2

242 37 6
                                    

Sudah satu minggu sejak pemakaman ibunda dari Sehun, namun pemuda itu tak juga menunjukkan hidungnya. Semenjak kepergian ibunya, Sehun hanya mengurung diri di kamar. Bahkan Suho dan yang lainnya harus bergantian menyusul kedalam kamar untuk menemani ia makan dan juga tidur.

Seperti seseorang yang kehilangan jiwanya, ia hanya menunjukkan pandangan kosong ke arah jendela setiap salah satu dari rekannya masuk ke kamar.

Kali ini giliran Jongin lagi yang harus membawakan makan siang si adik tercinta mereka itu.

"Yooo!!! Aku datang dengan makan siang, Hun!"  Ujar Jongin begitu membuka pintu.

Suho yang membantu membukakan pintu hanya menggelengkan kepala dengan si bocah satu ini.

"Tunggu Sehun menamparmu baru kau tau rasa!" Bisik Suho pada Jongin yang melewati dirinya.

"Pergilah hyung! Xiumin hyung akan memarahimu jika kau tak segera turun ke mobil!"

"Hey! Kau yang meminta antar!"

"Anyenyenyeee!!!!" Jongin menjawab dengan godaan membuat Suho lebih memilih segera pergi alih-alih menuruti pemuda itu.

"Kau mau buah?" Tanya Jongin pada Sehun, namun lelaki itu tak bergeming.

"Haaaahhhh...." Jongin frustasi dengan pemuda batu ini.

Ia naik ke atas ranjang, duduk disamping Sehun. Duduk tak berjarak tepat disamping kanannya, "Taukah kau? Pasti tak tau, para hyung menghawatirkan mu karena kau sama sekali tak mau makan. Apalagi terakhir makan itu semalam, Suho hyung bahkan berencana mengikat tubuhmu dan memasukkan makanan kedalam mulutmu dengan paksa." Jongin mencoba menakuti Sehun, namun lelaki itu tak bergeming.

Jongin menghela nafas berat, lalu ia melirik ke arah makanan dan juga buah apel yang sudah terpotong-potong. Tangan kanannya mencoba meraih potongan apel dengan garpu kecil, lalu mengarahkannya pada pemuda yang tengah duduk di sampingnya.

Sehun tak juga membuka mulutnya, membuat Jongin memejamkan mata erat dan mencoba menenangkan diri sendiri. Ia kemudian memasukkan apel itu kedalam mulutnya sendiri.

Saat ia menggigit apel itu, tetiba dirinya teringat bagaimana salah seorang kekasihnya yang dulu pernah menyuapinya saat sakit. Jadi, dengan inisiatif yang tinggi, Jongin meraih sepotong apel lagi, menahan potongan apel itu di mulutnya, lalu dengan gerakan cepat, wajahnya berada didepan wajah Sehun yang tengah melamun.

Sehun tentu saja terkejut dan menoyor kepala jongin dengan kesal, "Apa yang kau lakukan bodoh?"

Hap! Jongin langsung memasukkan potongan apel yang disimpannya di tangan yang lain kedalam mulut Sehun.

Tentu saja Sehun melebarkan mata dengan kesal melihat apa yang telah ia alami.

Jongin terkekeh, "Kau pikir aku akan memberikan apelnya dengan bibirku? Jangan harap! Ini tuh milik para gadis gadis!"

Sehun menghela nafas kesal sembari mengunyah apel didalam mulutnya. Ia melirik kemana makanan berada dan menemukan potongan apel yang sama. Tangannya pun terulur untuk mengambilnya, memasukkan kedalam mulut di bagian ujung apel, menahannya dengan gigi, lalu menoleh ke arah Jongin, menyodorkan tepat di bibir Jongin, membuat lelaki itu membulatkan mata.

Sehun mendorong apel itu ke arah bibir Jongin, membuat si penerima memilih untuk menggigit kecil ujung lain dari apelnya. Namun Sehun masih mendorong apel itu lagi. Saat Jongin hendak menggigit lagi, Sehun menarik cepat apel itu, lalu memberikan kecupan pada bibir pemuda yang lebih tua darinya beberapa bulan itu.

Jongin dengan cepat memundurkan wajahnya, membulatkan mata setelah mendorong tubuh Sehun.

"Hyung mencuri ciuman pertamaku." Goda Sehun membuat Jongin semakin membulatkan mata.

Jongin ingin kembali mendorong Sehun, namun tangannya malah ditarik oleh pemuda itu hingga ia tersungkur ke atas tubuh Sehun yang terbaring karena ulahnya.

"Hyung ingin menodaiku?"

"Yak! Jaga bicaramu anak sialan!" Jongin memukul dada Sehun.

Namun yang dipukul tertawa puas melihat ekspresi Jongin yang memerah entah karena kesal atau malu dengan kejadian ini.

"Aku akan adukan pada hyung yang lain kalau Jongin hyung menodaiku!"

Jongin kembali memukul Sehun begitu mendengarnya.

Pintu kamar tetiba terbuka, menampakkan Lay dan Chanyeol tengah berdiri di sana. Chanyeol membawakan jus buah dengan Lay yang hanya membawa potongan kue keju.

Mereka berempat tampak membeku hingga Sehun bersuara, "Hyung! Jongin hyung menodaiku!"

"Yak! Anak sialan! Kau bukan perempuan berdada besar! Jaga bicaramu!" Kesal Jongin yang lagi-lagi melemparkan pukulan pada dada Sehun membuat si penerima pukulan tertawa puas.

"Jongin! Kau ini kesal tapi tetap di atas tubuh Sehun, apa senyaman itu?" Goda Chanyeol sembari melangkah maju.

Lay mengangguk membenarkan ucapan salah satu adiknya itu.

Jika Lay terlihat santai setelah mendengar ucapan itu, Jongin justru cepat-cepat bergerak bangun dari posisinya.

"Bahkan Apple lebih menggoda." Ujar Jongin sarkas yang berhasil membuat penasaran semua orang disana.

"Siapa Apple?" Tanya Sehun dengan kening yang berkerut.

"Kau meniduri aktris Thailand di Paris?!" Lay tak mampu menutupi keterkejutannya saat Jongin menyebut nama itu.

Jongin menatap mereka yang ada di ruangan bergantian dengan gugup.

"Wauw! Hyung pulang terlambat karena itu? Wanita itu? Wow!" Sehun bertepuk tangan mendengar berita yang baru saja ia dengar.

"Wah! Kau terlihat jahat disini! Sangat jahat!" Imbuh Chanyeol.

"Argh terserah! Aku harus pergi dengan Chen hyung! Sampai jumpa!" Ujar Jongin sebelum kabur dari kamar dan meninggalkan ruangan dimana ketiga pemuda itu terkekeh-kekeh melihat ekspresi si tukang kabur itu.
.
.

Dua Minggu kemudian, Sehun sudah kembali ke dorm, tentu saja anggota yang lain mengikuti. Lelaki itu terlihat mencoba untuk kembali berbaur, menerima keadaan yang ada dan terus melangkah maju dengan kehidupannya.

Ia yakin, ibu dan ayahnya akan lebih suka jika dirinya tidak tenggelam dalam kesedihan.

"Aku akan pindah ke kamar Jongin hyung." Ujar Sehun tiba-tiba saat semua berkumpul untuk menonton film. Bahkan film sudah di putar pada menit ke 20 saat pemuda berkulit pucat itu mengatakannya dengan santai.

"Kenapa? No! Aku tak mau tidur denganmu!" Jongin yang awalnya duduk di lantai langsung berdiri menghadap Sehun.

"Aku sudah memindahkan barangku!"

"Kau yakin?" Tanya Suho.

Sehun mengangguk, "Aku tak suka kamar sendiri."

"Ini bahkan tahun ke tiga. Kenapa tiba-tiba  sekali?" Keluh Jongin.

Sehun hendak membuka mulut tapi Kris menyentuh paha Sehun untuk memberi kode diam, "Sudahlah, duduk saja dan lanjutkan menonton."

Ucapan Kris membuat Jongin menghela nafas berat lalu kembali duduknya.

Sehun tersenyum lebar menatap Kris, "Kau yang terbaik hyung." Bisiknya.

Kris hanya menggelengkan kepala disusul Lay yang duduk di lantai di bawah keduanya. Semua orang juga tau, bagaimana Sehun mengejar pemuda tak peka itu.

Sehun sudah berulangkali memberikan kode, namun si pemuda tak peka itu lagi-lagi memilih meniduri para gadis yang menggodanya dan bukan memberikan pintu terbuka untuk lelaki yang menjaganya.

Jika saja Sehun tak menahan diri, ingin sekali para anggota grup boyband ini berteriak pada Jongin, "Hey, lelaki mu ini yang terlah menjagamu! Tolong lihatlah!"
.
.
.

.T.E.B.E.C.E.H.

Chase You Silently (SeKai) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang