Pt. 34

2.1K 325 23
                                        

Cast :
Lee Haechan
Jung Jeno

Genre : Historical, Drama

Rated : G

WARNING : JIKA TIDAK MENYUKAI CERITA INI DIMOHON UNTUK SEGERA KELUAR DARI SINI TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR KEBENCIAN! TERIMA KASIH

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Tabib Kwon baru saja selesai mengganti kain yang membalut luka dalam akibat pisau terbang yang beberapa hari lalu bersarang dipunggung Yang Mulia Raja. Dan lalu dengan hati-hati pria tua itu menusukan beberapa jarum dihampir seluruh tubuh bagian atas Raja Jeno.

Saat dirinya sedang merapihkan peralatan pengobatannya, mata bulatnya beralih pada jemari Raja yang sekilas sedikit bergerak. Tabib Kwon terus memperhatikan karna merasa tadi Yang Mulia sedikit mulai menggerakan jari-jarinya.

"Oh?!!" Dan benar saja, beberapa kali Raja menggerakan jarinya dengan pelan.

"Yang Mulia sudah sadar!" Rasa bahagia langsung terpampang jelas diwajah Tabib Kwon.

Dengan semangat tabib tua itu berlari keluar untuk mengabari berita bahagia ini pada semua orang diistana yang sejak kemarin menunggu kesadaran Yang Mulia.

Dan tidak menunggu waktu lama, kini mereka sudah berkumpul diruangan Yang Mulia, seperti Ibu Suri, dan tidak ketinggalan juga Jenderal Hwang dengan tak sabaran segera berdiri disebelah ranjang Raja Jeno.

"Apa kau yakin Yang Mulia sudah sadar?" Tanya Ibu Suri.

"Ye Ibu Suri. Hamba melihat langsung Yang Mulia sudah bisa menggerakan jari-jarinya. Sepertinya sebentar lagi Yang Mulia akan membuka mata." Jawabnya yakin.

Semua mata kembali memperhatikan pria yang terbaring lemah diatas ranjang itu. Berharap jika yang dikatakan tabib Kwon akan terjadi sebentar lagi.

Pemimpin negara itu sayup-sayup mendengar kebisingan yang ada disekitarnya, dia sedikit terganggu dengan suara-suara samar itu. Dengan perlahan matanya mulai terbuka.

"Yang Mulia, sudah siuman." Jenderal Hwang merasa lega saat melihat Raja Jeno sudah membuka matanya. Dia melihat Yang Mulia beberapa kali mengerjapkan matanya, mungin untuk membiasakan cahaya yang mengganggu penglihatannya.

"Yang Mulia.." Ibu Suri mendekati putranya dengan raut wajah yang sangat bahagia. Wanita itu duduk disebelah Yang Mulia.

"Ughh~" Mata Raja Jeno sudah sepenuhnya terbuka.

"Yang Mulia jangan bangun dulu." Tabib Kwon menghentikan aksi Raja yang sedang berusaha mencoba untuk duduk.

"Berbaringlah, kau belum boleh banyak bergerak dulu." Ibu Suri membantu Raja untuk kembali berbaring.

Kemudian wanita paruh baya itu menyodorkannya sendok yang sudah diisi dengan air untuk diminumkan kepada putranya. Mengulang beberapa kali hingga Raja merasa cukup dan tidak haus lagi.

Mata Raja Jeno meneliti keseluruh ruangan, kemudian berucap dengan lemah. "Selir Lee, dia tidak kesini?"
Keinginannya saat membuka mata adalah unutk melihat wajah hangat pujaan hatinya itu. Namun ternyata wajah itu tidak ada didekatnya sekarang.

"..."

"..."

Seluruh orang yang berada didalam ruangan tidak menjawab pertanyaan Raja, mereka hanya diam. Sampai Raja kembali berucap. "Kabari Selir Lee, mungkin dia tidak tahu kalau aku sudah sadar." Suruhnya.

Namun lagi-lagi Raja tidak mendapatkan respon yang ia inginkan, dengan penasaran Raja Jeno menatap orang-orang yang ada disekelilingnya.

"Kenapa? Apa isteriku baik-baik saja? Panggilkan dia kesini. Jenderal Hwang?"

Sang Musisi [NoHyuk] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang