04

16.6K 1.9K 75
                                    

Seperti yang sudah di bicarakan semalam, jika Arsa akan pergi ke sekolah hari ini, awalnya Arsa ingin menolak untuk ke sekolah, bagaimanapun juga ia baru saja pulang dari rumah sakit dan baru selesai melakukan operasi besar, bahkan sampai saat ini Arsa masih tidak ikhlas 1 ginjal nya di ambil begitu saja.

Arsa menuruni anak tangga dengan lesu, padahal sudah ada lift tapi Arsa memilih untuk menggunakan tangga, berpikir jika ia harus sedikit berolahraga saat tadi melihat perut nya penuh dengan lemak.

Arsa berjalan ke meja makan dan hanya ada dirinya saja.

Ia mengedarkan pandangan nya, mencari kemana semua orang ? Sudah berangkat ? Tapi masih jam 6 pagi.

"Arsa" Arsa menoleh melihat Dhika dan Raka yang datang bersamaan dan duduk di tempat nya.

"Bagaimana tidur mu ? Kamu merasa tak enak di suatu tempat ?" Dhika memulai pembicaraan nya, jujur ia ingin melihat Arsa seperti dulu, melihat bagaimana Arsa secara terang-terangan menolak nya kemarin membuat tidur nya tak nyenyak, perasaan asing mulai menguasai nya sesaat setelah Arsa menolak nya.

Arsa diam dan hanya memperhatikan makanan yang ada di atas meja, tak berniat untuk menjadi pertanyaan dari 'abang' nya.

Dhika dan Raka saling berpandangan sebelum akhirnya mereka menghela nafasnya pelan, tapi mereka tak akan menyerah untuk mengajak Arsa bicara dan membuat Arsa untuk kembali seperti dulu.

Yaitu mengemis perhatian mereka. Ya itulah tujuan mereka.

Tak lama Mahen, Agha dan Alea datang dan langsung duduk di tempat nya, Arsa hanya melirik sekilas dan fokus dengan para maid yang mulai melayani mereka.

"Tuan muda, anda ingin sarapan dengan apa ?" Tanya maid yang melayani Arsa.

Arsa menunjuk nasi goreng yang ada di hadapan Alea.

"Ini punya Alea Abang, Alea request nasi goreng topping sosis pake ayam suwir hari ini" ucap Alea yang menarik semua nasi goreng itu mendekat padanya, mengatakan pada semua orang jika tidak ada yang boleh menamakan nasi goreng itu kecuali dirinya.

Arsa hanya memperhatikan saja dalam diam, sementara anggota keluarga yang lain justru menatap Arsa penuh harap, berharap Arsa akan mengamuk dan mengadu pada mereka karena ulah Alea, tapi kenyataan nya adalah Arsa memilih diam.

"Arsa, kamu mau makan yang lain saja ?" Tanya Mahen, Arsa menggeleng pelan.

Merasa jika ia tak akan sarapan, Arsa memilih bangun dan bergegas pergi keluar rumah membuat yang lain hanya memandang nya dalam diam.

Agha tersentak pelan saat ia ingat jika seharusnya pergi bersama Arsa ke sekolah, jadi ia langsung berlari untuk menyusul Arsa.

Di meja makan, Dhika hanya bisa menghela nafasnya panjang, Raka yang masih diam dan Mahen yang tak tau harus melakukan apa.

"Kemana kamu pergi" Agha menahan lengan kecil Arsa yang akan keluar gerbang.

"Ku mohon keluarkan suara mu Arsa, jangan menggunakan bahasa tubuh mu" batin Agha berteriak, menatap Arsa penuh harap.

"Sekolah ?" Arsa menjawab nya dengan nada tanda tanya, Agha menghela nafasnya lega karena Arsa mau berbicara.

"Pergi dengan ku" Arsa mengangguk dan menunggu Agha untuk mengambil motor nya sementara ia menunggu di sisi jalan.

"Abang !!!" Baru saja Arsa ingin menaiki motor Agha, suara Alea sudah lebih dulu terdengar membuat Arsa terpaksa untuk turun lagi.

"Abang, Alea ingin pergi bersama Abang" ucap Alea menatap Agha penuh harap.

Nathan Or Arsa ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang