4. Pengumuman

39 13 4
                                    

Hari ini adalah penentu antara lampu hijau atau lampu merah melalui jalur prestasi berkuliah. Tinggal menunggu waktu hitungan sekitar kurang lebih dari 5 jam.

.
.
.

My phone is ringging at 05.10 am. Dengan lemes aku meraih hp yang terletak di meja dekat tempat tidur dengan tangan kanan sementara tangan kiri mengucek mata. Ada sedikit belek di ujung mata, ku tepis begitu saja. Kemudian aku menonaktifkan alarm hp dan menekan Wi-Fi. Muncul beberapa notif pesan. Pesan grup WhatsApp kelas 12 IPA-1 ribut membahas pengumuman jalur prestasi yang semakin mendekati saja. Tampak teman-teman saling menyemangati. Aku just read aja.

Aku bangun dari tempat tidur. Ku buka pintu jendela kamar dan tampak sosok cowok berpakaian olahraga berwarna abu-abu polos. Dia seperti melakukan pemanasan. Tiba-tiba saja terlintas di pikiran ingin mengerjainya karna aku kenal sosok cowok tersebut. Tebakanku itu pasti Aland. Hahaha, otak jahilku mulai merakit ide. Dengan gerak cepat ku ambil botol plastik yang tidak aku gunakan lagi, diisi air dan ujung tutup botol kubolongi. Selanjutnya ku arahkan dengan subjek sasaran. Dan waktunya ku tekan botol plastik tersebut. Hahaha bener aja, air itu sedikit demi sedikit menyembur ke arah Aland.

"Aww, apa ini" sambil kaget melihat ke atas dan terpelongo ke arah jendela atas tetangga.

Aku tertawa puas sampai perutku mulai kesakitan terlalu lucu. Ku tekan telinga kiri dengan kedua jariku untuk meredakan tawaku yang semakin tak karuan. Aku pun stop menyemprotkan.

"Zii, parah lu. Awas aja ntar pas ketemu" teriak Aland.

Aku keluar dari jendela ku sodorkan mukaku yang tampak mengejek ke arah Aland.

.
.
.

Pagi-pagi udah disambut hal yang menghibur aja. Setelah itu aku bersiap-siap untuk mandi dan lainnya. Pagi itu aku berangkat seperti biasa jalan kaki bareng anak-anak lain yang juga jalan kaki. Sebelum berangkat ke sekolah, aku pamit izin ke mama saja. Kebetulan papa tidak ada di rumah karna semalam sudah berangkat kembali kerja. Palingan lebih dari 7 hari papa akan kembali ke rumah.

.
.
.

Di sekolah aku melihat dan merasakan hampir semua anak kelas 3 tegang. Beberapa anak lain tampak biasa aja karna yakin pasti masuk. Mereka begitu optimis karna mereka menganggap diri mereka pinter, nilainya bagus-bagus dan banyak meraih penghargaan. Ya sedikit patut dibanggakan dibanding dengan aku. Aku cuman siswi yang biasa aja. Satu-satunya yang bisa aku banggain adalah juara 3 olimpiade tenis meja kecil. Selebihnya nilai mapelku rata-rata standard aja. Huhuhu jiwa insecureku pun kembali muncul. Sepertinya aku tidak begitu yakin bisa diterima kedokteran atau perawatan. Ya udahlah paling ntar swasta. Pokok aku udah berjuang sebisaku.

Jam sudah menunjukkan pukul 00.30 pm. Tiba saatnya pengumuman resmi bisa dibuka. Siswa/i kelas 3 membuka link web pengumuman tersebut. Setelah diperiksa ada yang dinyatakan lulus dan tidak lulus. Tampak beberapa anak yang lulus mukanya menangis terharu dan ada pula yang sangat berseri. Sementara anak-anak lain yang dinyatakan tidak lulus rautan wajahnya jelas bersedih sampai menangis. Sepertinya kalau bisa dibaca tertulis menyesal, menyalahkan diri sendiri, tidak adil dan sebagainya.

Saat itu aku belum berani melihat pengumuman hasil punyaku. Aku sebentar mengambil waktu berdoa dalam hati mungilku. God i don't know what should i do about that result. But give me a patient and the way too, Amen.

Aku minta tolong ke Ean untuk membuka punyaku. Dan tiba-tiba teriakan Ean sangat antusias. Katanya aku lulus di pilihan kedua. Sontak hati kecilku terdiam dan beberapa detik aku menyemangatin diriku. Kemudian gantian aku membuka milik Ean. Hasilnya adalah tidak sesuai dengan pengharapan Ean. Dia dinyatakan tidak lulus di pilihan pertama maupun di pilihan kedua. Aku langsung memeluk Ean sambil bingung mau merespon seperti apa. Tampak Ean tidak terima sambil menangis😭

Do I Have Many Dream?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang