10. Ego (3)

233 37 7
                                    

💜💜

.

.

.

Cafe milik Naruto.

Saat ini Hinata dan Sasuke sedang berada di kafe milik Naruto. Hinata memesan secangkir cappuccino dan sebuah cinnamon roll sedangkan Sasuke hanya memesan segelas ice americano, Sasuke tidak suka makanan dan minuman manis.

"Kau sengaja memilih kafe ini?.", tanya Sasuke. Sejak tadi dia benar-benar tidak nyaman dengan tatapan yang diberikan oleh pria pirang berseragam barista di balik meja barista tidak jauh dari meja pengunjung tempatnya bersama Hinata sekarang.

"Tadi anda sudah sepakat.. saya hanya akan ikut, jika saya yang menentukan tempat obrolan kita."

"Baiklah..-." Sasuke mengalah. "-tapi Hinata, kau tidak perlu memakai bahasa sesopan itu denganku." Lanjutnya kemudian.

Sasuke tidak suka mendengar Hinata berbicara dengan bahasa formal kepadanya. Itu benar-benar seperti Hinata membuat dinding batas tebal di antara mereka yang tidak bisa Sasuke lewati.

"Akan say.. akan kucoba." Jawab Hinata kemudian.

Sasuke tersenyum tipis sebagai balasan. Tapi bukannya lurus ke arah Hinata, senyuman merujuk seringaian itu tampak tertuju ke arah hidangan makanan penutup di atas meja di hadapan Hinata. Mata Sasuke tertuju ke arah cinnamon roll yang sekarang tinggal setengah.

Hinata menatap Sasuke aneh karena itu. Kenapa Sasuke memberikan tatapan seperti itu pada cinnamon roll miliknya?. Apa Sasuke mempunyai fetish yang aneh?.

"Ternyata memang benar."

Ucapan Sasuke yang tiba-tiba, membuat Hinata sedikit tersentak kaget.

"Apa yang benar?."

"Cinnamon roll. Itu makanan kesukaanmu kan?."

Hinata mengangguk pelan hati-hati dengan tatapan curiga. "Bagaimana kamu bisa tahu?."

"Rahasia."

"Neji?."

"Bukan dari Neji, tapi dari seseorang yang lebih spesial. Mungkin..."

"Hah?."

Hinata mengernyit. Entah kenapa Sasuke semakin aneh dan mengesalkan di pandangan Hinata. Cara bicaranya sangat menjengkelkan.

Kira-kira siapa orang yang lebih spesial yang dimaksud itu?. Entahlah... Hinata pikir, topik pembicaraan ini tidak perlu dilanjutkan.

Dengannya, hanya sampai di situ dan percakapan mereka berakhir.

Orang terdekat mereka sangat tahu, Sasuke dan Hinata itu sama-sama mempunyai karakter yang pendiam. Mereka bukan tipe yang mudah membuka percakapan, apalagi membuka topik percakapan baru.

Hinata menunggu Sasuke mengatakan tujuannya menculik dirinya (mengajaknya bicara berdua).

Dan Sasuke menunggu Hinata menanyakan kenapa Sasuke menculiknya (mengajaknya bicara berdua).

Mereka sama-sama menunggu.

.

Tadi Sasuke sudah membuka percakapan dua kali, setidaknya sekarang giliran Hinata yang memulai percakapan mereka. Begitu pikir Sasuke. Tapi sepertinya Hinata benar-benar bukan tipe orang yang pintar membuka percakapan.

Jujur saja, jika bukan karena pengajaran yang diberikan Kakashi sebelum Sasuke pergi mengajak Hinata tadi pagi, mungkin benar hanya akan ada keheningan di antara mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta, Ego dan Rasa bersalah | Sasuhina x NejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang