“Bukankah dia Silla. Perawat yang pernah ngirim surat Cinta berisi ajakan tak senonoh untuk dokter Arvin.”
Silla mencoba tidak mengindahkan bisikan-bisikan jahat saat ia melangkah memasuki gedung rumah sakit. Semalam dia dihubungi oleh pihak HRD ibu Mirna namanya, meminta ia untuk datang di pagi hari karena Nasir Hospital Group memperkerjakannya kembali. Sempat tidak percaya, namun Silla yakin semua ini terjadi bukan karena kebetulan, mungkin ucapan dokter Arvin benar-benar serius. Dia yang telah memperbaiki kesalah pahaman itu sehingga Silla dipanggil untuk bekerja lagi.
Dengan wajah berseri, semangat menyambut hari akhirnya Silla tiba di rumah sakit.
Dokter Arvin berhasil menyelamatkan karier pekerjaan nya tetapi untuk nama baiknya sepertinya sangat susah diperbaiki. Para perawat tadi masih membicarakan tentang kejadian memalukan itu. Yang artinya mereka masih berpikir jika Silla adalah wanita murahan yang menginginkan seorang dokter menidurinya.
“Sudah dijelaskan loh jika yang bikin surat itu Gisele. Katanya akibat perbuatan itu Gisele dikeluarkan dari rumah sakit ini dan sebagai gantinya Arsilla di suruh untuk kembali bekerja.”
“Memang perempuan hina itu si Gisele. Merasa dia paling cantik di sini dia jadi semena-mena sama rekannya. Apalagi Silla kan wajahnya cantik juga bisa nyaingi kecantikan nya. Mungkin karena itu dia berencana menjebak Silla biar Silla gak betah, terus resign dari rumah sakit ini.”
“Betul juga. Untung saja si biang onar sudah di tendang. Jadi aman lah gak akan ada wanita sok kecakepan lagi yang caper ke para dokter muda di sini.”
Mereka mengakhiri gosip dan bubar setelah Silla masuk ke ruangan HRD. Tadi ia masih sempat mendengar jika Gisele sudah dikeluarkan dari rumah sakit. Entah harus senang atau sedih, dia bisa bekerja lagi di sini namun harus ada seseorang yang dikeluarkan, meskipun Gisele dipecat karena perbuatanya sendiri yang merugikan orang lain.
Doker Arvin sungguh serius dengan ucapannya kemarin. Tidak heran karena koneksi dokter Arvin di sini masih terikat keluarga dengan pemilik rumah sakit. Yang Silla tahu rumah sakit ini milik keluarga Nasir ayah dari dokter Hazel. Jadi mungkin karena kedekatan itu lah membuat semuanya menjadi mudah. Tetapi kenapa dokter galak itu mau repot-repot memperbaiki nama baiknya lagi? Apa karena kasihan? Karena Silla adalah orang miskin?
Tidak penting alasan dokter Arvin mau membantunya. Yang jelas saat ini Silla bersyukur bisa kembali bekerja. Mulai saat ini ia akan mengingat pesan ibunya. Jangan mudah menyerah karena setiap jalan menuju sukses pasti selalu ada kerikil tajam yang akan melukai. Silla percaya jika hari ini adalah hari keberuntungan dan ia harap semuanya berjalan dengan baik tanpa kerikil sialan itu.
Silla duduk dengan senyuman ramah saat Ibu Mirna mempersilakan nya untuk duduk terlebih dahulu.
“Baiklah Silla selamat bekerja lagi di sini.”
“Makasih Bu Mirna.”
“Oh ya, ada pergantian posisi kerja untukmu. Karena posisi di IGD sudah digantikan orang lain. Kamu sekarang bekerja jadi asisten Dokter Arvin. Kebetulan beliau lagi membutuhkannya. Dan sepertinya kamu cocok jadi asisten Dokter Arvin. Setelah gosip yang menyebar itu terbukti tidak benar, kalian pasti tidak akan canggung jika harus bekerja sama kan?”
Seketika wajah berseri Silla langsung berubah 90 derajat dari sebelumnya menatap wanita berusia di atas 40-an itu dengan tatapan tak percaya.
“A-apa Bu? Saya jadi asisten Dokter Arvin?”
“Iya. Apa kamu keberatan?”
Silla terdiam. Tidak hanya keberatan. Bukankah ini malah menjadi kutukan buruk jika seharian ia bekerja satu ruangan dengan dokter Arvin mengikuti aktivitas lelaki itu. Oh Tuhan, bagaimana nasib telinganya yang setiap detik harus mendengar suara galak dokter Arvin. Silla tidak sanggup. Tetapi ia tidak bisa membicarakan ini ke Bu Mirna. Bisa-bisa wanita ini berpikir ia tidak tahu terima kasih sudah di kasih hati minta jantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
RomanceAkibat dijebak oleh rekan kerjanya. Silla harus menanggung risiko dipermalukan oleh Dokter Arvin karena surat cintanya yang ditolak mentah-mentah oleh lelaki itu. Sialnya isi surat itu bukanlah keinginannya. Semua terjadi karena jebakan rekan kerja...