02. Kanandra

53 26 2
                                    

Kini, Geng ASTAREZ berada di warung pak Somad tempat bolos andalan mereka. Lelaki dengan seragam acak-acakan itu tengah menghisap putung rokoknya, kemudian menghembuskan udara bercampur nikotin itu kearah samping.

"Pak Somad! mie ayam nya satu mangkok pak!"

"Bakso satu mangkok pak!

"Es jeruk satu pak!

Pemilik warung itu menjawab dengan acungan jempol.

"Gimana luka Karina? Udah lo obatin kan, Rakh?" tanya Mahen sembari memperhatikan Rakha yang memasuki kantin dengan tampang datar.

"Udah"

"Terus dimana dia sekarang?" tanya Mahen lagi.

"UKS"

"Ngapain lo disini? Harusnya lo di UKS temenin Karina"

"Gue takut ada yang liat, makanya gue tinggalin dia sendirian disana" sahut Rakha enteng.

"Wah parah lo, Rakh. Bukannya Karina gak suka ditinggal sendirian ya?" tanya Rendy.

"Iya waktu itu kan dia sempet nangis karena kita tinggalin di taman sendirian" sahut Oji.

"Harusnya lo temenin dia, Rakh. Apalagi lutut dia lagi sakit"

"Emang kenapa? Suka-suka gue lah mau nemenin atau ninggalin dia sendirian"

"Lo suka sama Karina?" tanya Rakha membuat Mahen langsung menatapnya. Rakha tersenyum kecil. "Gue tau lo suka sama dia, ambil aja kalo lo mau, itupun kalo bisa. Gue yakin Karina gak bakal bisa lepasin gue gitu aja"

Seketika Mahen mengepalkan tangannya menahan emosi saat mendengar ucapan Rakha. "Gue emang suka sama Karina.Tapi gue lebih pengen liat dia bahagia, dibanding milikin dia buat ego gue sendiri."

Mahen menatap Rakha. "Dan lo itu sumber bahagianya. Jadi gue mohon sama lo jangan sakitin Karina, gue cuma berharap suatu saat lo bakal nyesel kalo lo masih sering nyakitin Karina"

                                         ***
KRINGG...
(Bunyi bel)

Karina yang mendengar suara bel pun langsung bangkit dari berbaringnya menjadi duduk. Akhirnya yang ditunggu-tunggu bunyi juga, dengan cepat Karina langsung turun dari brankar dan keluar dari UKS.

Baru saja ingin menutup pintu UKS tiba-tiba ada temannya meneriaki namanya "KARINA KOK LO BISA LUKA GINI SI, SIAPA YANG UDAH BERANI BIKIN LO JADI LUKA GINI HAH?" teriak Vany histeris kemudian memelankan suaranya sambil berjongkok untuk melihat luka yang ada di lututnya.

"Berisik, Van. Jangan teriak-teriak malu tau diliatin sama yang lain. Nih gue luka karena tadi buru-buru eh malah gak sengaja nabrak Mahen" ujarnya lirih.

"Astaga, makanya berangkat dari jam lima pagi biar lo gak kesiangan. Udah deh yuk kita ke kantin, laper nih"

Mereka berdua pun jalan beriringan menuju kantin. Saat memasuki kantin ia melihat geng ASTAREZ sedang menyantap makan siangnya. Namun tatapannya menyipit karena Karina melihat ada perempuan yang duduk disamping Rakha.

Karena ingin memastikan siapa perempuan yang sedang duduk disamping kekasihnya itu. Karina dan Vany berjalan menghampiri meja yang geng ASTAREZ tempati.

Stella, yang duduk disamping Rakha. Banyak yang mengira jika Stella dan Rakha mempunyai hubungan spesial karena Rakha yang selalu ada disamping Stella, ataupun sebaliknya.

Stella tahu kalau Rakha dan Karina mempunyai hubungan spesial, namun ia tetap mendekati Rakha dan selalu ada cara agar memisahkan Rakha dari Karina. Jahat? Oh jelas, itulah Stella.

"Rakha" panggil karina membuat Rakha langsung menatapnya.

Lalu tatapan Karina beralih pada Stella, kedua matanya sedikit menajam. "Aku nungguin kamu di UKS, tapi ternyata kamu udah di kantin sama nih cewek. Emang gak ada cewek lain ya selain dia?"

"Emangnya gue kenapa? Serendah itukah gue sampe gak pantes sama Rakha" tanya Stella.

Karina yang mendengar itupun langsung menggeser kursi yang berada tepat di didepan Stella. "Masalahnya Rakha pacar gue!" suara Karina meninggi, membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Jadi selama ini Rakha sama Karina pacaran?"

"Dugaan gue bener kan Rakha sama Karina lebih dari kata sahabat"

"Gue dukung mereka berdua, cocok banget yang satu cantik yang satu ganteng"

"Gue lebih dukung Rakha sama Stella sih"

Rakha berdecak kesal saat mendengar bisikan itu. Ayolah ini ditempat umum dan bisa-bisanya gadis itu berbicara tinggi bahwa mereka memiliki hubungan.

"Cewek tolol" maki Rakha. Laki-laki itu dengan cepat menyeret tangan Karina agar menjauh dari tempat ini.

Langkah Rakha yang sangat cepat membuat Karina kewalahan untuk mengimbanginya. Rooftop, kini tempat mereka berdiri.

"Perlu berapa kali gue bilang jangan bahas hubungan kita kalau lagi ditempat umum" Rakha berteriak.

Karina tersentak kaget mendengar teriakkan itu. Jantung gadis itu terasa berdetak lebih kencang.

"Ma-" ucapannya terpotong saat rakha menari rambutnya dengan kasar hingga kepalanya terdongak.

"Lo itu harus sadar, gue gak mau kalau sampe hubungan kita tersebar gitu aja karena ketololan lo"

"Kenapa emang kalo sampe hubungan kita tersebar? Kamu takut gak bisa deket-deket lagi sama Stella? Percuma, Rakh. Mereka semua udah tau kalau kita punya hubungan. Lagian apa sih yang di banggain dari Stella, dia itu cuma benalu di hubungan kita"

BUGH!

Karina terkejut setengah mati saat Rakha melayangkan satu pukulan tepat di sudut bibirnya, membuat gadis itu tersungkur kebawah. Lelaki itu memukulnya menggunakan tenaga yang tidak main-main.

Ini yang Karina takuti. Kekasihnya selalu bermain kasar padanya, tidak hanya sekali namun berkali-kali.

"Harusnya lo sadar diri. Dibandingkan sama Stella lo gak ada apa-apanya. Lo cuma orang baru di kehidupan gue" geramnya sembari menatap Karina tajam.

Hatinya hancur saat mendengar ucapan yang keluar dari bibir lelaki itu.

BRUK!

Rakha mendorong gadis itu, kemudian pergi meninggalkan Karina sendirian di sana. Tepat saat punggung Rakha menghilang dari pandangannya, saat itu juga air mata Karina tumpah.

Stella, Stella, dan Stella. Karina sudah hafal betul dengan nama itu. Stella sahabat Rakha dari kecil. Memang bener apa yang dikatakan Rakha, dia dan Stella tidak ada apa-apa nya karena dia hanya orang baru.

Rakha itu kekasihnya, namun lelaki itu malah lebih mementingkan sahabatnya daripada dirinya. Rasa sakit yang ada di hati Karina sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Hatinya selalu merasa sakit jika Rakha terus mementingkan sahabatnya daripada Karina, kekasihnya.




Terimakasih yang sudah membaca ceritaku.
Jangan lupa untuk vote dan komen sebanyak-banyaknya yaa








Kanandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang