"Hati-hati keseleo sama typo!"
"Jangan benci dia yang ada di dalam perut lo. Tolong jaga dia, cintai dan sayangi dia, seperti gue menyayangi lo, Kisabella."
***
"Kalo lo nggak mau bunuh gue, biar gue yang bunuh lo."
Noel muak melihat drama ini, pistol ditangannya ia mainkan dengan memutarnya beberapa kali. Merasa bosan dan kehadiran orang-orang disini telah menyita banyak waktunya, ia mengarahkan moncong pistolnya tepat pada kepala Griffin. Nyawa laki-laki itu harus lenyap, Noel tak menyukainya. Senyumnya terukir saat tangannya dengan ringan menekan pelatuk pistol itu.
Dor!
Berhasil tertembak. Namun, senyum Noel luntur karena ia salah sasaran.
"Giffin!"
Hesyam tergeletak dengan leher bersimbah darah karena melindungi Griffin dari tembakan Noel.
"Ups! Sorry."
Tangan Griffin terkepal dan dengan cepat meraih kerah baju Noel, mendorong tubuh lelaki itu dengan kasar pada dinding dan melayangkan tinjunya pada wajah menyebalkan yang Noel miliki. Noel berusaha melawan, pistol ditangannya sudah terhempas ke lantai. Ia berusaha melepas cengkeram Griffin dari kerah lehernya.
"Nona, pembunuh ini harus lo bunuh juga," ucap Noel memprovokasi. "Dia udah bunuh ayah dan ibu lo."
"Memang kenapa kalo gue pelakunya sialan!"
Griffin melayangkan satu pukulannya pada wajah Noel. Ia menggeram marah, mengumpat dan kembali menghancurkan wajah Noel. Tinjuan bertubi-tubi mendarat di wajah Noel. Tak ada satupun manusia di dalam ruangan itu yang berniat melerai keduanya. Bahkan Noah sekalipun yang merupakan kembaran Noel. Noah lebih memilih mengangkat tubuh Hesyam disisa-sisa kesadarannya. Griffin dan Noel tak akan bisa dihentikan, mereka berdua telah berniat untuk membunuh satu sama lain.
"Nona, lo ingatkan," Noel masih sanggup berbicara walau wajahnya tak bisa lagi dikenali, telah berlumur darah. "Nyawa harus dibayar dengan nyawa."
"Nyawa lo gue ambil duluan bangsat!"
Biarlah keduanya menuntaskan emosi satu sama lain. Terutama Griffin, karena sedari tadi Noel terus-terusnya menyerang mentalnya. Untuk itu ia lebih memilih menyerang fisiknya hingga menghabisi nyawanya. Griffin tidak akan puas bila Noel tidak mati ditangannya.
Disisi lain, dengan sisa kemampuan yang ia miliki, Kisabell bangkit berdiri. Ia tidak mempedulikan orang-orang yang ada disana. Tak ada yang memperhatikannya berjalan menuju sebuah ruangan yang terletak pada sudut. Ia berjalan seperti zombie, layaknya mayat hidup, Kisabell tak bisa berpikir jernih lagi. Ia harus kabur, apabila ia tak bisa melakukan itu, maka ia harus mengakhiri hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRIFFIN; Sweet But Psycho 🔞
Фанфикʙᴇʀᴀᴡᴀʟ ᴅᴀʀɪ ꜱᴀʟᴀʜ ᴍᴇɴɢɪʀɪᴍ ꜱᴜʀᴀᴛ, ᴋɪꜱᴀʙᴇʟʟ ᴍᴀʟᴀʜ ᴊᴀᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ ᴘᴇʟᴜᴋᴀɴ ꜱᴇᴏʀᴀɴɢ ᴘꜱɪᴋᴏᴘᴀᴛ.