chap 2

107 6 1
                                    

"Jadi bagaimana kau membayarnya Naruto Uzumaki?" Hening tanpa ada suara.

Naruto mengepalkan tangannya berkutat dengan pikirannya, Kabuto berdiri sambil menghela nafas kasar.

"Hah.. Sasuke aku harus pergi untuk memeriksa beberapa pasienku lagi, kau boleh teruskan tapi aku mohon untuk tidak melukainya-" sebelum Kabuto menyelesaikan perkataannya Sasuke lebih dulu memotong nya

"Siapa kau sampai bisa menasihatiku?" Kabuto kembali menghela nafas menatap Naruto yang masih terdiam, dalam pikirannya berharap tidak terjadi hal buruk pada pemuda tersebut.

Setelah Kabuto menutup pintu ruangan Sasuke duduk pada kursi dekat kasur yang tempat Naruto berada.

"Kulihat kau tak punya jawaban atas pertanyaanku," perkataan Sasuke membuat Naruto tersadar dari pikirannya.

"Aku tetap akan membayarnya itu yang kukatakan," Naruto menatap Sasuke dengan pasti mata saphire dan onyx saling bertemu, Sasuke menyeringai.

"Menarik, bagaimana kau menjamin tidak akan kabur?" Sasuke menghilangkan senyum pada wajahnya.

"Aku tidak tahu tapi aku pasti tidak akan pergi," jawab Naruto.

"Ah aku tahu bagaimana jika kau tidak menepati janjimu aku akan pergi menuju panti asuhan itu, mengatakan pada Iruka kesayanganmu bahwa kau menjadi anak nakal di Kota, membuat hutang yang begitu banyak menambah bebannya," Naruto mengerutkan alisnya penjelasan Sasuke jelas membuat amarahnya memuncak entah bagaimana Sasuke tahu tentang semua itu tapi Iruka dan orang-orang di panti tidak tahu tentang masalah ini.

Sasuke berdiri dari duduknya membenarkan pakaiannya yang sedikit kusut.

"Aku sudah menyimpan nomormu, datang saat aku hubungi jika tidak kau akan tahu apa yang akan terjadi pada keluarga tercintamu," Sasuke pergi meninggalkan Naruto dengan pikirannya yang kalut.

.
.

Sudah satu Minggu setelah kejadian tersebut Naruto lebih banyak menghabiskan waktunya diluar untuk bekerja bahkan Naruto hanya makan ramen dan minum susu untuk memenuhi kebutuhan perutnya sungguh ia harus berhemat.

Ia tidak tahu kapan orang itu akan menghubunginya untuk meminta pertanggung jawaban.

Naruto berjalan menatap air ia menguatkan pegangannya pada jembatan, ia merasa putus asa haruskah ia bunuh diri, namun bagaimana dengan nasib Iruka dan yang lainnya.

"Tidak," Naruto terduduk lemas sambil masih menatap lautan dibawahnya, ia tidak bisa pergi begitu saja dia sudah berjanji.

'Ting' ponselnya berbunyi dengan sedikit perasaan takut ia melihatnya.

Bukan bukan dari hal yang ia takutkan, yah seminggu ini Naruto sangat takut melihat notif yang ada pada ponselnya. Dia belum siap, mungkin entah kapan dia akan siap.

Naruto kembali berdiri dan berjalan memilih untuk pulang sepertinya lebih baik, berjalan dipinggiran kota melihat banyaknya manusia yang berlalu lalang melintas tertawa, mabuk, dan lainnya.

"Apakah kehidupanku akan normal" ucap Naruto bergumam.

Naruto sama sekali tidak memperhatikan jalannya, yang ia tahu adalah ini jalan untuk pulang. Namun ternyata Naruto salah ia masuk dalam sebuah gang yang tidak begitu besar.

Melewati sebuah gudang kecil. "Tidak kusangka kau dengan mudah tertangkap Sasuke" Naruto menghentikan langkahnya saat mendengar nama yang tidak asing itu disebutkan, menatap gudang yang tertutup rapat.

Naruto mencari celah untuk mengintip kedalam, dilihatnya dengan susah payah, seorang pria tengah terduduk dibangku dengan cahaya hanya menyorot padanya.

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang