4.

2.6K 275 9
                                    


..

Sedangkan Mika duduk tak jauh dari Leon, yang tengah bercakap dengan beberapa murid perempuan seolah amat nyaman.

Senyum di bibirnya bahkan tak turun sedetik pun.

Mika jadi heran. Mengapa juga Ia mau berpacaran dengan laki-laki yang bahkan masih berkeliling dengan centil.

"Tapi kalian serasi banget sih!"

Suara mereka terlalu tinggi, bahkan Mika bisa mendengarnya dengan begitu jelas.

Leon duduk bersama perempuan yang tidak Ia kenali, Dia juga tak terlihat terganggu, hingga dengan jujur Mika merasa sedikit kecewa.

Bukan berarti Ia menyukai Leon atau semacamnya. Dia masih ingat bahwa yang Ia sukai itu Niko bukan Leon.

Meski wajah mereka sulit di bedakan. Tapi melihat bagaimana gelagat mereka, tentu jauh beda.

Dia bangkit dan pergi meninggalkan sisa makanannya melewati Leon yang masih sibuk duduk dengan segerombolan siswi.

"Ai!"

Teriakan itu membuatnya menghadap pada siapa yang baru saja memanggilnya. Dia manatapnya dengan kedua alis yang hampir menyatu.

Siapa Dia?

"Lo udah kerjain pr matematik?" Mika mengangguk. Dia menggaruk pipinya bingung.

Mengapa... hari ini banyak Orang yang mengenalnya?

"Gue juga, tapi takut salah. Lu koreksi buku gue ya! Please?"

Mika benar-benar tak mendapati ingatan siapa perempuan di depannya. Dengan name tag Silva di dadanya. Tentu dengan ingatannya yang kuat, Dia yakin bahwa tidak tahu siapa murid bernama Silva ini.

Tapi tak ada kata lain untuk menjawab, selain anggukan kepala yang ringan, seolah sudah terbiasa.

"Wangi banget Lo Ai, ganti parfum lagi apa?"

Kernyitan dahi tanpa sadar di lakukannya sepanjang perjalanan menuju kelas. Yang tak Ia pahami mengapa jalanan menuju ke kelasnya berbeda dengan ingatannya yang dulu.

"Bjir, si Leon masih gila-gilaan aja." Ujar Silva sedikit keras.

Tanpa sadar Mika menoleh pada atensi Leon yang berdiri tak jauh dari mereka dengan murid perempuan tadi di sampingnya.

"Apa Sil?" Tanya ulang Mika mengakrabkan diri.

"Itu lho, cowok Lu, ingetin kek. Jahat banget Dia ama Lu."  Wajah Silva terlihat kesal.

Padahal Mika tak merasa marah atau sejenisnya. Dia biasa saja.

"Selingkuh di depan elu begitu, itu sih ngga tau malu ya namanya." Silva meninggikan suara.

Silva juga merasa lega Mika tak membungkam mulutnya saat mengungkapkan fakta seperti biasanya.

Sebelum-sebelumnya, Mika akan melarang Silva menegur atau menyindir Leon karna takut Leon akan meninggalkannya.

LavishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang