💜💜
.
.
.
Awal mula masa pemberontakan Sasuke pada keluarganya itu bisa dikatakan dimulai ketika ia berusia 1 tahun. Yap! Satu tahun.
Saat itu pesta perayaan ulang tahun Sasuke yang pertama. Ada bagian acara yang disebut dengan 'Erabitori.', yang dapat diartikan sebagai memilih dan mengambil.
Sesuai dengan namanya, tradisi ini dilakukan dengan cara orangtua dari sang bayi meletakkan beberapa barang seperti pensil, lembaran uang, alat masak, buku, peralatan olahraga atau instrumen musik, dan lain-lain. Setelah semua barang tersebut diletakkan, bayi akan dibiarkan merangkak atau berjalan menuju ke barang-barang tersebut, dan barang pertama yang dipilih merupakan barang yang menentukan masa depan sang bayi.
Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, dan sebagian besar paman dan bibi Sasuke yang saat itu berprofesi sebagai seorang dokter tentu mengharapkan Sasuke akan mengambil stetoskop, yang dimana melambangkan seorang dokter.
Sebelumnya, lima tahun yang lalu, Itachi, kakak Sasuke telah memberi kebanggaan kepada keluarga besar Uchiha karena memilih stetoskop tersebut. Mereka berharap Sasuke juga akan memilih benda tersebut kali ini.
Namun sangat disayangkan, Sasuke tidak memilih stetoskop, sebaliknya dia mengambil sebuah borgol.
"Huh?!"
"Siapa yang meletakkan borgol di situ?"
"Memangnya apa arti dari borgol itu?"
"Polisi? Jaksa? Hakim? Mungkin juga pengacara?"
"Pengacara tidak masuk. Borgol itu untuk menangkap seseorang, sedangkan pengacara membantu membebaskan seseorang."
"Begitukah?"
Setelahnya keheningan. Semua anggota keluarga tampak hening setelah itu. Hanya suara ketukan dari borgol yang sekarang sedang dimainkan oleh Sasuke yang terdengar. Melihat itu sang kakak, Itachi ingin menghampiri sang adik dan bermain dengannya namun, tangan Itachi di tahan oleh sang ayah.
.
.
.
Sejak saat itu, Sasuke tumbuh tanpa perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya hanya fokus pada sang kakak dan Sasuke secara penuh diasuh oleh seorang bibi pengasuh.
"Sasuke tahu apa nama benda di tangan Sasuke sekarang?" Tanya sang bibi di depan Sasuke berusia 5 tahun yang sedang bermain dengan boneka dinosaurusnya.
"..." Tidak ada jawaban. Sasuke hanya menatap sang bibi dan boneka dinosaurus di tangannya secara bergantian.
Sang bibi tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya. Sasuke sudah berusia 5 tahun, tapi belum ada sepatah kata yang bisa dia ucapkan dengan jelas. Sasuke juga jarang menangis dan protes jika ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, Sasuke hanya akan merajuk dan menghindar. Karena itu, suara Sasuke benar-benar jarang terdengar.
Sasuke sangat pendiam. Terlalu pendiam.
Melihat wajah khawatir sang bibi, Sasuke berusia lima tahun mengedip-ngedipkan matanya bingung. Dia membuka mulutnya kemudian menutupnya lagi. Begitu berkali-kali. Sasuke tampak ragu-ragu. Hingga...
"Dino?" Sasuke memiringkan kepalanya, menatap sang bibi dengan antusias. 'Benarkan?' Pertanyaan itu terlihat jelas di mata kelamnya yang bulat.
Mendengar suara dan melihat tingkah laku Sasuke, membuat sang bibi tersenyum senang. Dan melihat senyum sang bibi, Sasuke pun ikut tersenyum dengan imutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta, Ego dan Rasa bersalah | Sasuhina x Neji
FanfictionSasuke benci cinta, dia tidak ingin menjalin dan terikat oleh suatu hubungan dengan siapapun. Namun karena cinta satu malam singkat yang dia lalui di hari pertamanya kembali di Jepang, membuat dirinya harus berurusan dengan hal yang sangat dibenciny...