prolog

216 7 0
                                    

Ada banyak hal yang terjadi di dunia ini, salah satunya terjadi pada kehidupan Naruto. Pemuda yang penuh dengan hal tak terduga dalam hidupnya.

Aku memutuskan untuk keluar dari panti asuhan yang sudah menjadi tempatku bertumbuh sedari kecil, sebenarnya aku bisa saja menetap dan mengabdikan diriku disana namun rasanya aku tidak bisa melakukan hal itu.

"Terimakasih sudah mengantarku sampai tempat tinggal baruku Iruka-san" Pemuda itu menundukkan pandangannya melihat tangannya yang mengepal kuat berusaha menghilangkan perasaan sedihnya.

"Naruto, sudah tugasku melakukan hal ini, bukankah aku sudah berjanji padamu bahwa aku akan merawatmu hingga kau siap untuk kehidupan selanjutnya? "

"Terkadang aku melihatmu seperti saat pertama kali kau datang ke panti, namun saat sadar aku tau kau sudah tumbuh menjadi pemuda yang hebat Naruto. " Tutur laki-laki tersebut, terlihat sorot matanya yang sedih.

.

"Aku pasti akan mengunjungimu selalu, mengabarimu, dan Iruka-san kau tidak perlu khawatir aku punya uang yang cukup untuk membeli makanan sehat. "
Naruto menatap laki-laki di depannya dengan senyuman yang sedikit pahit.

"Aku tahu, aku tahu Naruto kau pasti akan melakukannya, tolong jagalah dirimu dengan baik. " Iruka mendekatkan dirinya kepada Naruto dan memeluknya.

"Siapa sangka kau sudah tumbuh lebih tinggi dari pada diriku ya anak nakal, " Ucapnya hendak mencairkan suasana, Iruka hendak melepaskan pelukannya namun Naruto menahannya dan menenggelamkan wajahnya pada leher Iruka.

"Aku mohon Iruka-san sebentar lagi saja," Sedikit, hanya sedikit air mata yang keluar pada ujung mata Naruto.

Tidak dia harus tegar untuk berpisah dengan seseorang yang sudah merawatnya dia berjanji akan mengganti kebaikan yang telah diberikan Iruka sedari ia kecil.

"Kalau begitu aku harus pergi Naruto, kau tahu Konohamaru mengikuti jejakmu mungkin sekarang dia sedang membuat beberapa kekacauan di sana, " Naruto dan Iruka tertawa lepas sampai akhirnya mobil SUV yang sebelumnya membawa mereka pergi menjauh.

Setelah mobil tersebut hilang pada tikungan tubuh Naruto berbalik menatap bangunan sederhana di depannya.

"Hah.. Aku pasti bisa mengahadapi kehidupan ini" Naruto menguatkan pegangannya pada tas ransel yang dibawa.

Berjalan masuk sampai akhirnya ia melihat seorang wanita yang sedang berjongkok dengan seekor Babi disebelahnya.

"Permisi, saya Uzumaki Naruto umm saya melakukan pemesanan kamar kemarin, bisakah saya bertemu dengan Nyonya Tsunade? " Tanya Naruto pada wanita tersebut.

"Ah ya, wah aku sangat tidak percaya ada pemuda tampan yang akan tinggal di tempatku." Wanita tersebut berdiri dan melihat Naruto dengan senyuman, Naruto sedikit malu karena rasanya jarang sekali ada yang mengatakan hal tersebut selain orang di panti asuhan dulu.

"Ahahaha maafkan aku, kau mencari Nyonya Tsunade?, aku rasa beliau sedang tidak disini untuk beberapa minggu tapi tenang saja aku adalah tangan kanannya dan aku sudah diberitahukan mengenai kedatanganmu hari ini. Perkenalkan aku Shizune. " Jelasnya.

"Ah seperti itu, " Jawab Naruto jujur dia tidak tahu harus menjawab apa.

"Kemarilah ikut denganku, aku akan mengantarmu menuju kamarmu. " Naruto mengikuti Shizune dan babinya yang entah bagaimana mengikuti mereka.

"Kulihat kau begitu muda Naruto, apa kau baru saja lulus sekolah? " Tanya Shizune membuat Naruto sedikit tertegun.

"Yah aku baru lulus SMA dan yah umurku baru 18 tahun" Jawab Naruto dengan canggung sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Wah begitu rupanya, ah ini kunci untuk kamarmu, dan aku pegang kunci cadangan sebagai penjagaan, " Naruto menatap kunci yang diberikan Shizune '99' angka yang terdapat pada gantungan kunci tersebut.

"Ini kamarmu Naruto, " Naruto menatap pintu didepannya angka yang sama dengan kunci yang ia pengang.

"Kenapa 99?, padahal disini hanya ada 7 kamar" Pertanyaan Naruto terlontar begitu saja dari dalam pikirannya.

"Oh ahahahaha, itu Nyonya Tsunade yang menulisnya, beliau bilang ruangan ini penuh dengan keberuntungan dan sebenarnya kau orang pertama yang diberikan ruangan ini." Jelas Shizune.

"Baiklah kau pasti lelah dengan perjalananmu, aku akan pergi jika kau memiliki pertanyaan kau bisa menuju ruangan diujung sana," Naruto melihat arah pandang Shizune dan mengangguk.

"Terimakasih banyak Shizune-san" Naruto membungkuk.

"Bukan apa-apa" Shizune merasa canggung dan menahan Naruto untuk membungkuk.

Naruto meletakkan ranselnya dibawah kasur dan merebahkan dirinya merasakan nikmatnya kasur yang ia tiduri.

"Keberuntungan huh"

.
.
.

"Rasanya sudah sangat lama kita tidak berkumpul seperti keluarga," disebuah ruangan besar dengan meja ditengah ruangan tersebut penuh dengan makanan tersaji rapi.

"Aku rasa adikku ini selalu tidak memiliki waktu untuk kita" sahut laki-laki berambut hitam panjang.

"Jika bukan karena ibu aku tidak akan Sudi menginjakkan kakiku di sini" balas seseorang didepannya dengan warna rambut yang sama namun memiliki model yang melawan gravitasi.

Setelah itu datang seorang laki-laki lain yang masuk ke dalam ruang membuat orang-orang di dalamnya menunduk, sedangkan tiga orang yang sedang duduk berdiri dan menyambut kedatangannya.

.

"Sampai kapan kau akan bekerja dengan terus mengotori tanganmu aniki?" Laki-laki dengan rambut melawan gravitasi itu berdiri di belakang laki-laki berambut panjang.

"Aku tidak, lagi pula kalau kau mengerti keluarga kita ini sudah sangat kotor" jawabnya tanpa melihat lawan bicara.

"Kau sendiri sampai kapan kau menahan diri untuk meminta bantuanku, bukankah pesaingmu melakukannya dengan kotor" kali ini ia menatap lawan bicaranya mata onyx mereka bertemu tidak ada ekspresi diantara keduanya.

"Tanpa bantuanmu aku bisa berdiri sendiri," berbaliklah lawan bicaranya meninggalkan laki-laki tersebut.

"Sasuke-sama setelah ini kita ada pertemuan dengan beberapa dewan perusahaan di kota Kirigakure," ucap seseorang dengan rambut orange berbadan besar.

"Hm" hanya jawaban itu yang dilontarkannya sebelum memasuki mobil diikuti laki-laki sebelumnya.
.

"Itachi-sama, kurasa ada beberapa tikus lain yang akan mencoba mengacau Sasuke-sama, apa perlu kita singkirkan?" Laki-laki yang bernama Itachi itu menatap sebuah jendela besar sebelum akhirnya berbalik menatap lawan bicaranya.

"Adikku tersayang bilang sedang tidak butuh bantuanku, biarkan dia menghadapinya sendiri Kisame, kita lihat apakah dia sudah lebih kuat dariku," senyuman merekah pada lawan bicaranya.

"Kau benar tuan," laki-laki tersebut membungkuk dan pergi.
.
.
.

Jujur ini bukan tulisan pertamaku, tapi setelah Hiatus lebih dari 6 tahun yah ini tulisan pertamaku lagi sebagai penulis.

Maaf jika banyak typo bertebaran dan yah sedikit aneh Alus ceritanya semoga kalian menikmati ceritaku ini.

BL (SasuNaru), (ItaNaru) wkwkwkwk entahlah aku akan buat mereka ber3😶

Okee sampai jumpa di eps 1

Note: bagi yang tidak suka BL atau bahkan homopobic harap pergi jauh2 sejauh2nya

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang