010

389 21 0
                                    

     Terbangun dari mimpi indahnya, perlahan ia mulai menarik diri dari kasur empuk kepunyaanya. Sempat melirik sekilas pada sosok yang masih tertidur lelap disampingnya, Sam lantas berjalan menuju dapur. Membuat segelas susu coklat hangat yang akan ia nikmati dengan satu potong roti coklat. Tak sadar, jika sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan. Sam dibuat memekik kaget karena sepasang tangan yang secara tiba-tiba melingkar pada pinggang rampingnya. "Mau susu juga?," tanyanya saat menyadari sosok itu adalah Filipe. "Gamau, mau kiss aja," pintanya manja. Sam hanya geleng-geleng kepala dibuatnya. Tetapi, ciuman singkat tetap ia berikan pada kedua belah bibir tebal milik Filipe. Tautan itu tak berlangsung lama. Karena setelahnya, Sam langsung menjauh dan mendudukkan dirinya pada salah satu kursi yang ada disana.

   "Filipe, kesini. Ayo makan bersama," ajaknya. Filipe menurut, lalu mulai mendudukkan dirinya di sebelah Sam. "Hari ini, aku sudah ada janji dengan temanku. Apa boleh?" sebenarnya tanpa Sam beritahu, Filipe sudah pasti akan mengizinkannya. Tetapi, untuk menutupi rasa curiga. Jadilah ia tetap meminta izin. "Temanmu? Mario?" tebak Filipe asal. "Damn, bagaimana kau bisa tahu? aku tidak pernah memberi tahumu soal Mario," Sam dibuat kehabisan kata dengan tebakan Filipe. "Ntahlah, aku hanya menebaknya secara asal."

    "Filipe," panggilnya. Melihat mimik tak bersahabat pada wajah Sam, Filipe langsung mengerutkan keningnya heran. "Ada apa?" tanyanya balik. "Benar kan, dari dulu kau sudah memata-matai ku? kau sudah mengincar ku sedari lama," tanyanya telak. Filipe dibuat kelimpungan, hampir saja ia kehilangan nyawa karena tersedak makanan yang sedang dikunyahnya. "Well, ku pasti sudah tau jawabanku. I said yes Marc, Louis, he's your bestfriend right?"

     Setelah mendengar jawaban milik Filipe, Sam langsung beranjak pergi meninggalkan Filipe sendirian. Dengan lihai tangannya mendial nomor seseorang, tak butuh waktu lama panggilan itu tersambung. "Mario, you must come now. Permainan itu akan dimulai sekarang," beritahunya. Sang lawan bicara tampak tertawa kegirangan, akhirnya, ini dia momen yang paling ditunggu-tunggu. "Okey, at 07.00 PM i'll pick you up." Panggilan itu terputus, setelah adanya persetujuan dari kedua belah pihak.

     Setelah menyelesaikan panggilannya, Sam langsung saja bersiap-siap. Ia menggunakan kemeja satin berwarna navy dengan loose pants berwarna cream tak lupa dengan belt prada miliknya. Helaan nafas terdengar dari bilah bibirnya, sembari ia menangkap afeksi dirinya pada kaca yang ada pada sudut kamarnya. "Sorry Filipe, sorry for hurting you."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

✰ bad  | hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang