II. HIDUP DAN MATI

33 11 2
                                    

Ternyata kapal ini terguncang bukan karena sisa waktu yang sudah ditetapkan, tetapi akibat mahluk aneh yang sekarang sudah berada tepat di depan kapal pesiar ini. Kapal pesiar ini memiliki ukuran yang sangat besar, namun ukuran hewan yang berada di depan 2x lipat lebih besar dari ukuran kapal ini.

Orang-orang yang berada di kapal berteriak histeris dan berlarian kesana-kesini menuju jalan keluar namun langkah mereka terus terhenti akibat kapal yang terus berguncang, namun beberapa orang ada yang terdiam di tempat sambil menangis akibat kaki mereka yang terluka dan tidak bisa berlari bahkan ada beberapa dari mereka yang tidak sadarkan diri.

Pria paruh baya itu langsung berteriak dengan keras "semuanya tenang jangan berdesak-desakan, kita harus saling membantu satu sama lain!"

Haru sedikit terkejut dengan perubahan sikap dari laki-laki itu, kemana laki-laki pesimis yang tadi meneriakinya?

Pria tersebut berlari menghampiri Haru, "Hei bocah ingusan, namamu siapa?!"

"Haru..." jawab Haru.

"Baiklah Haru seperti ucapanmu tadi, kau ingin menyelamatkan semua orang yang ada disini kan? sekarang bantu mereka yang terluka untuk keluar dari sini," perintah pria itu.

Haru mengangguk memahami ucapannya, ia langsung menghampiri satu persatu orang yang terluka dan membantunya keluar dari kapal dengan selamat.

Setelah beberapa saat berusaha, mereka hampir berhasil membawa semua orang keluar dari kapal, namun masih ada dua orang yang terluka di dalamnya seorang wanita dan seorang laki-laki dengan ukuran tubuh yang cukup besar.

Pria itu segera mengambil tindakan, "baiklah Haru. Ini misi terakhir untukmu, kau akan membawa wanita itu dan aku membawa laki-laki ini."

Haru menaikkan alisnya, "apakah paman yakin untuk menggendong nya seorang diri?"

Pria itu terkekeh lalu menepuk pundak Haru, "hei bocah, kau meremehkan aku? tunggulah aku di dermaga, aku akan menghampirimu nanti bocah kecil, setelah itu aku akan berpetualang bersamamu, terima kasih untuk kata-katamu tadi."

Haru tersenyum lalu mengangguk ia segera menghampiri wanita itu, namun saat ia ingin membawanya keluar dari aula, tiba-tiba kapal kembali berguncang, namun pergerakan kali ini terasa berbeda, ia merasa bahwa kapal bergerak menjauh dari dermaga. Haru dengan sekuat tenaga berlari menuju pintu keluar dan benar saja kapal sudah mulai menjauh dari dermaga sebab ditarik oleh kraken itu menuju laut tengah. Haru menoleh kebelakang, sudah terdapat pria paruh baya itu dengan pria berbadan besar yang berada di pundak nya.

Pikiran Haru semakin buntu, bagaimana caranya agar dia bisa sampai ke dermaga? lompat ke laut dan berenang memiliki konsekuensi yang sangat besar, bahkan bisa jadi ia mati tenggelam bersama wanita ini. Haru benar-benar dibuat kalang kabut, namun seketika otak cemerlangnya bekerja, ia teringat akan kekuatan elemental yang dimilikinya.

Haru, dengan tekad bulat, mencoba menggunakan kakinya sebagai penyaluran kekuatan. Dan, seperti keajaiban, kekuatannya mulai bekerja. Tubuhnya mulai melayang secara perlahan, seakan-akan menjawab panggilan hatinya yang mendalam. Namun, saat ia memutuskan untuk bergerak lebih lanjut, tubuhnya hampir terguncang oleh ketidakstabilan kekuatannya yang masih baru ditemukan. Dengan tekad dan fokus yang luar biasa, Haru berhasil menangani hal itu. Akhirnya, dengan senyum lebar yang penuh kebahagiaan, ia menoleh ke belakang.

"Paman, tunggu aku! Setelah ini aku akan menjemputmu!"

Lalu Haru terbang menuju dermaga, namun saat hampir sampai ia merasa kekuatannya melemah dan naasnya angin kencang yang dipicu oleh ledakan bagian depan kapal mendorongnya dengan kuat, membuatnya terpental ke dermaga bersama dengan wanita yang masih ia gendong

The Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang