Shanghai, China
03.20 PM
Sinar mentari sore menembus celah-celah jendela pada ruangan tingkat tertinggi di salah satu gedung paling menjulang pusat kota Shanghai. Meja persegi panjang dengan ukuran cukup besar terletak tepat di tengah ruangan dengan beberapa kursi yang mengelilinginya. Lima belas orang duduk di sana, membahas rencana besar perusahaan di masa mendatang kepada beberapa investor asing yang menghadiri rapat.
Sang pewaris, sejak ulang tahun ke-lima belasnya, sudah dilibatkan dalam rapat-rapat penting. Ia selalu menyenangi rapat—bertukar pikiran, menganalisa, menyelesaikan masalah, maupun bertemu dengan orang-orang baru. Semua orang di perusahaan itu, setuju bahwa sang pewaris akan menjadi pemimpin perusahaan yang sangat cakap di masa mendatang.
Kegigihannya untuk belajar, kemauannya untuk mengorbankan waktu dan tenaga, sifat tidak pantang menyerah dan kritis, semuanya benar-benar melekat dengan sempurna pada diri seorang Ricky Shen, sang pewaris masa depan Shen Mining Group.
Namun, di balik citranya sebagai sosok pewaris sempurna itu, bukankah satu dua kesalahan bisa saja dilakukannya?
Satu jam berlalu sejak rapat dimulai, tidak ada satu pun isi pembahasan yang masuk untuk diproses di dalam kepalanya. Semua hal yang terjadi di hari itu, dihalau secara otomatis oleh tembok pertahanan yang sulit untuk ia hancurkan sendiri. Tatapan yang kosong, postur tubuh yang tidak tegap, cukup untuk membuat beberapa orang di meja rapat menyadari perubahan sikapnya.
"Tuan, kau benar-benar tidak apa-apa?" bisik seorang pria, ia adalah sekretaris utama Shen Mining Group yang berusia tiga puluhan.
Untuk kedua kalinya, Ricky berhasil dibuyarkan dari lamunan. Ia hanya mengangguk sebagai gestur mengiyakan. Postur tubuhnya dibenarkan untuk menjadi lebih tegap, khawatir jika ayahnya yang sedang memimpin rapat ikut menyadari perubahan sikapnya yang tak biasa. Namun nyatanya, Ricky hanya dapat menahan fokus selama lima menit.
Pikirannya... kembali berpusat pada seorang gadis nun jauh di sana, yang bahkan Ricky sendiri tak tahu persisnya dimana.
Gelisah amat menguasai dengan pertanyaan yang selalu terulang di dalam kepala:
Bagaimana kabar Seoyun sekarang?
Ia mengepal tangan dengan sekuat tenaga, berusaha menahan kegelisahan yang tak kunjung sirna. Bahkan di tengah rapat penting sekalipun, ia tidak bisa melepas Seoyun dalam pikirannya. Satu tahun adalah waktu yang cukup lama, bagaimana bisa ia bertahan dengan khawatir dan rindu yang berpadu sepanjang itu?
"Saya sangat terkesan, tuan Shen. Ini adalah keputusan besar yang akan sangat menguntungkan perusahaan! Beberapa perusahaan skala menengah yang ada dalam daftar akuisisi memang menunjukkan perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun. Itu artinya, rencana ini akan dijalankan setelah putra anda memimpin, bukan begitu?"
Shen Chuanli, presiden ditrektur Shen Mining Group yang menjadi pemimpin rapat sore itu mengangguk penuh yakin. "Aku, kita semua, setuju bahwa Quanrui sudah sangat cakap untuk memimpin rencana besar ini, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Arms | Sung Hanbin Fanfiction
FanficSalah satu perusahaan dagang terbesar di Korea, Han Group, mulai mengalami kemerosotan terparah mereka setelah lima puluh tiga tahun didirikan. Skandal perundungan yang menimpa pewaris tunggalnya--Han Seoyun, menjadi penyebab utama atas kejadian ini...