon yang berada di kerumunan, mereka terlihat sangat serasi. Shasha juga memeluk Devan pacarnya yang bersebelahan dengan Leon dan Aurel.

Nana hanya menjadi nyamuk untuk melihat dua pasangan yang sedang romantis di tengah kerumunan banyak orang. Diantara banyak orang, Nana belum melihat Byan sama sekali.

Ia hanya melihat Arsen, Janu, Mahen dengan rombongan nya yang sudah stay dimotor mereka menunggu Ketua nya, Byantara. Sedangkan Raven dan Kaivan asik bercanda dan kejar-kejaran.

"Ven bentar."

"Apaan."

Kaivan menghampiri Nana yang sedang mematung diam sedari tadi. Raven mengikuti nya dari belakang.

"Duarrr." Kaivan menyadarkan Nana dari lamunan nya. Nana yang mulai tersadar reflek memukul lengan Kaivan.

"Akhh. Ngelamun aja."

"Siapa nih?" celetuk Raven yang tiba-tiba menghampiri Kaivan dan Nana. Kaivan menjitak kepala Raven ketika mendengar celetukan nya.

"Anjir. Apaan sih lo tiba-tiba ngejitak." protes Raven ingin menjitak balik kepala Kaivan. Nana hanya menonton drama dua laki-laki di depan nya ini sambil menahan tawa.

"Tolol sih lo. Pacarnya si Byan ini anjir." cibir Kaivan yang membuat Raven mangap tidak percaya.

"Serius lo? Cantik begini masa pacarnya Byan. Ga-" ucapan Raven terpotong saat tiba-tiba ada tangan yang menyomot bibirnya layaknya menyomot sambal. Raven tidak menyadari ada laki-laki yang menghampiri mereka di belakang Nana.

"Mau bilang apa lo hah?" tanya Byan yang sudah berada di sebelah Nana. Kaivan sibuk tertawa lepas saat Raven ketauan ingin menghina Byan.

"Mmmm mmm." Raven yang bibirnya ditahan membuat ia tidak bisa berbicara. Byan melepaskan tangan nya dari bibir Raven.

"Udahlah. Bibir lo makin kaya bebek ntar."

Selepas itu mereka beramai-ramai pergi untuk berkeliling kota. Saat matahari mulai terbenam mereka pergi ke salah satu restoran. Karena gratis semua teman-teman Byan makan sepuasnya sampai kenyang.

Duo couple yaitu Aurel dan Leon, Shasha dan Devan, mereka melakukan adegan romantis di depan Byan dan Nana. Karena mereka satu meja otomatis Byan dan Nana memperhatikan duo couple itu.

Byan yang iri kemudian membuka mulutnya sambil menutup matanya dan menghadap Nana berharap pacarnya juga menyuapi dirinya.

"Aaaaaa."

Nana yang melihat tingkah laku Byan tersenyum tipis. Ia menaruh beberapa daging di selada lalu bawang putih dan wasabi yang cukup banyak. Lalu memasukan semuanya langsung ke dalam mulut Byan.

Byan membuka matanya dan tersenyum menatap mata Nana. "Mmm mmm." Byan menunjuk bibir nya yang penuh dan masih mengunyah perlahan. Nana yang peka langsung mengambilkan air minum untuk Byan. Laki-laki itu bernafas lega sebelum menatap Nana dengan tajam.

"Maaf." Nana menunduk merasa bersalah takut Byan akan memarahi dirinya apalagi di depan Leon, Aurel, Shasha, dan Devan.

Kenapa jadi lucu gini sih pacar gue. Gabisa marah kalo gini jadinya.

Byan tersenyum tipis lalu mengelus rambut Nana. "Gapapa, makan lagi cepet." Nana menggangguk senang melihat reaksi Byan.

"By, kalo gue jadi lo sih udah gue jewer telinga si Nana." celetuk Leon yang mendapat tatapan tajam dari Nana.

BYANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang