III; FEELS

1 1 0
                                    

Now playing: Labrinth - Feels



"Bisa nggak sih kalo masuk kamar tuh ketok dulu atau minimal assalamualaikum kek!"

Savir memutar bola matanya malas dan melempar tiga goodie bag besar berisi oleh-oleh yang dibelinya special dari Bali untuk Alexa. Lelaki itu masa bodoh dengan Alexa yang sibuk membuka satu persatu goodie bag itu. Ia ingin tidur saja.

"My goodness! Kangen banget deh makan pie susu Bali!" Alexa membuka satu bungkus pie susu dan memakannya. Matanya terpejam menikmati manis dan crunchy pai susu itu. "Perfecto!"

Tangannya membuka goodie bag lain yang berisi macam-macam bikini dengan berbagai macam warna dan motif. Ada juga beach set, baju barong, backless dress, boho dress, dan masih banyak lagi. Alexa menggeleng melihat oleh-oleh yang diberikan Savir padanya sebanyak itu. Namun tak ayal, dirinya senang dan mencoba-coba semuanya di depan standing mirror.

Tinggal sisa satu goodie bag berwarna hijau toska. Alexa membukanya dan terkejut melihat straw women summer hat berwarna putih lengkap dengan pita hitam yang melingkari topi itu. So pretty. Sepucuk surat jatuh saat Alexa mengeluarkan topi itu dari goodie bag.

To Alexandra...

Kening Alexa mengernyit saat membacanya. Tidak mungkin 'kan Savir mau repot-repot menulis surat untuknya? Alexa membuka surat itu dan mulai membacanya.

Hay, been a long time we're not seeing each other. Miss you so bad, not gonna lie! How's going on? I really need to see you but I can't. So chaotic here. Hope we will see asap. Here is, I gave you some souvenir typical Bali. Hope you like it, babe. Ah, ya... aku titip Savir sama kamu ya? Bilangin jangan suka begadang and drink too much. Titip salam juga ke dia, tolong bilangin aku sayang banget sama dia dan sampaikan maafku udah ngecewain dia kemarin. Aku kangen dia... kamu juga. Kalo lagi di Bali bilang ya? Biar kita bisa hangout bareng. Love ya, Alexandra <3

Sincerely,

Pevita Gracia.

Alexa menghapus air mata di sudut matanya. Matanya melirik Savir yang sedang tengkurap menghadap kiri berhadapan dengan dirinya. What Pevita been done with Savir? Apa mereka tidak benar-benar healing bersama saat di Bali? Alexa memaklumi Pevita adalah seorang model dan project summer ini membuat Pevita mengharuskan untuk menetap di Bali selama kurun waktu yang tidak ditentukan.

Alexa paham Savir tidak menyukai itu. Savir tidak menyukai Pevita yang sibuk dan acuh pada dirinya-terlebih dia juga tidak ingin Pevita drop nantinya. Pernah sekali Savir membujuk Pevita untuk berhenti menjadi model dan beralih menjadi sekretaris pribadinya di perusahaan cabang milik Papi-nya. Pevita is Pevita, then Savir though. Alexa sadar mereka memiliki rasa sayang namun mereka kubur dalam-dalam rasa itu sampai mereka lupa rasa itu semakin membuncah setiap detiknya dan hancur setiap mereka menyadari itu.

Alexa menghela nafas panjang. Savir itu terlalu jauh baginya. So hard to reach him even while he's not aware it. Savir terlalu pandai memainkan perannya. Dan Alexa yang terlalu bodoh tidak bisa mengerti.

Kakinya melangkah menuju ranjangnya. Duduk tepat di depan Savir. Jari-jari lentiknya menyisir surai halus milik Savir. Dari kecil Savir selalu menganggap Alexa adiknya. Savir selalu menjaga dirinya. Alexa nyaman berada dekat Savir karena merasa ada yang menjaganya dan berperan layaknya seorang Abang-meskipun umur mereka sama. Alexa mendongak menghalau air mata yang siap tumpah.

AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang