Chapter 5

280 36 31
                                    

"Rose!"

Satu panggilan tak membuat Wanita berambut merah muda merespon.

"Oi Rose!'

Panggilan kedua tak membuat Rose untuk berhenti.

"Yak! Rose!"

Dan panggilan ketiga membuat Rose menolehkan kepala sekilas. Ia tersenyum miring, lalu berjalan kembali tanpa mempedulikan orang yang memanggilannya.

Rose berjalan lurus menghampiri seseorang yang tengah duduk sendirian di kantin sekolah. Ia menatap penuh kebencian dan kemurkaan kepada seseorang tersebut.

"Hai, sudah lama kita tak berjumpa," sapa Rose sopan.

"Mau ada perlu apa lo sama gue?" tanya Wanita itu ketus.

Rose berbisik. "Gue cuma bilang. Selamat atas hubungan gelap kalian yang udah go public... Lisa. Gak sangka selama satu tahun lamanya kalian main api di belakang gue. Gue bakal kasih penghargaan buat pasangan terbaik deh."

Tanpa menunggu jawaban dari mantan sahabatnya itu. Rose menepuk pundak Lisa pelan, lalu melangkahkan kaki dari kantin.

"Oh iya satu lagi. Hati-hati nanti karma berkalu buat lu dan kekasih tampan lu itu." Rose tersenyum lebar.

Sosok Rose sudah menghilang dari pandangan Lisa. Lisa yang masih menunggu kabar dari Eunwoo malah bertemu dengan Rose.

Kaleng soda yang Lisa minum langsung di remuk hingga tak terbentuk. Ia sungguh kesal dengan ucapan Rose dan sangat muak bahwa fakta itu beneran akan terjadi atau tidaknya.

"Rose! Gue bakal bikin hidup lu hancur di kampus ini!" Lisa emosi.

"Kita lihat saja waktunya nanti." Lanjut Lisa tersenyum jahat.

Lisa pun berniat untuk meninggalkan kantin. Namun, sebuah tamparan kuat mendarat di pipi kanan.

Plak!!

"Sahabat macam apa lu nikung pacar sahabat sendiri dari belakang. Oh iya, mungkin lu emang bahagia kalau jadi pelakor sejati."

Perkataan sarkas Mina langsung membuat Lisa emosi. Lisa menatap tajam ke arah Mina yang masih setia juga menatap dirinya.

"Hahaha... gue nggak bakal takut sama tatapan pelakor kaya lo." Mina tertawa kecil.

"Sampai jumpa lagi... Lisa sang pelakor," ucap Mina mengelus pipi kanan Lisa yang bekas ia tampar.

Mina langsung pergi menyusul Rose. Minalah yang daritadi memanggil Rose untuk menghentikannya dari Lisa dan semua telah terjadi tanpa ia minta. Ia pun ikut melabrak Lisa dengan perasaan penuh kebencian.

"Yak! Kalian berdua memang bangsat!" seru Lisa mengeluarkan amarah.

Lisa memegangi pipi kanan yang terasa nyeri akibat tamparan Mina. Ia menghentakkan kaki keras, lalu memilih untuk pulang tanpa menunggu kabar dari Eunwoo.

~BGoSB~

Eunwoo berada di atas atap kampus. Kepulan asap membentuk lingkarang keluar dari bibir tipisnya.

Yap! Saat ini Eunwoo tengah menikmati sebatang rokok, hanya sebatang saja. Ia masih ingin mempunyai umur panjang dan selalu sehat.

"Gila! Kalau lagi stress emang paling enak ngerokok ya bro." Hyunbin berkata sambil melirik ke arah Eunwoo.

"Biasa ajah." jawab Eunwoo dengan ekspresi datar.

Eunwoo memandangi langit yang mulai gelap. Ia sudah empat jam lamanya berada di atap kampus bersama Hyunbin. Lebih tepatnya Hyunbin yang menyusul dirinya dengan alasan khawatir, padahal Hyunbin hanya ingin bolos kelas.

"Hahaha... biasa ajah tapi lu nikmat banget gue lihat," ledek Hyunbin.

Eunwoo diam. Ia malas terlalu mengeluarkan suara jika berhubungan dengan Hyunbin. Jika Eunwoo ladenin yang ada Hyunbin akan tambah banyak bicara dan Eunwoo hanya ingin ketenangan saat ini.

"Bro," panggil Hyunbin sambil mematikan batang rokok keempatnya.

"Hmm," sahut Eunwoo malas. Ia juga sudah menghabiskan satu batang sekitar satu menit lalu.

"Lu ada masalah apa sih? Ceritalah sama gue." Hyunbin menatap Eunwoo menunggu jawaban.

"Gak ada." Eunwoo menjawab singkat.

Hyunbin menghela napas kesal. Ia sungguh tahu bahwa hati Eunwoo sedang tidak baik-baik saja sejak sahabatnya itu putus dengan sang mantan Rose.

Awalnya Hyunbin kesal dengan kelakuan 'brengsek' Eunwoo yang menduakan hati Wanita sebaik dan pengertian seperti Rose. Dan kesalahan fatal Eunwoo ia berselingkuh dengan Lisa sahabat baik Rose.

Padahal Hyunbin sudah sering menasehati serta mengingatkan, tetapi itu semua hanya dianggap angin lewat saja oleh Eunwoo. Kini sepertinya sahabatnya itu sangat menyesal atas kejadian yang telah ia buat sendiri.

"Ini pasti gara-gara Rose kan." Hyunbin menebak.

Dan itu tepat sasaran. Atensi Eunwoo beralih ke sisi kanan dirinya duduk yaitu Hyunbin. Eunwoo seakan ingin menerkam dan mencabik sosok Hyunbin sekarang.

"Hahaha... biasa ajah kali," ledek Hyunbin tak takut.

"Mending lu pergi dari hadapan gue. Gue lagi muak lihat muka lu itu!" Eunwoo sarkas.

"Bro. Penyesalan selalu datang belakangan." Hyunbin menepuk pundak Eunwoo pelan. Ia pun beranjak pergi karena langit semakin mendung.

Sosok Hyunbin sudah pergi pertanda suara pintu atap kampus tertutup. Eunwoo mengacak-acak rambut kasar.

"Arghh!"

Perkataan Hyunbin benar. Ia sangat menyesali keputusan bodoh yang diambil. Ingin rasanya Eunwoo memutar waktu kembali.

Ponsel Eunwoo terus berdering. Itu panggilan dari sang kekasih Lisa. Namun, Eunwoo lebih mengabaikannya dan merenungi sosok Rose sang sangat ia susah lupakan sejak putus.

"Rose... apa bisa lo maafin gue," gumam Eunwoo lirih.

Dan tetes demi tetes air hujan mulai turun. Tubuh Eunwoo perlahan basah memandikan hujan. Ia tak bergeming sedikit pun.

Eunwoo menangis dalam diam di tengah hujan turun. "Woo kangen sama Ochi."

~BGoSB~

Rose telah sampai di rumah. Ia bersyukur hujan datang di saat ia sudah tak lagi berada di jalan pulang.

"Hujan... mengingatkan gue tentang kesedihan di hati ini," ucap Rose memandangi rintikan hujan di balik jendela balkon kamar.

"Hahaha... kadang perasaan sakit hati susah menghilang. Padahal gue benci banget sama semua perasaan ini."

Rose tertawa kecil. Ia sungguh bodoh masih mengingat tentang sosok mantan yang sifatnya sangat memuakkan.

"Gue harus move on!" seru Rose menyemangati diri sendiri.

Rose sudah berjanji pada diri sendiri serta orang-orang tersayang disekelilinginya. Ia harus menjadi sosok kuat dan tak pernah rapuh sedikt pun.

"Lebih baik gue mandi lalu nonton drakor." Rose melirik sekilas langit, lalu beranjak pergi menuju kamar mandi.

Setelah Rose selesai mandi, ia sudah berpakaian santai ala rumah. Televisi berukuran besar menjadi teman Rose sejak dulu. Ia selalu terhibur dengan acara televisi dan tentunya drakor nomor satu.

Satu jam lamanya Rose menonton drakor. Ia tertawa kecil sampai gemas dengan kedua pasangan yang tengah kencan di kafe.

"Hahaha... gue ngefans banget sama Kim Bum. Andai aja gue bisa ketemu Kim Bum langsung. Ahh! Pasti bahagia banget!" pekik Rose senang.

Rose melirik ke arah ponsel. Sebuah panggilan masuk dengan tertulis nama 'Woo' di layar ponselnya.

Deg!

Seakan waktu berhenti di sekitar Rose. Ia tak tahu harus berbuat apa saat ini. Rose sangat dilema.

~to be continue~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Girl or Sad Boy ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang