SEQUEL

974 70 3
                                    


OMAKE

Hari ini tanggal dua puluh tiga Juli. Di hari inilah usia Uchiha Sasuke akan bertambah menjadi dua puluh tiga. Sejak kejadian yang dulu ketika di hari ulang tahunnya yang ketujuh belas, Sasuke selalu menghindari acara merayakan ulang tahun. Kini sudah enam tahun sejak kejadian itu, dan sampai sekarang Sasuke masih belum tahu kabar mengenai Sakura. Apa gadis itu baik-baik saja atau tidak.

Banyak yang terjadi selama enam tahun ini. Sasuke yang terus berusaha memperbaiki diri, akhirnya lulus dengan nilai sempurna. Ia kuliah di universitas ternama di kotanya dan juga menjadi direktur utama di salah satu perusahaan ayahnya di usia yang begitu muda.

Banyak yang mengira hidup Sasuke sudah sempurna, namun bagi Sasuke, hidupnya saat ini masih cacat.

Hari ini Sasuke libur dari kerjanya. Tempatnya melaju hari ini adalah di pantai. Di sanalah ia biasa merenungi diri dari pagi sampai sore. Ditemani deru ombak dan juga suara ikan-ikan besar yang seakan memanggil alam. Hari ini Sasuke ke pantai memakai setelan yang sederhana. Sebuah kaos dan celana jeans selutut. Ia juga memakai jaket pemberian Sakura enam tahun lalu pada hari ulang tahunnya. Memang biasanya Sasuke selalu memakai jaket itu saat ulang tahunnya tiba.

Di saat Sasuke tengah asyik memandangi laut lepas, seseorang menarik-narik rambutnya dari belakang.

"Om, Om," didengar dari suaranya, itu suara anak kecil. Sasuke pun membalikkan badannya. Di sana, ia mendapati seorang anak kecil berdiri memandanginya. Seorang anak kecil berpipi tembem, berkulit putih, dan berambut hitam kebiruan sama sepertinya. Bermata hijau emerald, lalu… eh? "Om, kok lambut kita sama ya? Padahal kata Ibu lambut kayak gini, nggak ada yang punya kecuali Haluki sama olang yang katanya Ibu kelen banget."

Sasuke melirik rambut anak kecil di hadapannya ini. Rambut yang modelnya mirip dengannya. Sasuke pun membelai rambut itu. Agak lama, Sasuke baru menyadari satu hal. Ditatapnya mata hijau permai anak itu. Mata hijau yang mengingatkannya pada seseorang.

"Jangan-jangan Om ya, olang kelen itu!"

Antara percaya dan tidak, tiba-tiba air mata keluar dari sudut mata Sasuke.

"Om kok nangis? Haluki nakal ya?"

Sasuke tersenyum tipis. Ia menggeleng ringan. "Namamu siapa?"

"Haluki. Uchiha Haluki."

Kini senyuman lebar merekah di bibir Sasuke. Pipinya bersemu merah saking bahagianya. Tak menyangka ia akan bertemu dengan seorang anak kecil yang menyandang nama Uchiha di depan namanya. Seorang anak kecil yang tak disangkanya.

"Haruki?"

Kini Sasuke mendongak. Di sana ia mendapati ibu dari anak dihadapannya ini tengah menatapnya kaget.

"Lho, Sasuke?"

"Ibu, lihat, lambut om ini kayak Haluki!" Haruki langsung berlari menuju Sakura. Disuruhnya Sakura untuk melihat Sasuke yang punya rambut sama sepertinya. "Lho, kok Ibu nangis?"

Sakura tak menyahuti pertanyaan anaknya. Matanya hanya terpaku pada Sasuke seorang. Perasaannya campur aduk sekarang. Ia sungguh tak bermimpi. Di matanya memantulkan bayangan seorang Uchiha Sasuke yang tengah tersenyum tulus padanya.

"Haruki itu anakku?"

Sakura tak menjawab. Hanya air matanya saja yang tambah menderas turun. Sementara Haruki, ia sudah mencak-mencak karena ibu dan juga om di depannya ini menangis.

"Ibu sama Om kenapa sih! Haluki nggak salah ah!" Haruki menginjak-injak pasir putih di bawahnya dengan jengkel.

"Sakura, dia anakku?" ulang Sasuke. Dan Sakura tak menjawab lagi. Melihat hal itu, Sasuke menyuruh Haruki mendekat padanya. "Sini, sini, Om kasih tahu deh."

"Apa Om?" Haruki mendekat pada Sasuke dengan antusias.

"Kamu suka es krim tidak? Nanti Om belikan."

"Suka, Om! Tapi Haluki nggak boleh nelima balang dali olang yang nggak Haluki kenal!"

"Haruki nggak kenal sama Om ya?"

Haruki menggeleng dengan polosnya.

"Kalau gitu, tanya sama Ibu, siapa Om."

Haruki melirik Sakura. "Ibu, Ibu, Om ini siapa sih?"

Kini dua pasang mata tertuju ke Sakura. Mata hijau permai yang penuh keingintahuan, dan mata hitam kelam yang penuh pengharapan.

"Ibu?"

"Kamu panggil dia 'Ayah'."

"Ayah… Eh?"

Dan senyuman Sakura merekah perlahan. Senyuman tulus yang dulu sering Sasuke lihat. Senyuman menawan yang dulu sering Sasuke buat menjadi tangisan. Kini… itu adalah senyuman yang menjadi awal dari ketulusan seseorang yang pernah tersakiti, untuk meraih kebahagiaan bersama dengan orang yang dulu pernah menyakitinya.

Dulu, kenangan buruk selalu terukir pada setiap ulang tahunku, namun di hari itu, awal yang begitu indah menjadi ukiran kenangan yang berharga di ulang tahunku. (Uchiha Sasuke)

OWARI













Kalau yang mau baca di fanfiction nya tulis aja di google fanfic Sasusaku Sesal. Nanti langsung ke halaman fanfic Author nya. Disitu juga ada SEQUEL yang lebih lengkap lagi. Tidak ada keuntungan dari publis karya author. Kalau author asli nya minta hapus,pasti saya hapus. Terima kasih

SESAL oleh Hoshi Yamashita (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang