BAB 1

16 3 0
                                    

🧤

Seorang gadis dengan make up menor dan pakaian ketat yang melekat di tubuh nya berlari ke arah parkiran dengan begitu tergesa. Ia bahkan bebarapa kali menyenggol siswa siswa yang berjalan menuju parkiran.

Begitu banyak umpatan yang di terimanya karna tak sengaja menyenggol mereka, tapi ia tak perduli. Karna tujuannya hanya satu, parkiran.

Nafasnya tak beraturan saat sampai di area parkiran, ia berjongkok menjadikan lututnya sebagai tumpuan. Belum sempat 3 menit ia mengistirahatkan tubuhnya, gadis itu kembali berlari ke segerombolan pemuda yang berada tak jauh darinya.

"HAFIZ" teriakan tersebut, sontak membuat sang pemilik nama menoleh ke sumber suara. Seketika ia berdecak kesal ketika melihat siapa yang telah meneriaki namanya di tempat umum, tanpa rasa malu sedikit pun!.

Dia ANNACHI ZAHIRA AZALFA, gadis yang begitu menggilai dirinya. Mengejarnya tanpa lelah, bahkan merendahkan dirinya sendiri. Sudah 6 tahun berlalu, tapi perjuangan Annachi untuk mendapatkan cintanya tak pernah berbuah sedikitpun. Semuanya berujung sia-sia.

Ia menggangap Annachi tak lebih dari sekedar hama yang begitu haus akan kasih sayang. Hafiz begitu membenci gadis yang kini sudah menempel padanya tanpa rasa malu, sudah selayaknya parasit. Bahkan, ketenangan dalam hidupnya seketika sirna semenjak ia mengenal gadis yang sialnya adalah adik dari sahabat nya.

Ia muak dengan Annachi semua yang gadis itu lakukan terlihat menjijikkan di matanya. Termaksud mencari perhatiannya sampai-sampai memakai dandanan menor dan juga pakaian ketat.

"Lepas" Hafiz menggeram marah ketika gadis itu tak menghiraukan perkataannya untuk melepaskan rangkulan pada lengan nya.

"Acii lepas" bukannya melepaskan rangkulannya, Annachi malah memberikan senyum manis yang terlihat menjijikkan di matanya. Kekesalan Hafiz seketika memuncak, ia dengan tak berperasaan menyentak kasar tangan Annachi dan mendorongnya keras.

Brukk!!

Annachi sedikit meringis ketika punggung nya membentur dinding dengan begitu kencangnya. Bahkan, kepalanya sedikit terpentok dinding keras itu.
Tak memerdulikan rasa sakit yang di rasa, ia kembali mendekat dengan senyum manisnya seakan tidak terjadi apa apa.

"Hafiz pulang bareng yah" tak jera. Annachi kembali memegang lengan Hafiz.

"Gak" ia menolak mentah-mentah ajakan Annachi yang selalu di lontarkan saat pulang sekolah. Ia kembali menyentak tangan Annachi, lalu dengan cepat mengambil tissue basah di dalam tasnya. Laki-laki itu segera mengusap lengan nya yang sempat di sentuh oleh Annachi menggunakan tissue basah tersebut.

Sedangkan gadis itu, hanya mampu terdiam melihat perlakuan Hafiz. Ia sudah terbiasa.

Namun jujur saja, ia masih merasa tersinggung. Perlakuan itu hanya akan Hafiz lakukan ketika ia memegang nya. Seakan-akan, ia adalah sampah yang begitu kotor.

"Hafiz pulang bareng yah" ia kembali merengek pada Hafiz, membuat pemuda itu benar-benar terlampau kesal pada gadis berdandan menor ini.

"GUE BILANG GAK YA GAK, GUE GAK SUDI PULANG SAMA PARASIT SEPERTI LO" lagi!!. Hafiz mengucapkan kata-kata tersebut dengan entengnya, tanpa memikirkan perasaan Annachi sama sekali.

"Tapi-"

"Gue mau pulang bareng Tiara, lo bisa pulang sama abang lo" setelah mengatakan itu, Hafiz segera menancap gas menuju arah gerbang.

Netra Annachi tak pernah lepas dari laki-laki yang selama 6 tahun ini ia puja. Tangan lentik gadis itu langsung terkepal dengan erat, ketika melihat Hafiz terlihat begitu manis memperlakukan seorang gadis yang seumuran dengan nya.

Change In The AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang