Bab 3 : Rindu berhaluan

216 36 5
                                    

Dan penyakit rindu itu tidak ada obatnya kecuali bertatapnya antara mata dengan mata.

Tengku pena

Suara gemericik air dari air keran menambah ritme jantung. Udara dingin menyalami kulit, memutari badan yang hening terpaku mentap ke depan.

Ummi terlihat tersenyum.

"Matiin air kran nya Na, mubazir airnya," ujarnya.

Rayna terkesiap, lantas buru-buru mematikan kran untuk wudhu yang sempat Rayna nyalakan tadi.

"Ummi ke masjid duluan ya," ujarnya sambil lalu.

Rayna mengangguk, menghela nafas panjang. Sepertinya Ummi tidak memergoki gemerutu perasaannya tadi. Rayna lekas mengambil wudhu dan masuk ke dalam masjid. Ummi terlihat menunggunya, mengajaknya shalat berjamaah.

Selepas shalat, Rayna melipat mukena  menyimpannya di tempatnya.

"Tumben belum pulang?" tanya Umi

"Ban motor bapak pecah Mi, jadi bapak kembali ke desa untuk dibenerin dulu,"

"Ya udah pulang bareng saja, keburu sore nanti. Malam kan kamu harus ngaji,"

Rayna kikuk mengangguk.

"Rayna telpon bapak dulu," ujarnya.

Ummi mengangguk, mereka beriringan keluar masjid. Di pelataran masjid, Abah beserta Abbas sudah menunggu.

"Rayna di sini," ujar Abah.

"Iya dia pulang sekolah, biasanya dijemput bapaknya tapi hari ini ban motornya pecah," jelas Ummi.

"Ya udah pulang bareng kami saja, telpon Bapakmu Imran, kamu pulang bersama kami," ajak Abah.

Rayna mengangguk, menjauh sebentar untuk menelpon bapaknya. Dari seberang telpon bapaknya mengiyakan dengan lega karena ban nya belum selesai ditambal.

Rayna pun pulang, duduk di jok belakang mobil belakang bersama Ummi. Sesaat suasana hening sampai Abah membuka suara.

"Gimana sekolahnya Na? seru?" tanya beliau.

"Seru bah, bisa ketemu ragam pribadi manusia," jawabnya.

"Jaga pergaulannya di sana ya, pasti banyak lelaki yang naksir kamu kan?" tanya Abah.

Ummi terkekeh, melihat wajah Rayna memerah.

"Abah pertanyaannya, Rayna malu kan bah," ujar Ummi.

"Katanya masa putih abu itu menyenangkan, mulai mengenal cinta-cintaan tapi awas jangan terjebak dengan hiasan-hiasan syaitan terhadap hubungan antar lawan jenis. Banyak kasus di luaran sana yang miris dan ironis. Godaan itu banyak, mawas dirilah kamu sebagai perempuan," nasehat Abah.

"Iya bah, Insya Allah," jawab Rayna.

"Banyak cowok yang suka godain Na? tanya Ummi.

"Gak banyak sih Mi, ya tapi ada," jawab Rayna.

"Rayna suka juga tidak sama cowoknya?" tanya sebuah suara lain. Bukan Ummi ataupun Abah.

Dua TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang