sorry

268 15 0
                                    

Don't forget to support

Sorry for typo

Happy reading


Hanbin berjalan perlahan, menikmati pemandangan yang ada, sudah lama sejak ia terakhir kali datang

Saat itu study tour kelas akhir, kelas 12 SMA nya, teringat bermain air bersama teman-temannya, bersuka ria

Hanbin duduk di ujung pantai itu, tempat yang sedikit sepi karena benar-benar diujung, tempat yang sama dengan yang dulu ia duduki bersama cinta pertamanya

-

“zhang hao” panggil Hanbin

Seorang di sampingnya menatap dirinya, teman sekelasnya yang cantik itu telah memikat hatinya sejak awal bertemu, bahkan sampai menjadi sahabat seperti ini, tapi Hanbin selalu memendam perasaannya tanpa ingin membahasnya sama sekali, tapi entah mengapa

“bolehkan aku mencintaimu? Memilikimu? Menjadikanmu milikku” tanya Hanbin secara tiba-tiba

Zhang Hao tak menjawab, ia hanya tersenyum, sial senyuman manisnya itu benar-benar haram, karena memabukkan

“apa yang bisa kau berikan untukku?” tanya Zhang Hao

Hanbin tak bisa menjawab ia hanya diam

“karena aku sendiri tidak bisa memberikan apapun padamu, lantas mengapa harus aku? Aku bahkan lebih tua darimu”

Benar katanya, Zhang Hao 1 tahun lebih tua dari Hanbin

“sering kali aku bertindak kekanak-kanakan, apakah kau bisa membimbingku? Menyayangiku sedemikian rupa? Menuruti semua mauku? Bahkan jika aku menyuruhmu untuk melewati gunung buthak dalam satu jam?

banyak yang mengatakan aku selalu bersikap dewasa, aku tidak menyalahkan karena itulah diriku, lantas mampukah kau melebihi sifat dewasaku? Umur hanya akan menjadi angka jika di hadapkan dengan kedewasaan seseorang, bisakah kau menjadi jauh lebih dewasa dari diriku?

Aku butuh untuk dipimpin, aku bisa memimpin tapi yang aku butuhkan tetaplah seseorang yang bisa memimpin seorang pemimpin sepertiku

Ilmu agamaku kurang, aku membutuhkan sosok yang lebih faham agama melebihi diriku, kamu bisa?

Maaf bukan standard ku terlalu tinggi, hanya saja aku mencari pasangan yang bisa melebihi diriku, aku tidak ingin pasanganku kelak akan kalah denganku, itu akan sangat menyakitkan

Akan aku tunggu dirimu sampai mampu menyaingi aku

Yakinkan dirimu dulu

Kau sendiri tahu aku sudah lama sekali tidak menjalin hubungan, membuatku semakin menjadi orang pemilih, disisi lain aku merindukan kasih sayang seseorang

Maka dari itu aku sendiri membutuhkan waktu lama untuk memastikan bahwa aku benar-benar  mencintaimu atau hanya perasaan munafik dari rasa haus kasih sayangku

Saingi aku

Lalu datanglah padaku”

Zhang Hao mengakhiri ucapannya lalu berdiri dan meninggalkan Hanbin sendirian disana

Benar pula apa yang diucapkan Zhang Hao, apa yang dia miliki?

Sejak itu Zhang Hao tak lagi berbicara padanya, bukan menghindar hanya saja Hanbin yang merasa enggan untuk mendekat

Ia tahu bukannya zhang Hao kurang ajar mencari pasangan melebihi kriteria presiden tapi jujur saja Hanbin faham, hidup itu harus realistis, ia tidak bisa memberi Zhang Hao makan cintanya, mana kenyang?

Maka dari itu ia bertekad untuk menjadi yang terbaik dan mencoba untuk mengalahkan Zhang Hao, menjadi pemimpin yang bisa memimpin pemimpin

-

Hanbin tertawa sendiri, mengingat bagaimana kerasnya dirinya menjadi yang saat ini, sayangnya sampai detik ini pula dia tidak bertemu dengan Zhang Hao, 7 tahun sejak saat itu bukan waktu yang sebentar

Hanbin sudah menjadi boss besar, perusahaannya dimana-mana namun tujuan utama dia berdiri sampai saat ini telah menghilang

Benar, setelah wisuda SMA, Zhang Hao menghilang begitu saja, tidak ada yang tahu ia dimana bahkan Taerae teman dekat juga sepupunya tidak tahu kemana Zhang Hao pergi

Benar-benar hilang bagai angin

“huhuuuu papaaa  layangan hajoon” terdengar suara isakan anak kecil di dekat sana

“astaga hei boy hati-hati, tunggu sebentar paman ambilkan” Hanbin mengambil layangan yang menyangkut di pohon itu, bagi Hanbin itu mudah tapi bagi anak laki-laki kecil itu akan sangat susah

Hanbin mengangkat tubuh anak itu, membawanya sedikit menjauh, karena lokasi itu banyak sekali karang yang bisa melukai kaki

“terimakasih paman, tapi hiks layangan hajoon rusak” Anak itu lanjut menangis

Hanbin memeluknya, sedikit tersenyum entah mengapa mengingatkan ia pada seseorang

“susah tak apa, habis ini paman belikan yang baru mau?” tanya Hanbin, anak itu mulai mengusap air matanya dan mengangguk perlahan

Hanbin terkekeh mengusap kepala anak itu
“siapa namamu tadi?” tanyanya

“zhang hajoonn” teriak seseorang terdengar dari belakang

“papaaa” Anak itu berlari melewati dirinya, Hanbin berdiri dan menoleh kebelakang

Waktu di sekitarnya berhenti kala itu juga

Mulutnya tertutup rapat, nafasnya terhenti bahkan detak jantungnya pun lupa untuk berdetak

“zhang Hao?” panggil Hanbin pelan

Disana Zhang Hao, kekasih yang ia nantikan sejak dulu,

Mencoba memenangkan fikiran mereka berdua duduk di tepi pantai, dengan dengan menemani hajoon yang lanjut bermain layangan itu

Berasa Dejavu, detak jantung hanbin benar-benar tak bisa di kondisikan

“kamu berhasil Hanbin” ucap Zhang Hao, Hanbin menoleh menatap lekat wajah zhang Hao dari samping

“aku ga nyangka kamu bakal bener-bener berusaha sampai jadi seperti ini, aku akui kamu hebat, bahkan aku sudah tidak ada apa-apanya lagi di matamu” ucap Zhang Hao

“tidak Zhang Hao, aku gagal” ucap Hanbin, Zhang Hao baru menoleh, mata mereka saling bertemu

Rindu yang mematikan itu benar-benar menyakitkan bagi mereka berdua

“aku tak bisa memilikimu” ucap Hanbin

“mengapa?” tanya zhang Hao

“bukankah kau sudah berkeluarga?” tanya Hanbin

Zhang Hao tersenyum

“Hajoon? Dia bersamaku karena dosa yang aku lakukan” ucoa Zhang Hao

MBA? Batin Hanbin berkata

“aku pulang kuliah dalam keadaan mabuk, aku tidak sebaik itu Hanbin, saat itu aku membunuh kedua orang tua Hajoon, aku menabrak mobil yang mereka kendarai, keluarga kecil yang ingin berlibur bersama malah menjadi berantakan karenaku, hanya Hajoon yang selamat, dan dengan mirisnya anak itu dengan ikhlas menerimamu untuk menjadi pengganti orang tuanya

Iblis sepertiku” ucap zhang Hao

Hanbin memeluk tubuh kecil itu, bahkan Zhang Hao sangat kurus, tidak seperti jaman SMA dulu

Entah kehidupan seperti apa yang cinta pertamanya ini jalanin

“kamu berhasil Hanbin, kamu berhasil, bahkan jika kamu tidak naik pun kamu akan tetap berhasil, karena aku yang akan turun Hanbin"

“aku mencintaimu sampai kapanpun bahkan detik ini, ayo bersamaku Zhang Hao, hidup bersamaku, menjadi bagian hidupmu, duniaku, aku akan melakukan yang terbaik untukku, aku mencintaimu lebih dari apapun”

Zhang Hao membalas pelukan hanbin, menangis di pelukan hangat itu, ternyata dunia masih baik padanya

“aku mencintaimu Zhang hao, maafkan aku yang membutuhkan waktu selama ini untuk menjemputmu kembali, ayo kembali kekasihku”

0 to 1 from 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang