-o0o-Sejak tak menemukan Sasuke di manapun, perasaan Itachi sudah tidak enak. Maka ketika melihat Naruto duduk sendirian di ayunan taman, membuat perasaan Itachi tambah tidak enak.
"Naruto, sendirian?" tegur Itachi.
"Ah, iya," sahut Naruto.
"Tidak bersama Sakura?"
"Tadi dia dibawa Sasuke untuk bicara."
Perasaan yang begitu menyesakkan hinggap di relung hati Itachi. Jadi… Sakura bersama Sasuke…. Astaga… perasaan tak enak apa ini? Perasaan gundah, gelisah, cemas, khawatir….
"Kau tahu mereka kemana?"
Naruto menggeleng.
"Sudah berapa lama mereka pergi?"
"Sudah sejam," kini Naruto menunduk. Terlihat sekali kalau ia cemas.
"Masuk yuk. Aku kaget lho waktu melihatmu. Padahal tamu lain sudah pada pulang, bahkan Ino," ajak Itachi sambil menarik tangan Naruto agar berdiri.
Naruto hanya tersenyum kecil. Ia pun menurut. "Aku mungkin khawatir terlalu berlebihan. Aku hanya menunggu Sakura. Huh, mungkin saja setelah bicara dengan Sasuke, Sakura lupa padaku lalu ia tidur," kekeh Naruto.
Itachi tersenyum tipis. "Kau tipe setia ya."
Kini mereka sudah berada di dalam. Bisa mereka lihat Fugaku dan Mikoto sudah selesai menyalami tamu penting yang akan pulang.
"Kau tidak pulang? Nanti kusampaikan salammu pada Sakura."
Naruto tersenyum lalu mengangguk. "Kalau begitu aku permisi."
Itachi mengikuti arah Naruto berjalan. Ternyata bocah itu tengah meminta izin pada Fugaku dan Mikoto. Dan saat itu, Itachi pun sendirian. Samar-samar, telinganya menangkap suara jeritan. Mulanya Itachi mengabaikannya. Tapi, jeritan itu semakin lama semakin jelas. Dan suara jeritan itu… suara Sakura….
"Astaga!" desah Itachi. Ia sampai lupa. Bukankah Sakura sedang bicara dengan Sasuke? Jangan-jangan Sasuke sedang mencoba menghabisi Sakura saat ini.
Pontang-panting Itachi mencari di mana keberadaan kedua adiknya itu. Akhirnya, sampailah ia di depan kamar adik laki-lakinya. Suara jeritan Sakura terdengar sangat nyata. Suara rintihan kesakitan… yang begitu memekakkan hati.
Tubuh Itachi bergetar dibuatnya. Ia mematung di depan kamar Sasuke. Air matanya jatuh menuruni pipi, lalu dagunya. Jeritan Sakura… yang kesakitan….
"Sasuke! K-kumohon! Hentikan! Uuuh!"
Itachi memejamkan matanya. Ia… begitu sakit hati….
"J-jangan! Toloooong—aaah!"
Kepalan tangan Itachi mengerat.
"Kak Itachi! T-tolong…."
Habis sudah kesabaran Itachi. Dengan tenaga yang ia kumpulkan, ia mendobrak pintu kamar Sasuke. Tubuhnya melemas begitu melihat apa yang telah terjadi di dalam kamar itu.
Ada perasaan kecewa terhadap adik kesayangannya. Adik kesayangannya yang kini tengah menatapnya dingin. Ada perasaan yang ingin sekali mencabik-cabik dirinya sendiri karena menjelma menjadi seorang kakak yang tak mampu menuntun adiknya dengan baik. Ada perasaan… yang begitu tersakiti….
Sasuke menatap Itachi yang tegak di dekat pintu kamarnya yang rusak. Lalu pandangannya beralih ke Sakura yang menangis hebat di bawah tubuhnya. Dalam sekejap, kesadarannya yang tadi hilang, tiba-tiba terkumpul kembali.
Perasaan kecewa, menyesal, kesal, marah pada dirinya sendiri itu datang lagi. Perasaan kecewa pada hawa nafsunya sendiri. Perasaan menyesal pada dirinya yang membuat Sakura begitu menderita. Perasaan kesal pada dirinya yang begitu egois. Perasaan marah… pada dirinya yang tak bisa berhenti menyakiti orang yang dicintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SESAL oleh Hoshi Yamashita (END) ✅
Подростковая литератураKata orang, batas antara benci dan cinta sangat tipis. Selama ini, yang selalu kuperlihatkan adalah kebencianku padamu. Namun, selang beberapa waktu, ada yang berubah saat aku terkesan menangis karena ulahku. Ada segumpal rasa menyesali kesalahan uj...