"Hati-hati keseleo sama typo!"
***
Suara tangis bayi mulai terdengar. Penantian telah berakhir baik. Semua orang yang menunggu diluar ruangan menghela napas lega bahkan sampai memeluk tubuh satu sama lain. Semuanya turut bahagia.
Bunyi langkah kaki yang terburu-buru kian mendekat. Seorang laki-laki berlari dari ujung lorong mendekati sekian banyak orang yang berdiam di depan ruang bersalin dimana istrinya berada. Napasnya terengah, bulir keringat membanjiri wajah.
Dia terlambat.
"Is everything okay?" tanyanya pada semua orang yang memandangnya.
Pintu ruangan terbuka. Seorang perawat muncul dan sosok perempuan keluar. Dia Giz.
"Dengan tuan Magma Lee?" tanya sang perawat.
"Saya sendiri," lelaki yang baru tiba menunjuk dirinya. Ia mengikuti langkah sang perawat memasuki ruangan. Namun sebelum itu, langkahnya berhenti sejenak saat seseorang menepuk pundaknya.
"Selamat jadi ayah."
Magma tersenyum, "thanks, uncle Rakai."
Ia meneruskan langkahnya, memasuki ruangan dimana sebelumnya nyawa istri dan calon anaknya dipertaruhkan. Magma menghela napas gugup. Akan tetapi, rasa gugup itu hilang saat melihat wajah sang istri yang terbaring diatas ranjang rumah sakit. Meski wajahnya memucat, namun kecantikannya tidak pernah pudar. Magma pun berjalan mendekatinya, menautkan jemari mereka dan mendaratkan kecupan hangat di kening sang istri.
"Sorry, I'm late. Maaf nggak bisa nemenin kamu."
"Nggak papa kak, aku paham kalo kakak lagi kerja."
"I'm so proud of you, Kisabella. Congratulations on the birth of your son."
"Our son."
Magma tersenyum, "yeah, our son," ucapnya sambil mengecup kening Kisabell sekali lagi.
Obrolan mereka terhenti saat sang dokter membawa seseorang dalam gendongannya. Bayi yang baru saja dilahirkan. Sudah dibersihkan dan terbungkus dengan kain yang menghangatkan tubuhnya. Magma menerima bayi itu saat dokter memberikan padanya.
Tubuhnya gemetar, terasa kaku saat bayi berbungkus kain itu berada dalam gendongannya. Wajahnya memerah, tak dapat melawan tangis haru yang datang mendera. Tatapannya tak lepas sekalipun dari wajah bayi dalam gendongannya.
Gif, anak lo terlahir sempurna.
"Kak," panggil Kisabell.
"Hm?"
"Mau gendong."
"Sebentar ya," Magma memindahkan bayi itu pelan-pelan kepada Kisabell. "Bisa?"
"Hu'um,"Kisabell mengangguk. Kedua mata cantiknya beradu pandang dengan si bayi mungil yang masih tersadar. "Kak, dia ngeliatin aku terus."
"Dia sadar kalo mamanya cantik."
"Halooo ganteng," Kisabell terkekeh saat bayi di gendongannya mengedipkan mata beberapa kali. "Lucuuu. Tapi kok dia nggak mirip aku ya?"
"Masih kecil belum bisa dinilai."
"Bisa tau," balas Kisabell. Ia menatapnya bayinya lagi, "bayi, kamu mirip siapa sih?"
"Mirip ayahnya." Ucapan Magma membuat Kisabell menatapnya. Senyum di wajah perempuan itu memudar. "I have photos of Gif when he was a baby, and they look similar."
KAMU SEDANG MEMBACA
GRIFFIN; Sweet But Psycho 🔞
Fanfictionʙᴇʀᴀᴡᴀʟ ᴅᴀʀɪ ꜱᴀʟᴀʜ ᴍᴇɴɢɪʀɪᴍ ꜱᴜʀᴀᴛ, ᴋɪꜱᴀʙᴇʟʟ ᴍᴀʟᴀʜ ᴊᴀᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ ᴘᴇʟᴜᴋᴀɴ ꜱᴇᴏʀᴀɴɢ ᴘꜱɪᴋᴏᴘᴀᴛ.