9 - Why didn't you break down the palace door?

795 105 2
                                    

AUTHOR : AphroditeThemis

GENRE : ROMANCE

.

.

"Kita bisa berada dalam masalah..."

Kali ini Simon setuju dengan Pedro Cortez, pengawal utama sang pangeran yang terlihat jelas tidak setuju dengan keputusan gegabah yang diambil pewaris tahta Monaco yang sudah masuk ke dalam mansion megah itu. Jika media atau siapa pun tahu yang terjadi dini hari ini, bukan hanya sang pangeran yang akan terlibat dalam masalah tapi mungkin seluruh kerajaan akan gempar.

"Palluci punya kekuasaan besar di Italy. Seharusnya ini aman."

Hanya itu yang mampu Simon pikirkan karena situasi ini memang tak terduga. Siapa yang akan menyangka dalam perjalanan ke Roma yang sudah di agendakan bagian media kerajaan selama berbulan-bulan ini, Pangeran Henry akan kembali bertemu dan terlibat lagi dalam hubungan gila dengan Alexander Palluci yang pernah menghabiskan malam bersama pewaris tahta Monaco itu saat di Monte Carlo.

"Pastikan saja anak buahmu menutup mulut mereka,"

Diam-diam Simon menghela nafas panjang dan berharap tak seorang pun tahu sang pangeran - yang akan mereka beritakan sedang flu dan butuh istirahat - sebenarnya tidak berada di suite VVIP The Pallazo "Lagipula Palluci akan sangat berguna jika pangeran Henry bisa mengendalikannya." Alasan yang sebenarnya tidak salah karena walau Monaco adalah kerajaan kecil yang dipenuhi milliuner tapi tetap saja perputaran uang sebagian besar terjadi di casino.

"tapi tidak dengan cara seperti ini!" sergah Pedro tajam dengan suara pelan.

Walau tak terucap, dia dan sejumlah pengawal yang berada dibawah perintahnya tahu pasti hubungan apa yang sedang terjalin antara pangeran yang menjadi tanggung jawabnya dengan billiuner Italy yang berbahaya itu. "Palluci adalah keluarga mafia. Citra kerajaan Monaco akan tercoreng! Semua ini terlalu berbahaya jika dilanjutkan!" Susah payah Pedro berusaha melupakan apa yang tanpa sengaja dilihatnya tadi - sang pangeran dan Alexander Palluci berciuman mesra -

Untuk sedetik Simon terpana dengan kalimat tajam Pedro sebelum tawa gelinya memenuhi mobil itu. Tak disangkanya si ahli bela diri ini begitu kuno. "Monaco adalah kerajaan monarki sedangkan Palluci adalah keluarga yang bergelimang dosa," Itu memang fakta yang tidak bisa mereka pungkiri. Bahkan Simon yakin pangeran Henry harus berperang dengan dirinya sendiri sebelum mengambil keputusan besar ini.

"Tapi, jangan lupa ekonomi Monaco berputar melalui bisnis judi dan pariwisata,"

Simon bicara dengan nada sabar yang dibuat-buat sambil menatap tajam Pedro yang terlihat bingung, "Dan, kau belum lupa dari mana sebagian besar modal itu berasal 'kan?" Apa yang sedang dilakukan sang pangeran akan membuat dunia gempar namun Simon juga yakin Alexander Palluci akan melakukan sesuatu.

Dalam sekejab raut bingung Pedro berubah. Rahang pria berwajah dingin itu menggeras sementara buku-buku jarinya yang memegang kemudi memutih, "Keluarga Palluci." desisnya kasar seraya melayangkan pandangannya ke arah mansion besar yang dijaga ketat sejumlah pengawal bersenjata itu.

.

.

Untuk pertama kalinya Henry merasa canggung berdiri di hadapan Alex yang sedang tersenyum simpul dan menatapnya dengan sorot aneh. Yang baru terjadi - kesalah pahaman dan semua tuduhan bodohnya yang menggerikan - benar-benar memalukan. Untuk sesaat Henry sudah membiarkan rasa cemburu membutakan logikanya. Hanya dengan mengingat lagi tawa geli Akira Palluci tadi, Henry merasa ingin kabur saat ini juga.

"Aku...."

"Cemburu?" sela Alex cepat sambil mengedipkan matanya.

Tak pernah disangkanya Henry yang selalu menahan diri bisa bersikap segarang itu pada Akira yang jahil. Walau harus diakui, Alex suka melihat keduanya bersama. "Itu manis." rona merah pada tulang pipi Henry mendorong Alex tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya untuk mengusak rambut yang selalu tertata rapi itu.

The SWEETEST MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang