Nabila kini menuju sebuah tempat di sudut ibu kota
Dengan kecepatan tinggi bersama sepedah motornya
Sebelumnya gadis itu menerima sebuah pesan chat dari seseorang yang tidak asing di hidupnya"Urus wanita gila itu ,kalo sudah tidak sanggup tembak saja kepalanya " seperti itulah isi chat yang selalu membuat gadis itu terlihat sendu dan muak
Gadis itu tiba di sebuah ruangan kecil berwarna putih
Ada wanita paruh baya yang terlihat sangat kacau
Tubuhnya tampak mengurus ,wajah cantiknya dulu kini di hiasi lebam di pelipis ,robek di bagian bibir dan air mata yang masih setia berderai di pelupuk manik milik wanita itu ..Rambut yang dulu hitam terurai panjang dan rapih itu
Kini kusut tidak beraturan jauh dari kata terawat
Sedangkan tangan yang dulu selalu mengelus sayang kini hanya bisa untuk menyakiti dirinya sendiri dan bahkan orang lain ..Gadis itu mendekat pada sang wanita itu
"Ma.. " ucapnya
Tidak ada jawaban dari sang wanita hanya ada racawan yang terdengar memilukan dari sang wanita
"Ma udah mah jangan nyakitin diri mama sendiri"
Gadis itu memeluk sang mama yang kini sedang meracaw,mengamuk sampai menyakiti dirinya sendiri dengan membenturkan keningnya ke dingding rumah sakit jiwaKini wanita gila itu berbalik menatap anak semata wayangnya itu ,seketika wanita gila itu mengamuk tidak terkendali bahkan berkali-kali mencekik,memukul,menjambak gadis yang satu taun ini rela bekerja tanpa lelah demi kesembuhan wanita yang sangat ia cintai dalam hidupnya
"Ma.., mama sadar ma jangan kaya gini terus ,please"
"Nabila cape ma,mama harus sembuh jangan gini" ucapnya putus asa seraya menangis terseduh-seduh
Mariana tidak sedikitpun perduli dengan rintihan
sang anak yang mulai kesakitan bahkan kini wajah sang gadis penuh dengan cakaran dan darah di ujung bibir karna sebuah tamparan keras..Beruntung hal itu tidak lama terjadi karna perawat datang tepat waktu ,karna mendengar keributan dari kamar mariana dan langsung menyuntikan obat penenang pada sang pasien..
"Lo gak apa-apa bil "tanya sang perawat
"Yang kaya lo liat aja bi seperti biasa" ucap nabila dengan senyum semu di ujung bibirnya"Oke sini gue obatin luka lo " ucapnya
"Thanks ya bi ,lo selalu mau gue repotin terus"
"Gak apa-apa bil santai aja" ucap perawat itu
Laki-laki yang bernama abidzar lah yang barusan menelpon nabila ,dia adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit jiwa yang salah satu pasien yang ia rawat adalah mariana ibu dari nabila aleya taqqiya"Awwwssttt.. " gadis itu meringis saat cairan antiseptik mengenai luka-luka di seluruh wajah cantiknya
"Lo kalo di bilangin ngeyel,udah gue bilang jangan deketin nyokap lo dulu dia baru aja tenang " ucapnya
Gadis itu tersenyum dan seraya membuang napasnya"Si bangsat ngapain aja kesini tadi bi?" Tanyanya
"Bokap lo gak ngapa-ngapain cuma dateng aja"
"Sama mainan barunya ?" Tanyanya lagi
Abizar hanya menaikan alis nya pertanda iya pada nabilaDua manusia itu selalu duduk berdua di kursi taman yang tidak jauh dari kamar mariana dan dengan posisi menghadap ke kamar mariana sehingga gadis itu bisa dengan jelas melihat sang mama yang tertidur dengan muka damainya karna efek obat penenang ..
Gadis itu kini menyandarkan punggung dan kepalanya di sandaran kursi taman dan mulai memejamkan mata seraya mengengadah ke langit malam ini
Menghela napas yang hampir bergetar"Bi gue balik dulu ya cape gue baru pulang kerja terus malah double job jadi samsak hidup ,gini amat hidup kalo lagi cape-capenya ,tapi thanks ya buat hari ini makasih udah selalu mau gue repotin brohh" ucapnya dengan cengirannya
"Sama-sama nona nakal ,jangan suka nyakitin diri sendiri ya, terus banyak istirahat jangan keluyuran terus ,pake jaketnya yang bener biar gak masuk angin jangan sakit nanti gue yang repot" ucap laki-laki itu seraya meresleting jaket milik nabila yang terbuka
KAMU SEDANG MEMBACA
SIAPA DIA?
Teen Fiction"Wanita seperti apa dia?yang dengan tidak sopannya menggangu pikiran ku ,sungguh bangsat!!" Rowny "Entah siapa dia?,seperti obat penenang menatap manik teduhnya membuatku seperti ada dalam dimensi penuh dengan ketenangan " powl