Episode 1 (Part 1/9)

63 1 0
                                    

Pada tahun 1948, Lima keluarga saudagar Tionghoa di Indonesia sukses menjalankan bisnisnya mereka berkumpul untuk membentuk Five Dragons Association dan mereka menjadi asosiasi yang paling berpengaruh di Indonesia secara ekonomi. Kekuasaan dan keputusan mutlak asosiasi ada di tangan pemimpinnya yaitu Keluarga Jao Sua Song, dan dia dipilih oleh anggota Lima Keluarga. Posisi pemimpin asosiasi akan digantikan oleh putri pertama Keluarga Sua Song jika ada pewaris penerus yang merusak reputasi asosiasi, anggota tersebut dapat memecat penerus tersebut dan memilih ahli waris baru.

Pagi itu di rumah keluarga Jao Sua Song.....

Mereka akan melakukan pertemuan pertama Five Dragon Association Indonesia. Seluruh isi rumah dari keluarga Sua Song memang terkesan rapih dan terdapat banyak ornamen-ornamen China di dalamnya.

Ketika itu para pelayan menyusun makanan-makanan yang akan dihidangkan oleh para keluarga yang terkumpul dalam asosiasi Five Dragon. Dan masuklah seorang wanita yang membawa putra kecilnya berjalan bersama dengan pengawal pribadinya bernama Nuan Yuth. Wanita itu bernama nyonya Jan Pieng yang merupakan istri kedua dari Jao Sua Song. Ia memerintahkan semua itu pada pelayannya.

"Bawa makanan itu secara hati-hati" perintah nyonya Jan Pieng, "Ini akan jadi pertemuan penting untuk Five Dragon Association. Jangan merusak semuanya, kalian dengar itu?".

Pelayan itu mengangguk, "Baik nyonya".

Pelayan itu membereskan makanan-makanan yang berada di meja karena akan ada pertemuan penting Five Dragon Association jadi tidak boleh sampai berantakan.

Sementara itu seorang anak laki-laki kecil bernama Jao Yang Qiong bertanya pada nyonya Jan Pieng, "Bunda, bolehkah aku keluar dan bermain? Ini sangat membosankan".

Namun nyonya Jan Pieng memarahinya, "Kamu tetap disini!".

Yang Qiong hanya menurutinya, "Baik bunda".

Sementara itu di luar tiga orang pria dewasa dan satu orang wanita dewasa sedang berbincang-bincang. Seorang lelaki yang merupakan saudara dari Sua Song yaitu Zhang Qiao bertanya pada Ah Pao, asisten pribadi Sua Song, "Ah Pao, dimana kakakku?".

"Dia sedang fokus beribadah, jika semuanya sudah berkumpul saya akan panggilkan beliau" kata Ah Pao.

Mereka pun mengangguk mendengarkan kata-kata Ah Pao. Ketika hendak menunggu, nyonya Jan Pieng muncul, "Mohon maaf atas keterlambatannya untuk menyambut kalian" kata nyonya Jan Pieng meminta maaf pada mereka, "Yang Qiong berilah salam pada om Zhang, tante Xiaotong, dan om Zhui Shun".

Akhirnya Yang Qiong menyapa mereka semua, "Salam hormat om dan tante".

Tuan Zhang, nyonya Cai Xiaotong, dan tuan Zhui Shun tersenyum melihat Yang Qiong menyapa mereka.

"Kalian sedang membahas apa?" tanya nyonya Jan Pieng penasaran.

"Kami sedang membahas kopi yang akan diimpor oleh asosiasi. Siapa yang akan menangani ini?" tuan Zhui Shun menjelaskan siapa yang akan menangani impor kopi yang dilakukan asosiasi.

Lalu nyonya Xiaotong menjawab semuanya, "Tentu saja Zhui Shun dan saya setuju jika Zhang yang akan menangani hal ini" nyonya Xiaotong memuji tuan Zhang, "Baiklah, kalau begitu selamat sudah beres menangani ini semua".

Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang mengenakan pakaian berwarna merah dan meremehkan tuan Zhang, "Mungkin bisa berbeda dari ekspektasi semua orang. Karena kakak kita belum menugaskan tugas ini kepada siapa pun. Menurut saya, saya lebih cocok untuk posisi ini daripada anda tuan Zhang" kata lelaki yang bernama tuan Ma Thuong terlalu percaya diri.

Tuan Zhang tersenyum tipis mendengar perkataan tuan Ma Thuong. Nyonya Jan Pieng yang mendengar percakapan itu menghela nafasnya. Tiba-tiba Nuan Yuth memanggil nyonya Jan Pieng sambil berbisik, "Nyonya Jan?" panggil Nuan Yuth sambil berbisik melihat seorang wanita masuk kedalam rumah keluarga Sua Song.

Nyonya Jan Pieng yang melihat itu mempersilahkan mereka berbincang, "Kalian lanjutkan saja perbincangannya. Saya permisi" kata nyonya Jan Pieng sambil berpamitan.

Wanita bernama Bua Yin itu hendak ingin masuk ke dalam rumah Sua Song dicegat oleh nyonya Jan Pieng, "Bua Yin, ngapain kamu kesini?".

Bua Yin hanya terdiam namun nyonya Jan Pieng semakin mengejeknya, "Kamu tau kan mereka mengadakan pesta dan kamu bergegas ke sini? Kamu cuma seorang wanita simpanan, kamu harusnya tahu tempatmu".

Akhirnya Bua Yin menjawab tujuannya, "Aku akan menuju ke pasar, aku harus menggunakan jalan ini. Aku bahkan tidak tahu kalau mereka mengadakan pesta disini".

Tiba-tiba Yang Qiong bertanya pada Bua Yin dengan senang, "Tante akan pergi ke pasar? Bolehkah aku ikut?".

Namun nyonya Jan Pieng melarang Yang Qiong, "Bunda enggak akan ngizinin kamu. Ngapain kamu pengen pergi sama dia?".

Yang Qiong semakin berani ingin bermain di luar, "Yaudah. Kalau begitu aku akan bermain di tempat lain" Yang Qiong berlari meninggalkan Bua Yin, nyonya Jan Pieng, dan Nuan Yuth.

"Berhenti" jerit nyonya Jan Pieng pada putranya namun jeritannya tak digubris. Akhirnya nyonya Jan Pieng menatap Bua Yin dengan sinis.

"Jika tidak ada yang lain, saya perlu permisi".

Namun ditahan Nuan Yuth, "Dia berkata bahwa dia ingin pergi ke pasar dan menggunakan jalan ini sebenarnya, dia ingin Tuan Sua Song menemuinya. Jadi beliau akan memikirkannya dan pergi menemuinya, bukan begitu nyonya Jan?".

Nyonya Jan Pieng tersenyum sinis mendengar perkataan Nuan Yuth, sementara Bua Yin hanya menggelengkan kepalanya dan berlalu meninggalkan mereka.

Sementara itu Yang Qiong berlari dan tiba-tiba ia tertabrak seorang wanita bercheongsam biru. Wanita itu membantu Yang Qiong berdiri. Wanita itu bersama pengawal pribadi dan kedua anak perempuan dan laki-lakinya.

"Yang Qiong" terdengar suara nyonya Jan Pieng.

Sementara wanita itu membersihkan baju anak itu. Jan Pieng yang melihat Yang Qiong bersama dengan wanita itu menarik tangan Yang Qiong.

"Ajak dia bermain di tempat lain, jangan biarkan dia ada di sini. Orang dewasa sedang membicarakan sesuatu yang penting" kata wanita itu, "Ayo Tieng Lie Peng Liao".

Tiba-tiba nyonya Jan Pieng menanyakan hal itu dengan marah, "Mengapa aku dan anakku tidak boleh masuk? Sementara dirimu dan kedua anakmu saja boleh masuk".

"Anakmu dan kedua anakku sangat berbeda. Putriku adalah yang pertama, dia akan menjadi penerus suami kita dan dia akan teruskan jabatan ini di dalam asosiasinya sebagai pemimpin perempuan pertama dalam Five Dragon Association. Sementara anakmu adalah anak kedua dia adalah pilihan kecil dari keluarga ini. Dan putraku yang kedua atau pun bungsu bisa saja dia yang akan menemani putriku menjadi pendamping jabatan putriku di Five Dragon Assosiciation" jelas wanita bernama Li Chuang yang menjelaskan jabatan yang akan diemban putrinya, Jao Tieng Lie.

Akhirnya, nyonya Li Chuang beserta kedua anaknya, Tieng Lie dan Jao Peng Liao, adik Tieng Lie berlalu meninggalkan nyonya Jan Pieng, Nuan Yuth, dan Yang Qiong. Nyonya Jan Pieng menatap mereka dengan sinis.

Nyonya Jan Pieng dan Nuan Yuth keluar dari ruangan itu, "Li Chuang, kamu penari sampah, aku benci dia".

"Aku juga membencinya. Sebenarnya, kepala rumah perempuan seharusnya menjadi milik nyonya. Nyonya adalah putri bangsawan, nyonya lebih unggul darinya" Nuan Yuth juga membenci nyonya Li Chuang.

"Aku berada di sini sedikit lebih lambat daripada di sini. Jadi aku berada di posisi kedua dan dia bisa mendorong aku ke tanah" Nyonya Jan Pieng masih dendam dengan nyonya Li Chuang.

"Yang Qiong lahir satu malam setelah Tieng Lie. Dan parahnya Peng Liao yang berbeda tiga tahun akan menjadi pendamping juga? Itu cukup mengecewakan. Kalau saja dia dilahirkan sedikit lebih awal, dia akan menjadi putra pertama dan penerus keluarga. Terlihat sangat aneh malah putri pertama yang menjadi penerus keluarga" kata Nuan Yuth yang merasa aneh dengan tradisi bahwa yang tertua apalagi perempuan menjadi penerus keluarga.

"Biarkan saja. Kita tidak bisa mengubahnya" kata nyonya Jan Pieng, "Istri kedua sepertiku dan putraku akan mengambil segalanya dari dia dan kedua anaknya" Jan Pieng sangat yakin bahwa dirinya akan merebut segalanya dari nyonya Li Chuang beserta kedua anaknya, Tieng Lie dan Peng Liao.

To Miss, With Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang