9

495 112 5
                                    

Arvin berdeham kecil, memanggil Silla untuk datang kembali ke mejanya. Otomatis kening wanita itu mengerut tidak mengerti, seperti kebingungan karena tadi ia mengusir wanita itu untuk tidak mengganggu nya dan sekarang malah dipanggil mendekat. Terserah apa yang Silla pikirkan yang pasti Arvin ingin memberitahu ide yang melintas tadi di otaknya.

Memanfaatkan kehadiran Silla untuk melaksanakan rencana agar ia tidak berakhir di jodohkan. Ia akan membuat Silla tidak bisa menolak permintaannya ini. Wanita itu masih memiliki hutang balas budi untuknya jadi Silla tidak mungkin bisa menolak apa yang akan ia rencanakan nanti.

Silla tiba di depan meja Arvin sambil bertanya.

"Iya, ada apa Dokter?"

Arvin mempersilakan Silla untuk duduk terlebih dahulu sebelum mereka memulai pembicaraan.

Meskipun aneh dengan sikap dokter Arvin, Silla tetap menurut. Duduk di kursi berhadapan dengan meja dokter Arvin. Tadi lelaki itu dengan galak memarahinya dan memintanya untuk tidak menggangu. Kenapa sekarang ekspresinya langsung berubah tidak sesinis tadi.

Silla jadi curiga, apa lelaki ini akan menugaskan hal aneh untuk dikerjakan. Jangan-jangan akan seperti kemarin ia disuruh membersihkan kembali apartemen dokter Arvin. Bisa jadi kan karena lelaki ini selalu meminta ganti rugi disetiap kesempatan, sedangkan tadi ia tidak sengaja mengagetkan dokter Arvin sampai lelaki itu sangat kesal padanya. Tahu begitu Silla tadi tidak akan bertanya pada dokter Arvin. Sial sekali nasibnya harus bekerja dengan dokter tak waras ini.

"Kamu tau kan? Bisa kembali bekerja di rumah sakit ini karena siapa?"

Tetapi bukan seperti yang Silla pikirkan. Ia semakin bingung dengan ucapan dokter Arvin, untuk apa dia malah membahas hal ini. Tidak mau membuat lelaki ini kembali sinis Silla mencoba menggangguk memberi jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan dokter Arvin.

"Tau Dok. Karena bantuan Dokter."

"Nah, di dunia ini tidak ada yang gratis. Termasuk kamu yang bisa bekerja lagi di sini."

Tunggu, apa yang di maksud Dokter Arvin. Apa lelaki itu sekarang tengah meminta bayaran atas jasanya itu? Silla tak habis pikir. Ia kira dokter Arvin selama ini ikhlas menolongnya ternyata semua itu tetap harus ada imbalan. Jika tahu dari awal Silla tidak akan datang kembali bekerja di sini, saat itu Silla terlalu antusias saat dipanggil HRD untuk kembali bekerja sampai tidak memikirkan dampak dari pertolongan dokter Arvin, lelaki galak seperti dia yang sangat perhitungan mana mungkin mau menolong seseorang tanpa pamrih.

Silla mengembuskan napas nya kesal, sudah mah sial harus bekerja di bawah tekanan dokter galak sialan ini. Ditambah harus bayar pula. Uang dari mana coba, jelas Dokter Arvin tahu jika Silla adalah orang miskin. Mana mungkin punya uang buat bayar kebaikan tidak ikhlas nya itu. Seharusnya Dokter Arvin bilang dari awal jika semua ini tidak lah gratis.

"Tapi saya gak punya uang buat bayarnya Dok," ucap Silla mencoba membuat Dokter Arvin paham bahwa ia hanyalah rakyat jelata, dimintai uang seperti ini tentu saja ia tidak mampu.

"Tidak perlu bayar pakai uang. Cukup turuti semua kemauan ku."

"Hah? Maksudnya bagaimana?" tanya Silla tidak mengerti.

Arvin langsung menjelaskan. Malas sebenarnya melakukan ini, Silla pasti akan berpikir jika ia adalah pria payah sampai meminta dirinya untuk berpura-pura jadi kekasih bohongan di depan ibu nya. Tetapi Arvin tidak punya pilihan lain, dari pada ia harus menikah dengan wanita pilihan ibu nya. Lebih buruk dari yang pernah ia bayangkan.

"Kamu cukup jadi kekasih bohongan untuk ku kenal kan pada kedua orang tuaku. Itu saja. Bayar hanya dengan membantu ku untuk bersandiwara di depan orang tuaku tidak perlu pakai uang."

Arvin melihat jelas kedua bola mata Silla menatap kaget ke arahnya.

"Dokter serius?"

"Ya, dan ini rahasia kita berdua. Jangan sampai bocor pada siapa pun termasuk Hazel, jangan sampai dia tau jika kita hanya bersandiwara."

Silla terdiam. Ia mengingat kembali obrolan yang tak sengaja ia dengar kemarin dari dokter Arvin dan ibunya, jadi benar bahwa lelaki ini akan dijodohkan dia sengaja meminta Silla untuk membayar jasa dengan membantu lelaki itu untuk tidak dijodohkan.

Cih pasti ibunya sangat khawatir sampai nekat melakukan itu. Yang Silla tahu Dokter Arvin terbiasa menolak wanita dan tidak pernah tertarik pada pernikahan. Bagaimana ibunya tidak khawatir. Sebenarnya bukan kah perjodohan itu Bagus. Dokter Arvin tidak perlu ribet menyeleksi calon istri karena wanita pilihan orang tua sudah pasti pilihan terbaik.

"Kenapa Dokter tidak mencari wanita lain. Nanti saya malah akan memalukan Dokter jika dikenalkan sama orang tua Dokter Arvin. Meskipun hanya pura-pura tetap saja kan orang tua Dokter pikir itu beneran. Mereka pasti akan menanyai latar belakang saya. Masa saya bilang saya tinggal dengan ibu dan adik saya dan ibu saya hanya seorang penjual gorengan, saya bisa kuliah karena bantuan beasiswa. Fakta itu akan memalukan nama baik dokter sendiri. Kalau dokter cari yang sederajat orang tua dokter pasti percaya dengan hubungan palsu Dokter."

Arvin tahu ucapan Silla ada benarnya. Tetapi hal itu tidak membuatnya khawatir karena ia tahu sifat kedua orang tuanya yang tidak pernah memandang seseorang dari kasta. Apalagi ibunya, tidak pernah mempermasalahkan anaknya mau memiliki hubungan dengan siapa pun selagi wanita baik-baik, ibunya pasti setuju-setuju saja. Apalagi hubung ini hanya untuk sementara, hubungan yang tidak asli. Tidak berpengaruh mau wanita itu miskin atau kaya. Yang terpenting Arvin bisa dapat kekasih bohongan untuk dikenalkan nanti pada orang tuanya.

"Orang tuaku tidak seperti yang kamu bayangkan. Sekarang jangan beralasan lagi. Kamu cukup turuti semua kata-kataku. 6 hari lagi aku akan membawamu ke rumah orang tuaku. Belajar dari sekarang agar sandiwara kita tidak terbongkar dengan mudah. Paham!"

Loh kenapa jadi ada unsur paksaan begini? Silla ingin sekali menolak tetapi tatapan tajam Dokter Arvin membuatnya menciut tidak bisa menolak selain menuruti semua yang lelaki itu inginkan.

Silla rasa menjadi kekasih bohongan Dokter Arvin tidak terlalu berat. Toh hanya sementara. Mereka nanti akan kembali menjalin hubungan seperti sebelumnya hanya rekan kerja biasa.

Dengan berat hati Silla mulai mengangguk paham. Semoga saja orang tua dokter Arvin tidak mencurigai aktingnya nanti sebagai wanita yang sedang bersandiwara.

Agar nantinya ia aman, tidak dituntut untuk bayar ganti rugi lagi karena lelaki itu pasti akan berkata semua kegagalan itu tidak ada yang gratis.

Huh, benar-benar sial hidupnya setelah bertemu dengan dokter Arvin, Silla selalu terlibat masalah dan masalah tersebut selalu bersangkut paut dengan dokter galak itu.

Bersambung...

Bantu ramaikan dengan vote & komen ya. Biar semangat nulisnya. ^

Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang