prolog

1.4K 99 7
                                    



suatu hari nanti saat kristal of life terbelah menjadi dua bersama dengan raga sempurna dan juga bersama dengan jiwa penuh keserakahan akan ada tujuh belas pemuda yang akan bertarung penuh keringat darah.

kehilangan setia menjadi teman, darah dan air mata menjadi makanan, kesunyian dan sendirian itu lah kekuatan, rasa kehilangan menjadi api yang takkan padam.

setiap pertemuan ada pemisahan, tidak selamanya pertama dan ketiga bisa melindungi kelima anak lain, kehilangan di tukar dengan kebahagiaan tapi harus ada harga yang di bayar.

dua raga berjiwa melindungi akan bersatu dengan satu raga berjiwa menyayangi, pada saat itu lima belas raga kosong yang telah lama tiada akan berjiwa kembali.

tiga raga menuju alam dan lima belas raga menuju ketidakpastian


















di bawah langit malam, di tengah  gelap nya hutan terdapat tiga orang anak kecil kira kira berumur delapan tahun berlari menembus gelapnya malam.

"cepat lebih cepat"ucap sang kakak kepada kedua adiknya yang berlari di belakangnya.

mereka lari kecepatan mungkin mengabaikan luka luka pada tubuh mereka yang masih segar. angin malam berhembus menusuk kulit mereka semakin membuat rasa sakit mereka terasa.

dalam pelarian itu satu dari mereka terjatuh membuat dua saudara nya berhenti. salah satu dari mereka berjongkok untuk melihat kaki anak itu.

"bagaimana gempa?"tanya sang kakak

"kaki taufan terluka tidak mungkin bisa untuk berlari lagi" ucap gempa setelah melihat kondisi kaki taufan

"terus bagaimana ini kak hali?"ucapnya lagi melihat ke hali.

Halilintar terlihat berpikir sejenak sebelum berjongkok di depan Taufan.
"naik ke punggung ku"ucapnya .

"kau serius hali"ucap taufan

"cepat, sebelum mereka menyusul kita"ucap Halilintar

taufan naik ke punggung Halilintar. mereka mulai berlari lagi. melewati pepohonan di tengah hutan itu. suara hewan malam menemani mereka bertiga. tubuh mereka berteriak untuk berhenti tapi mereka terus berlari meskipun beberapa kali mereka berdua hampir terjatuh.

dibelakang mereka terdengar suara banyak orang berlari dan suara tembakan membuat mereka semakin kencang berlari.

"hali, aku takut"ucap gempa di tengah lari nya

"tenang saja gem, semuanya akan baik baik saja"ucap Halilintar berusaha untuk menenangkan sang adik. apalagi biasa hali rasakan tubuh taufan yang gemetaran, yang membuat hatinya sakit.

gempa tersenyum membalas ucapan Halilintar meskipun dia tahu keadaan mereka jauh dari kata baik baik saja tapi setidaknya itu bisa membuat kedua kakaknya tenang, terutama Taufan yang terlihat sangat ketakutan.

"tenang taufan kita akan selamat"ucap hali

"iya itu fan, kita akan keluar dari tempat ini"ucap gempa sedikit tertawa

taufan bisa sedikit tenang sekarang setelah mendengar ucapan kedua saudaranya. dia meremas baju hali yang awalnya berwarna putih menjadi merah karena darah nya sendiri.

"berhenti kalian!"

"jangan kabur kalian!"

DOR!

kisah kelam tiga kakak tertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang