I DO CARE - 2

2.8K 489 134
                                    

"Jangan dekat-dekat, honey." Jennie langsung berdecak begitu mendengar ucapan Lisa, waktu yang dia tunggu-tunggu akhirnya tiba, setelah dua jam menghabiskan waktu di ruangan ayahnya dengan tidak melakukan apapun, akhirnya mereka bisa pulang setelah menyelesaikan segala urusan di universitas hari ini.

"Tidak ada orang disini, honey. Hanya ada kita berdua di lift ini." Balas Jennie, dia juga rasanya begitu mengantuk karena hanya menonton video-video dari ponselnya selama dua jam, jadi begitu Lisa menjemputnya di lantai sepuluh tadi, Jennie langsung melingkarkan lengannya pada tangan kekasihnya meski Lisa juga terus menerus melepaskan tangan Jennie, dia tidak mau ada orang lain yang melihat mereka.

"Tetap saja, di lift ini juga ada kamera pengawas, kita harus menjaga jarak." Balas Lisa, bagaimanapun juga calon ayah mertuanya adalah pemilik universitas, jadi dengan kata lain, apapun yang ingin dilakukan oleh profesor Siwon, semuanya bisa pria itu lakukan, termasuk memeriksa kamera pengawas sekalipun, Lisa juga yakin pasti ada orang disekitar mereka yang diperintahkan oleh ayah Jennie untuk mengawasi mereka, hanya saja keduanya tidak mengetahui siapa orangnya.

"Huh." Jennie mendengus sebal dan langsung keluar dari lift begitu mereka sampai ke lantai yang mereka tuju, Lisa hanya mampu menggelengkan kepalanya saja melihat perlakuan Jennie dari belakang, beginilah kehidupan percintaan mereka karena dia mengencani gadis yang jauh lebih muda darinya.

Lisa melangkahkan kakinya dan membuka kunci pintu mobilnya karena Jennie sudah sampai terlebih dahulu, wanita tinggi kemudian menyusul, dia padahal ingin membukakan pintu untuk Jennie seperti biasanya, namun kekasihnya sudah terlebih dahulu masuk dan langsung menekuk wajahnya.

"Kau harus mengerti bagaimana status kita, honey. Aku adalah dosen, kau adalah mahasiswi, sedari awal juga Uncle sudah banyak menjelaskan padamu, kau harus menjaga martabat ayahmu, dan namamu sendiri sebagai pewaris universitas, little Kim." Ucap Lisa, dia mencolek pipi Jennie sebelum menyalakan mesin mobilnya.

"Apa sekarang sudah boleh memelukmu?" Tanya Jennie dengan pelan, Lisa mengerutkan hidungnya gemas, sayangnya meski di parkiran, tetap saja, mereka masih berada di lingkungan universitas.

"Tunggu sebentar lagi, kita keluar dari kawasan universitas terlebih dahulu." Jennie kembali mendengus sebal, kenapa Lisa jadi sekaku dan sangat menaati peraturan yang diberikan ayahnya seperti ini? Lagipula tidak ada ayahnya di Universitas, ayahnya tidak datang karena memiliki pertemuan di luar dengan beberapa teman-teman bisnisnya hari ini.

Kali ini, Jennie benar-benar kesal sampai memunggungi Lisa, dia mengambil bantal yang ada di kursi belakang, itu adalah bantal berbentuk persegi panjang yang dia custom den ilustrasi wajahnya dengan wajah Lisa kemudian memeluknya erat-erat.

Lisa kemudian melajukan mobilnya setelah mesin mobilnya panas, Lisa membunyikan klakson, berpamitan pada penjaga sebelum dia menambah kecepatan laju mobilnya.

"Sekarang sudah boleh, honey." Ucap Lisa, dia mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut Jennie, namun tidak ada balasan dari kekasihnya, apa Jennie tertidur? Itu yang dia pikirkan.

"Honey." Panggil Lisa lagi, memang ada begitu banyak drama dalam hubungan mereka yang rasanya tidak pernah bosan dia lalui, asal bersama kekasihnya yang dia cintai, Lisa akan meladeni semuanya.

"Ayo pegang tanganku." Lisa membuka satu tangannya, meminta Jennie untuk menyatukan jari-jari mereka, namun kekasihnya sama sekali tidak bergeming, dan Lisa memutuskan untuk langsung memegang tangan Jennie.

"Tidak perlu memegang tanganku, bukankah kau lebih takut dengan Daddy daripada aku merajuk padamu? Tidak perlu menyentuhku lagi, selamanya." Lisa tertawa pelan mendengarnya, mau tidak mau, kini dosen muda itu menepikan mobilnya ke kiri.

I DO CARE - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang