Riuh sorak-sorai anak-anak di salah satu taman kanak-kanak menghiasi waktu istirahat di sana. Di setiap sudut taman kanak-kanak itu, dipenuhi oleh anak-anak yang bermain.
Banyaknya wahana permainan juga menjadi salah satu faktor anak-anak di sana menjadi riang gembira. Salah satunya adalah ayunan. Yang merupakan wahana permainan yang paling digemari.
Dari banyaknya anak-anak di sana, ada salah satu anak perempuan yang hanya diam melihat teman-temannya asyik bermain.
Namanya Gendis Lembayung. Gadis kecil pemilik senyuman manis, rambutnya dikepang dua dan dilengkapi dengan jepit rambut berwarna merah. Gadis kecil itu memang dikenal pendiam sejak pertama masuk ke taman kanak-kanak itu. Bahkan ia hampir tidak mempunyai teman sama sekali.
Tiba-tiba dari arah yang tidak terduga, ada seorang anak laki-laki yang berlari ke arah Gendis sembari membawa sebungkus permen lollipop. Lantas menyodorkan lollipop tersebut pada Gendis.
Gendis pun menatap lekat mata anak laki-laki itu. "Kamu siapa?" tanya Gendis bingung. Kepalanya ia miringkan sedikit. Terlihat lucu di mata anak laki-laki itu.
"Lollipop ini untuk kamu. Dari aku yang paling tampan di seluruh dunia," ucap anak laki-laki itu dengan percaya diri. Setelah memberikan lollipop itu, ia melenggang pergi menjauh dari tempat Gendis.
"Anak aneh," celetuk Gendis.
Gendis menatap punggung anak laki-laki yang sudah menjauh itu. Kemudian beralih pada lollipop yang berada di genggamannya. Ada surat di sana. Dengan serius, Gendis membaca surat itu. Walaupun tulisannya tidak terlalu jelas dan susah untuk dibaca. Sehingga kalimat terakhir yang tertulis di surat itu membuat Gendis mengernyitkan dahinya.
"Byakta Madaharsa."
The Old Us
- Kita yang Dulunya Pernah Bersama -
Written by Illa Wardoyo
KAMU SEDANG MEMBACA
The Old Us
Teen FictionByakta dan Gendis, mereka berdua adalah sahabat kecil. Hampir tidak bisa dipisahkan walau hanya sedetik saja. Namun sialnya, semakin bertambahnya usia mereka, rasa sayang yang dulunya adalah rasa sayang terhadap sahabat, kini tumbuh menjadi rasa ter...