Saya menjadi Istri Tersayang Perdana Menteri setelah Transmigrasi

Bab 147. Sedikit

Suasananya sedikit canggung.

Ji Zhao diam-diam mengambil saputangan dari Shen Yao dan dengan lembut mengusap sudut bibirnya.

"Lebih baik?"

"Ya ya. Saya baik-baik saja." Ji Zhao tersenyum canggung.

Saat itulah Shen Yao merasa lega. Dia membawa semangkuk pangsit ke depan Ji Zhao dan meniupnya dengan lembut. Setelah beberapa saat, dia mendorongnya ke depannya lagi. "Sekarang tidak panas lagi."

"Terima kasih." Ji Zhao menyipitkan matanya puas dan tersenyum manis.

Qin Minghong yang menyaksikan adegan ini tiba-tiba merasakan giginya sakit.

"Tuan Muda Qin, apakah kamu tidak terbiasa?" Shen Yao dengan tajam menangkap kedutan bibir Qin Minghong dan berkata dengan 'prihatin', "Jika kamu tidak terbiasa, jangan memaksakan diri."

"Menurutku pangsit sup ayam ini enak sekali." Qin Minghong memiliki senyum sopan di wajahnya. "Nona Ji, makanan penutup yang Anda sajikan di kediaman Ma sungguh lezat."

"Tuan Muda Qin, apakah yang Anda maksud adalah Susu Kulit Ganda?"

"Ya." Qin Minghong mengangguk dan berkata dengan lembut, "Sebenarnya, ibuku sangat menyukai makanan penutup. Saya ingin tahu apakah saya dapat menyusahkan Nona Ji untuk membuat susu kulit ganda lagi?"

"Dalam dua hari." Ji Zhao langsung menyetujuinya. "Dalam dua hari, Tuan Muda Qin bisa datang ke toko kakak tertua kami. Saat itu, toko tersebut akan menjual susu berkulit ganda."

"...Baiklah." Qin Minghong awalnya ingin mengundang Ji Zhao ke kediamannya sebagai tamu.

Tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat.

"Terima kasih atas keramahtamahan Anda, Nona Ji. Aku akan pergi dulu."

Qin Minghong berdiri dan pergi. Ji Zhao tersenyum dan menyuruhnya pergi. Setelah beberapa saat, tatapannya kembali tertuju pada wajah Shen Yao.

"Apa yang salah?" Merasakan tatapannya, Shen Yao tersenyum penasaran.

"Shen Yao, apakah kamu cemburu?" Ji Zhao meletakkan dagunya di tangannya dan menatap matanya sambil tersenyum saat dia bertanya dengan rasa ingin tahu.

"Ya." Shen Yao mengangguk dengan tenang. "Sedikit."

Mendengar dia mengaku cemburu, senyuman di mata Ji Zhao semakin dalam.

"Mengapa kamu tersenyum begitu bahagia?"

Terpengaruh oleh emosinya, Shen Yao tidak bisa menahan senyum.

"Kamu cemburu, itu artinya kamu sangat peduli padaku." Ji Zhao mengangkat alisnya dengan arogan, dan ada sedikit rasa puas diri dalam senyuman menawannya. "Saya sangat senang."

Shen Yao memegangi dahinya tanpa daya.

Usai membayar uang, keduanya berpegangan tangan dan berjalan-jalan saat matahari terbenam.

Tanpa disadari, keduanya sampai di dekat jembatan tiga lubang.

Pohon willow di kedua sisi Sungai Qing bergoyang tertiup angin dan menari dengan anggun. Ada berbagai macam pejalan kaki di jembatan. Di atas jembatan, tukang perahu bertopi bambu dan memegang tiang bambu sedang mendayung perlahan.

Pijaran matahari terbenam menyinari sungai, menyebabkan munculnya riak-riak keemasan di sungai yang berkilauan.

"Itu begitu indah." Ji Zhao hanya bisa menghela nafas.

Pemandangan di depannya sungguh terlalu indah. Itu memabukkan.

Menutup matanya, perasaan angin musim gugur yang bertiup di wajahnya sangatlah nyaman.

Shen Yao melihat profil sampingnya, matanya dipenuhi dengan kasih sayang yang lembut.

"Sungguh sangat indah." Shen Yao sedikit mengangguk dan setuju sambil tersenyum.

Matahari terbenam di barat dan malam turun dengan tenang.

"Selesai!" Di dapur, Ji Zhao berkata sambil tersenyum, "Shen Yao, datang dan coba susu kulit ganda kacang merah ini!"

Shen Yao yang sedang melihat api di depan kompor, segera berdiri dan berjalan ke sisinya.

Ji Zhao dengan penuh semangat mengambil sesendok susu berkulit ganda dan membawanya ke bibirnya. Dia tersenyum penuh harap. "Cobalah?"

Saat ini, jarak antara mereka sangat dekat.

Shen Yao bahkan bisa melihat bulu matanya yang panjang seperti sayap kupu-kupu berkedip-kedip. Dia sangat manis.

Jantungnya berdetak kencang, dan dia tiba-tiba mendekat ke pipinya—

-------------------- 

  💫 Jangan lupa bintangnya kaka ^.-💫