Setelah memastikan Mahen benar-benar pergi dari depan rumahnya. Karina pun membalikkan badannya untuk membuka pagar lalu menutupnya kembali, tepat saat Karina membalikan badannya, ia kaget melihat ada seseorang yang berdiri tepat didepannya.
"AAaaaAA" teriak Karina
Rakha menatap Karina dengan tatapan yang tajam dan penuh amarah hingga membuat Karina takut, itu adalah tatapan paling menakutkan karena setelah ini pasti akan ada tindakan yang Rakha lakukan padanya.
"Lo ada hubungan apa sama Mahen" tanya Rakha
"Gak ada, aku gak ada hubungan apa-apa sama dia"
"Jangan bohong!"
"Sumpah, Rakh. Aku berani sumpah. Kamu bisa tanya langsung sama Mahen kalau kamu gak percaya"
PLAK!
Satu tamparan lolos melayang di pipinya, ia merasakan panas, perih, dan sakit di pipinya. Rakha tidak akan segan-segan melakukan kekerasan padanya.
"GUE UDAH BILANG JANGAN DEKET-DEKET SAMA COWOK LAIN! LO TULI YA" teriak Rakha.
Teriakkan Rakha barusan membuat Karina takut, Karina menggelengkan kepalanya pelan sambil mengelus pipinya yang sakit akibat tamparan dari Rakha.
"APA JANGAN-JANGAN LO SELINGKUH SAMA DIA?"
Mendengar tuduhan itu membuat Karina tidak terima. Ia dengan cepat menatap Rakha dengan tajam.
"Selingkuh? Kamu nuduh aku selingkuh? Kamu harusnya ngaca yang selingkuh itu kamu bukan aku! Kamu selalu berangkat sekolah bareng sama Stella, Stella sakit kamu yang jagain. Sedangkan aku? mana ada kamu kepikiran sama aku, Rakh. Kamu jangan egois gini dong, Rakh." teriak Karina.
"Gak usah permasalahin ini, lo tau sendiri kalo Stella sahabat gue dari kecil. Dia gak punya siapa-siapa lagi selain gue, harusnya lo ngertiin"
"Sampai kapan kamu perlakukan aku kaya gini, Rakh? Kamu ngebuat aku gak ada harga dirinya, Rakha. Kamu cemburu dan nuduh aku selingkuh sama Mahen? Gila kamu. Kamu pikir aku gak cemburu kamu sama Stella terus? Aku cemburu, Rakh. Tapi aku gak bisa berbuat apa-apa dan aku juga tau apa yang udah kamu lakuin selama ini ke Stella" teriak Karina semabari menangis.
Rakha mengusap wajahnya kasar mendengar ucapan Karina dan kemudian mencengkram bahu Karina dengan kuat. Rakha menatap Karina yang terdiam sembari menangis, sebenarnya ia tidak tega tapi Rakha benar-benar cemburu saat melihat Karina diantar pulang sama Mahen.
Rakha manarik kasar pergelangan tangan Karina sehingga membuat Karina meringis kesakitan, dan kemudian membawa Karina masuk kedalam rumahnya.
Untungnya ini sudah sore jadinya orang yang suruhan mamahnya bekerja, sudah pada pulang kerumahnya masing-masing.
"Lo bisa diem? Stop nangis. Dengerin perkataan gue. Kalo lo masih deket-deket sama cowok lain, gue gak akan segan-segan buat nyiksa lo lebih dari ini!" ancam Rakha.
"Aku benci sama kamu, Rakh" isak Karina tapi tidak ada jawaban dari kekasihnya malahan dia menghapus air mata Karina yang mengalir keluar.
"Gue harus pergi sekarang karena ada urusan. Nanti malam gue balik lagi kesini kita jalan-jalan." ujar Rakha dengan suara yang sedikit pelan dari suaranya yang tadi, lalu meninggalkan Karina sendirian dirumahnya.
Di saat seperti ini, Karina selalu berpikir. Apa benar orang yang baru saja memukulnya adalah Rakha, kekasihnya? Tapi kenapa harus dia? Orang yang Karina cintai.
***
Brum Brum
Motor yang dikendarai Rakha melaju kencang mebelah jalanan. Rakha semakin menambah kecepatan motornya. Tidak memperdulikan aturan jalan, dan menulikan pendengarannya dari klakson pengendara lain yang merasa terganggu dengan cara berkendara Rakha.
Markas, tujuannya sekarang.
Sesampainya di markas, ia langsung berjalan kearah sofa dan duduk dengan merebahkan dirinya pada sandaran sofa. Pikirannya sekarang benar-benar kacau.
"Kenapa lo, Rakh?" tanya Rendy yang tidak di gubris Rakha.
"Palingan juga ada masalah sama Karina" ujar Oji.
Rakha masih dengan posisinya, memejam matanya mengingat kejadian yang baru saja terjadi di rumah bersama Karina. Ia begitu kesal dengan Karina karena sudah berani-beraninya deket sama cowok yang tak lain adalah Mahen.
"Mahen mana?" tanya Rakha.
"Lah mana gue tau, emang gue emaknya" ucap Oji dengan tawaan dan diikuti dengan yang lainnya.
"Tumben banget lo nanyain Mahen, ada masalah?" tanya Arsyan.
Rakha masih tetap diam, ia tidak menjawab pertanyaan temannya itu. Lalu tangannya bergerak mengambil ponsel yang ada di sakunya. Cowok itu mulai mengetik pesan yang akan ia kirimkan kepada Mahen.
Baru saja pesan itu terkirim, pintu dengan lalu terbuka dengan lebar, menampilkan sosok Mahen, cowok itu berpenampilan rapi, tidak seperti Rakha.
"Siapa yang nyuruh lo anterin Karina balik?" tanya Rakha dingin.
"Gak ada, itu kemauan gue sendiri"
BUGH!
"Rakha, lo apa-apaan si main pukul orang aja" teriak Rendy.
"Kalo ada masalah diselesaikan baik-baik" sahut Andro.
Mahen terjatuh di lantai, cowok itu tidak bisa menghindari serangan tiba-tiba Rakha dengan tenaga yang cukup dalam.
"Bangun lo, gue kasih paham sama tinjuan gue!" ujar Rakha sembari menarik kerah baju Mahen.
BUGH!
"Jauhin Karina!." ujar Rakha lagi. Emosinya sepertinya mulai tidak terkendali disini. Cowok itu sudah mulai muak menghadapi Mahen.
"Siapa lo larang-larang gue buat jauhin dia? Pacar? Kayaknya gak cocok buat lo. Mana ada pacar yang selalu nyiksa ceweknya" sentak Mahen.
BUGH!
Sekali lagi, Rakha menonjok sisi wajah Mahen. Kepala mahen teroleh bersamaan dengan suara tulang hidungnya yang terdengar karena Rakha mendaratkan bogeman mentahnya disana.
Lelaki itu meringis, mengerjap karena merasa pusing. Lalu menyentuh hidungnya yang kini mengeluarkan darah.
"Lo gak berhak ikut campur dalam hubungan gue sama Karina. Karina pacar gue, gue bebas dan punya hak buat lakuin apapun yang gue mau. Lo bukan siapa-siapa bangsat." Rakha mendorong tubuh Mahen dengan kuat.
Lalu Rakha berbalik, menatap tajam teman-temannya. "Kalo sampe gue liat masih ada yang berani deketin Karina, habis lo semua" ancaman Rakha terdengar tidak main-main. Setelahnya lelaki itu meninggalkan tempat tersebut.
Okee jangan lupa untuk komen dan vote sebanyak-banyaknya
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanandra
Teen Fiction17+ Toxic relationship. Menceritakan tentang hubungan toxic yang dialami Rakha dan Karina. Mereka sudah pacaran selama satu tahun. Namun, Rakha yang dulu berbeda dengan yang sekarang. Rakha dulu sangat menyayanginya dan juga lembut. Dan sekarang, Ra...