Sudah dua minggu Zea tinggal bersama Halmoni dan karena kerjaan Zea cuma makan dan tidur Halmoni tak segan-segan memarahinya. Tenang saja Zea bukan tipe orang yang baperan, Ia sudah terbiasa dengan kata-kata tajam Halmoni.
"Halmoni, Zea mau keluar dulu"
"Mau kemana? Banyak orang-orang jahat disini"
"Cuma sebentar, jalan-jalan"
"Cari kerjaan sana. Makan tidur seperti babi"
"Iya-iya ngomel mulu"
"Jangan sampai malam"
"Iye"
Zea keluar dari pekarangan rumah itu dan berjalan-jalan menghirup udara segar.
"Koreyaaaaa"
Zea bermain di taman sambil berguling-guling disana. Tidak disangka gadis tengil itu bisa sampai di negara impiannya. Negara yang diperjuangkannya mati-matian. Zea menatap orang berlalu lalang dan tanpa sengaja gadis itu melihat seorang yang tidak asing. Zea berpikir sejenak dan teringat bahwa orang yang dia lihat adalah orang yang menipunya kemarin.
"Yaaaa!!!!"
Merasa diteriaki pria itu lari dan Zea pun mengejarnya. Mana mungkin Zea mengikhlaskan uang saku dua puluh jutanya dalam sehari. Hanya orang bodoh yang melakukannya. Merasa dikejar Zea, pria itu berlari menghindari Zea. Lima belas menit sudah akhirnya penipu itu kelelahan dan berhenti di lorong gelap yang sepi. Ia berbalik menghadap Zea yang terengah-engah.
"Woy! Balikin uang gue!"
"Bocah bodoh" Pria itu mengambil pisau dari sakunya membuat Zea agak ragu untuk melanjutkan aksinya.
"Balikin engga! Anjir gue ngga makan seminggu gara-gara lo!"
"Gara-gara anda saya jadi buronan?"
"Bener. Jadi buronan lo sekarang"
"Walaupun saya jadi buronan uangmu juga tidak akan kembali"
Zea menekan nomor polisi dari ponselnya. Pria itu menepis tangan Zea dan menyayatnya. Darah keluar banyak dari tangan kecil itu. Suara mobil polisi terdengar dari sana membuat buronan itu melarikan diri.
Zea dilarikan ke rumah sakit terdekat dan mendapatkan perban ditangannya. Ia kemudian keluar dari rumah sakit dengan wajah ditekuk lagi.
"Langganan rumah sakit gue mana mahal nggak ada BPJS"
Zea pulang ke rumah dengan tangan yang ia sembunyikan dibelakangnya. Ia tidak ingin membuat halmoninya khawatir. Disana ia melihat Hyunwoo dan ketiga temannya sedang makan di pekarangan rumah. Dan satu orang yang tidak asing bagi Zea. Orang yang terkena lemparan kaleng berada bersama Hyunwoo.
"Zea darimana saja?" Tanya Hyunwoo sadar akan kedatangan Zea.
"Hyunwoo, kenal ini bocah?" Ujar Hyunjin.
"Tentu saja. Kalian kenal?"
"Dia yang aku ceritakan malam-malam ngelempar kaleng bir"
"Gue nggak ngelempar, ya" Sela Zea membela diri.
"Tidak lempar apa jelas-jelas-"
"Nggak sengaja!"
"Mana ada nggak sengaja!"
Mereka berdua bertengkar habis disana. Untung ada halmoni yang memisahkan kedua anak cerewet itu. Kini mereka berdua duduk berhadap-hadapan dengan emosi yang masih membara.
"Zea, ini Hyunjin dan Hyunjin ini Zea. Dan sebelahku namanya Hajoon. Hyunbin, Hajoon, dia asal Indonesia dan kena tipu disini" Jelas Hyunwoo.
"Dasar kaleng bir"
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE THE DAY
Teen FictionZea, gadis berusia dua puluh tahun nekat berangkat ke negara gingseng untuk bekerja namun nasib buruk menimpa hingga bertemu tiga orang pria.