Warna jingga telah mendominasi langit ketika pasukan Asteria tiba di sebuah pedesaan yang terletak di kaki bukit. Desa itu bernama Desa Patrow, dikenal sebagai desa para pengrajin gerabah yang menyuplai barang-barang yang terbuat dari tanah liat untuk dijual ke seluruh pelosok Kerajaan Asteria.
Dari kejauhan, tampak para warganya sedang beraktivitas seperti biasa. Suara tawa anak-anak yang sedang bermain dan berlari-larian secara tidak langsung menjadi bukti bahwa kedamaian tengah mewarnai tempat itu.
Desa itu terlihat sangat aman dan tentram.
Tapi.. Justru disitulah letak keanehannya.
Desa Patrow seperti tidak tersentuh oleh jejak peperangan. Padahal jaraknya tidak sampai satu hari perjalanan menuju perbatasan yang kabarnya telah menjadi lautan abu. Dan kalau dihitung berdasarkan waktu dimana kerajaan menerima kabar tersebut, maka seharusnya Desa Patrow juga telah rata dengan tanah disaat rombongan Asteria masih dalam perjalanan.
Raja Gavin yang berjalan di barisan terdepan bersama Ser Jaime di sisinya melihat semua kejanggalan tersebut. Ia merasa sangat heran dan tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Tentu, ia senang karena ternyata ketakutannya selama perjalanan tidak menjadi kenyataan. Tapi sekarang ia jadi bertanya-tanya, kenapa Kerajaan Esgalduin tidak langsung menyerang wilayah tersebut padahal Desa Patrow adalah desa terdekat dari wilayah perbatasan?
"Ser Jaime," panggilnya setelah lama merenung.
"Ya, Yang Mulia?"
"Kita akan beristirahat disini untuk malam ini. Sementara itu, cobalah untuk mencari tahu apakah ada informasi tentang Kerajaan Esgalduin yang mungkin singgah atau melewati desa ini," titahnya.
"Baik, Yang Mulia."
Segera Ser Jaime melaksanakan perintah yang diberikan Raja Gavin. Ia mengkomando bawahannya untuk langsung membangun kamp di tanah lapang yang tak jauh dari Desa Patrow.
"Sekarang, adakah seseorang yang bersedia untuk ikut denganku ke desa itu?"
Beberapa orang termasuk Everyn mengangkat tangan. Dan terhitung, jumlah mereka ada empat orang yang pergi menuju Desa Patrow.
"Kemana kita akan pergi, Komandan?" tanya Lucas.
"Desa ini tidak terlalu luas dan hal itu akan sangat memudahkan kita untuk mencari informasi. Tapi sebaiknya kita tetap berpencar agar selesai lebih cepat," kata Ser Jaime. "Lady Ryn akan ikut denganku sementara kalian berdua bisa pergi menuju tavern terdekat. Tanyakan apakah ada informasi penting mengenai Kerajaan Esgalduin. Jika urusan kalian di sana sudah selesai, kita bertemu lagi di sini."
"Baik, Komandan."
Lucas dan seorang prajurit yang pergi bersamanya langsung berkuda ke sebelah kanan menuju bagian timur Desa Patrow. Sementara Ser Jaime mengambil arah sebaliknya bersama Everyn.
"Ser Jaime. Aku mengenal seseorang yang tinggal di desa ini. Mungkin kita bisa menanyakan sesuatu kepadanya karena dia cukup sering keluar masuk desa," usul Everyn.
"Baiklah. Tunjukkan jalannya."
"Kalau begitu, ayo. Rumahnya tidak jauh dari sini."
Everyn berkuda duluan untuk memandu Ser Jaime. Tak berapa lama kemudian, mereka sampai di sebuah rumah kecil yang terletak hampir di ujung desa.
Di halaman rumah itu terdapat sebuah lahan yang ditanami berbagai macam tanaman yang tidak diketahui namanya oleh Ser Jaime. Tapi tanaman-tanaman itu cukup akrab di matanya karena ia sering melihatnya di kebun herbal milik Everyn yang ada istana.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUNAVALE : The Tale of The Lost Kingdom [TAERIN]
FanfictionKedamaian yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Kerajaan Asteria harus kembali terusik akibat penyerangan yang dilakukan oleh Kerajaan Esgalduin. Dugaan kuatnya, semua itu bermula atas sebuah kesalahpahaman. Terjebak dalam situasi genting...