'duh' →[2]

2.1K 87 0
                                    

"dekk kakak sini turun sarapan dulu, udah siap kan?" ZELINE KENZURA ibu dari seorang Altair berteriak dari lantai bawah memanggil anak anaknya.

"mama kakak nakal!" RATIH XAVELLYN adik Altair yang berusia 15 tahun itu lari menuruni anak tangga, menghampiri Zeline untuk bersembunyi dibalik punggung Zeline.

"kalian berantem kenapa lagi astaga?, udah ayo cepet sarapan nanti telat" stres Zelline melihat tingkah kedua anaknya.

"iya ma" ucap Altair dan Ratih menurut, lantas duduk dimeja makan.

AKSARA MAHATAMA kepala keluarga itu, hanya menggeleng gelengkan kepala sudah biasa melihat kedua anak kesayangannya sering bertengkar.

"Altair, Ratih" tekan Aksara yang masih melihat mereka masih saling meledek saat sedang makan.

Altair dan juga Ratih menyengir menatap Aksara, serta kembali makan dengan suasana damai.

"Kak besok motor kamu udah bisa di ambil, lain kali hati hati bawa motor" Ucap Aksara memperingati anak cowonya.

"makasihh pa, hehe iya pa" balas Altair senang.

dalam lubuk hati Altair dia sangat senang karena jika ada motor dia akan bebas kemana mana, tidak menjadi introvert seperti ini, sebenernya mobil ada tetapi prinsip Altair membawa mobil itu ribet dan hanya cocok untuk ngedate.

"kalo motor kakak udah ngga rusak lagi, pasti kakak bakal terus terusan keluar" jahil Ratih.

Altair langsung diberikan tatapan oleh Aksara juga diikuti Zeline membuat ia sedikit panik.

"ngga ah, sok tau ini bocil" Altair memberikan Ratih tatapan tajam membuat Ratih tertawa.

-

selesai makan Altair dan Ratih sedang berpamitan kepada Aksara Zeline untuk pergi berangkat ke sekolah, Altair serta Ratih akan berangkat dengan sopir pagi ini.

sampai dimobil Ratih tidak ada batasan berhenti bicara, ia terus berbicara ini itu yang membuat Altair semakin pusing mendengar.

"bisa diem ngga Lo bocil, bawel banget deh" heran Altair menatap Ratih.

"ya mang ngapasi kak sensi amat" jawab Ratih lalu kembali berbicara random.

"sumpah demi apapun berisik banget" Altair saking pening mendengar Ratih, ia sampai menutup kedua telinga.

"Kakkk kakk kakk" Ratih menggoyang-goyangkan tangan Altair yang berada di telinga.

Altair tadinya menutup telinga membuat ia membuka karena kehebohan Ratih.
"APASIH DEK" kesal Altair.

"Lo harus liat tu cowok, ganteng banget kan??!" seru Ratih menatap salah satu cowok lewat jendela yang telah berhenti, karena rambu lalu lintas menunjukkan warna merah.

kepala Altair kini menoleh kesamping dikarenakan tangan Ratih menekan. Altair menatap cowok yang membuat Ratih sampai seheboh itu.

"tuh ganteng kan? Lo aja sampe terpesona diem gitu ngeliat dia kak" kekeh Ratih melihat Altair terus menatap cowok itu.

Altair dilema diam bukannya terpesona melainkan dibuat menghela nafas sangat panjang sampai akhirat.
cowo itu... Kai?

"gue si mau banget banget sama dia kayak cowo cowo dinovel banget vibesnya, cuma dia keliatannya lebih tua dari gue kak ga cocok sama muka bocil kek gue" Ratih menghela nafasnya dramatis membuat Altair memutarkan bola mata malas.

"Lo baru aja mengakui diri Lo itu bocil?" Altair tertawa membuat Ratih kesal.

"nggaa ya. tapi kan gue bisa jodohin Lo kak sama kakak ganteng ituu, Literly Lo itu punya wajah yang lumayan imut terus kulit putih mulus vibes vibes boti lah, nah dia punya badan kekar terus keliatan juga tinggi vibes vibes cowok novel motor sportan, lebih cocok kan?" ucap Ratih yang hanya Altair anggap bahwa itu hanya imajinasi sinting Ratih.

My Redflag Boy [BXB] →[does not continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang