08.

388 34 3
                                    

Happy Reading...

Erland menyiapkan kasur untuk ia bentangkan di lantai, karena kasur yang biasa mereka pakai tidak akan muat.

"Buat siapa bang?" Tanya Veronica yang baru saja kembali dari dapur, sedangkan Xavier dan loli sedang menonton televisi.

"Xavier sama Abang." Jawab Erland sambil mengeluarkan bantal dari lemari, kasur ini yang biasanya orangtuanya Pakai untuk beristirahat namun sejak keduanya meninggal kasur itu sudah tidak ada yang memakainya.

"Tapi aku gak yakin kalo Xavier mau tidur di sini." Jawab Veronica ragu, ini sudah malam dan mereka sudah selesai makan malam dengan drama kecil yang Xavier buat.

"Terserah dia dek, yang penting kita udah kasih dia tempat tidur." Balas erland yang sekarang sudah tiduran di atas kasur.

Veronica Keluar dari kamar untuk memanggil loli yang ternyata sudah tertidur di kursi dengan Xavier yang menepuk-nepuk bokong anak itu.

"Kamu ngapain?" Suara Veronica membuat Xavier memberhentikan gerakan tangannya, pria itu langsung menggerakkan kursi rodanya menjauh dari loli.

"Gak! Adik kamu tadi minta yaudah aku turutin." Balas Xavier masih saja ketus namun Veronica memaklumi seorang Xavier yang gengsinya setinggi langit ketujuh.

"Oh, kalo ngantuk ke kamar aja." Ajak Veronica sembari mengambil loli ke gendongannya, Xavier menatapnya sekilas lalu buang muka.

"Dorong kursi rodaku." Ucap Xavier dingin.

"apa?! Kau tidak lihat aku menggendong loli?" Seru Veronica kesal, Xavier mengedikan bahunya.

"Aku tidak peduli, kau harus mendorong kursi roda ku ke kamar." Balas Xavier angkuh, Veronica mendengus lalu berjalan didepan Xavier namun piyama tidurnya di cengkram oleh pria itu.

"Yak! Aku ingin ke kamar, lepaskan tanganmu." Geram Veronica, Xavier hanya memasang wajah datarnya membuat Veronica semakin kesal.

"Aku akan melepaskannya jika kau ingin mendorong kursi roda ku." Balasnya tanpa mengubah raut wajahnya.

"Ck! Oke fine, aku bakal bantu tapi lepasin dulu." Dan Xavier langsung melepaskan cengkraman itu, Veronica berlalu pergi masuk kedalam kamar dan tak lama gadis itu kembali untuk mendorong kursi roda Xavier.

Sesampainya dikamar, Veronica meminta bantuan Erland yang sedang bermain ponsel.

"Aku akan tidur tetapi dengan satu syarat." Ucap Xavier membuat Erland yang akan membantu memindahkan pria itu berhenti.

"Astaga, kau sudah miskin Xavier tapi kenapa masih saja sombong." Kesal Erland.

"Baiklah apa syaratnya." Veronica memilih untuk tidak berdebat.

"Aku akan tidur denganmu di kasur bawah, itu adalah syaratnya." Ujar Xavier dengan wajah angkuhnya, Erland tidak terima adiknya tidur dengan pria yang bukan suami atau Keluarganya.

"Gak! Gak, enak aja. Kau tidur denganku, jika kau tidak terima sudah pergi saja." Balas erland tidak terima, Veronica bimbang sekarang.

"Hanya itu, apa kalian keberatan?"

"Aku keberatan!" Veronica menatap Xavier dengan tatapan tajam, ini sama saja pria itu merendahkan harga dirinya.

"Cih! Ayolah hanya tidur, bro. Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu dengan kondisi ku yang lumpuh."

"Tetap saja, bagaimana jika warga tau dan kalian di nikahi paksa?!"

"Tidak apa-apa, memang itu yang aku mau."

"Bajingan." Maki Erland.

"Baik, aku setuju." Mendengar ucapan Veronica, Erland di buat terkejut oleh sang adiknya.

Fate [Markhyuck] Genderswitch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang