Setelah panjang lebar berperang dengan senjata ilmu menempuh pendidikan di SMA tiba saatnya melanjutkan ke dunia perkuliahan. Teman-teman pada sibuk dan bermimpi besar semoga diterima di tempat favorit masing-masing. Aku juga berharap temanku semua keterima. Berbeda dengan aku. Perasaan yang aku rasakan sebenarnya ingin bahagiakan nama keluarga Leonard. Iyapss sebutan nama keluarga aku yang diwariskan oleh anak pertama sebagai sebutannya.
.
.
.
Aku menandai di dunia kedokteran tapi meragu. Dengan terpaksa aku memilih kedokteran sebagai pilihan pertama dan kedua keperawatan yang mirip jasa nya sebagai pahlawan di bidang medis. Setelah menandai di formulir kemudian ku serahkan kertas itu ke bagian akademik sekolah. Disitulah perasaanku semakin jelas. Aku menjadi pasrah bukan karna yakin menang. Tapi apapun hasilnya tolong jangan salahkan aku jika tidak memuaskan kalian. Mungkin langkah kecil itu adalah usahaku.
.
.
.
Beberapa Minggu sudah terlewati. Jujurly hampir setiap bangun tidurku ga nyenyak. Aku selalu dihantui tanggal berapa ini? Apa sudah mendekati hari H? Apa yang akan aku lakukan? Kira-kira secara berulang pertanyaan itu aku renungkan sendiri. Hingga pada akhirnya aku jatuh sakit. Aku memilih izin tidak hadir ke sekolah meskipun di sekolah tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar atau ujian. Hanya sebatas hadir, bermain, mengerjakan test untuk persiapan masuk kuliah dan beberapa kali penyuluhan dari berbagai kampus negeri maupun swasta.
.
.
.
Malam itu gerimis dengan cuaca yang sangat dingin. Ku pasang topi untuk menghangatkan diri dan tak lupa mengenakan masker untuk meminimalisir infeksi ke orang terdekat. Tiap 4 jam masker harus aku ganti. Hampir seharian ku habiskan aktivitas di kamar. Aku merasa lemah dan tak berdaya. Kadang muncul pikiran negatif dengan pertanyaan yang membuatku ke arah insecure ditambah lagi aku sedang sakit demam. Bener completed rasa sakit yang menemaniku.Aku merasa ingin menikmati istirahat di kamar dengan gerimis yang sedari telah bertahan cukup lama. Sebentar aku ambil sikap duduk di tempat tidur sambil menyenderkan diri di dekat jendela. Kemudian aku putar instrument piano rilex. Kurasakan suara angin malam bersama gerimis yang membasahi tanaman. Aku cukup merasakan galaunya malam itu.
.
.
.--07.10 pm--
Tuk tuk tuk "Zi, makan malam. Turunn! Kita udah nunggu nih, laperr" ucap kakak lalu kembali ke ruang makan. Aku kaget yang tadinya sedang keasikan menggalau dihalau sama kakak Leon. Auto keringkan air mata dan usap bagian yang sudah basah di deket mata. Pelan-pelan aku menuju ke ruang makan sambil mengganti masker. Di ruang makan sudah ada mama papa, kedua kakak dan adikku. Hidangan malam ini adalah soup daging ayam, sayur bayam dan nasi. Tak lupa buah pisang selalu disiapkan.Makan malam keluarga Leon pun full team.
.
.
.
Makanan tertata seperti biasanya. Kini tinggal ambil posisi duduk di kursi dan akan segera menyantap makan malam. Aku sebenarnya suka makan. Makanya aku cukup berisi. Timbangan berat badanku mencapai 53,7 kg dengan tinggi badan 153 cm. Iyaa tapi masih bisa dibilang masih okey lahh dikatakan ideal. Baiklah aku akan lanjut makan malam dulu yaa bareng keluarga.
.
.
.
Ohh ia aku mau kenalin keluarga Leonard.
1. Papaku Vito Meone
adalah papa yang aku cukup kagumi karna punya karakter sangat disiplin meskipun ga perfect, menurut aku setidaknya sekitar 89%. Dibandingkan aku Hehehe sangat beda cukup banyak. Trus, papa itu sangat idelogis banget tapi punya sikap yang galak banget kalau diskusi soal yang namanya tentang pacaran kalau dalam kutip masih sekolah. Kata papa sih belum waktunya. Hmmm kalau diskusi selain itu oke aja apalagi pendidikan sangat mendukung banget. Pekerjaan papa itu berhubungan dengan kereta api, yakni sebagai masinis. Gak heran kalau papa beberapa hari kadang di rumah kadang kerja di kereta api.2. Mamaku Fabella zie
Mama yang sangat super cerewet tapi cukup berantakan tentang kebersihan rumah. Artinya mama tuh ga kayak ibu pada umumnya yang perfeksionis dalam hal kebersihan. Karna kenapa ya? Ga tau juga sebenarnya. Walaupun begitu sikap mama bukan berarti ga beresin pekerjaan rumah ya. Cuman kadang mama lebih kontras membersihkan pekarangan perkebunan dibanding rumah sendiri. Mama adalah seorang karyawati yang punya toko bunga sekaligus kebun bunga yang minimalis. Mama sangat suka sekali yang berbaur tanaman. Ohh ia salah satu yang paling aku ngerasa geram sama mama adalah pemberi banget. Kalau bisa mendahulukan orang dibandingkan diri sendiri. Tapi ga semua orang juga, biasanya sama orang-orang yang menurut mama layak dibantu. Padahal kacamataku sendiri kadang ga juga. But i love you mom.3. Leonard Meone
Adalah anak pertama, dia kakak cowok yang berada di semester akhir. Aku tau dia sangat ambis dan cakep tapi hatinya bak sedingin es cukup denganku. Ga tau kalau sama kedua saudaraku adem ayem aja. Aku kadang iri karna dulunya dia menjengkelkan banget buatku. Dia kuliah di kedokteran gigi. Mama papa sangat bangga dengan prestasinya. Tapi aku sih biasa aja.4. Yunana Meone
Adalah anak kedua, kakak cewek yang sangat cerewet dan bawel. Dia paling akrab sama kakak Leon. Dia tuh anak kesayangan mama papa juga. Dia ambil jurusan bisnis ekonomi. Sekarang dia semester 4. Iyaa otak beliau pas-pasan lah yaa.5. Aku Sayziona Meone
Adalah anak ketiga, cewek yang paling manis, asikkk. Hahaha itu sih menurut aku. Yang di episode pertama sudah punya hubungan dengan si doi ehh sayangnya putus. Tapi gapapa, jodoh ga akan kemana kalau sudah waktunya. Btw aku merasa yang paling dekat dan apa adanya adalah with si bungsu. Cowok yang cukup baik hatinya di kala aku sedang baik-baik saja atau pun tidak. Pokok dia adalah seorang yang sangat kocak. Btw aku mau kuliah nihh, semoga apapun hasilnya yaa berhasil. Kalau ga coba yang lain.6. Gezzi Meone
Adalah anak keempat, si paling bungsu, bawel dan asik banget dehh. Tapi kadang juga bisa nyebelin pas lagi berantam. Ga mau lama-lama biasa baikan lagi. Meskipun masih SMP kelas 3 menurut aku dia lebih seru diajak ngobrol dan diskusi. Katanya sihh dia ngerasa lebih bisa apa adanya bareng aku dibandingin sama kakak lainya. Aku juga kokk. Hahaha seperti biasa kita suka banget saling support. Ohh ia fun fact tentang Gezzi, kalau mau minta tolong kayak harus ada upahnya. Susah bener dahh kalau ga ada upah.
.
.
.
Kurang lebih seperti itulah keluarga Leonard. Kekayaan karakter masing-masing menambah bumbu pelengkap seperti di dapur. Meskipun kadang seru atau ga mereka tetep keluargaku. Suka suka dijalanin barengan.
.
.
.
Ohh ia aku mau ceritain juga di part berikutnya tetanggaku yang anaknya cowok adalah sahabat dari kami tumbuh kecil sampai sekarang. Kebetulan seumuran juga meskipun aku lebih tua beberapa hari dari dia. Kita adalah sahabat sejak kecil yang paling suka berantem adu mulut.
.
.
.Bersambung....
Sabtu depan akan berlanjut gais.
Untuk menambah penulis semangat minta bantuannya kasih bintang, terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Have Many Dream?
Novela JuvenilSuka bingung dan sangat kurang percaya diri dalam memutuskan tentang sesuatu. Apalagi impian, rasanya lebih besar mengikuti kata hati orang lain atau terpaksa. Aku Sayziona tokoh utama dalam cerita Izin promosi kak Mohon dukung ceritaku dengan memba...