Kepada Lirikan-Lirikan Rahasia
Naruto by Masashi Kishimoto
Tidak mengambil keuntungan apapun atas fic ini
standar warning applied
Enam tahun berlalu sejak hari itu, Hinata tersenyum tiap kali mengingat memori di salah satu sekolah yang pernah dia ajar di Konoha.
Dia pindah ke Suna tiga tahun lalu, bertemu adik dari rekan kerjanya yang merupakan pegawai pajak biasa, seorang pendiam dimata orang lain tapi berubah menjadi banyak omong dan posesif bila menyangkut Hinata.
Menjalin hubungan selama dua tahun lamanya, berkali-kali dibujuk si pria untuk menikah tapi berkali-kali juga menolak , pada akhirnya lamaran di ujung bulan November itu diterima.
Gaara memang si cuek yang tidak berlaku bila dengan Hinata, dia gigih meminta cinta gadis yang kadang masih terpergok menerawang sendu.
Tiga bulan yang akan datang, Hinata akan menikah di kediaman orangtuanya di Konoha, jadi sudah dari kemarin-kemarin Hinata bolak balik dari Suna ke Konoha untuk mengurus semua vendor yang berkaitan dengan pernikahannya nanti.
Ditawari untuk ditemani oleh Gaara atau sang calon kakak Ipar, Temari. Hinata menolak, rasa sungkan untuk membuat repot calon keluarga barunya mengantarkan dia harus mengatur semuanya sendiri.
Toh bukan hal yang sulit, hanya perlu meeting beberapa kali untuk menentukan kemauannya sudah dipahami atau belum oleh para vendor, dan juga melepas rindu pada keluarganya di Konoha karena sebentar lagi dia akan dibawa ke Suna untuk hidup dengan Gaara.
Hari ini jadwalnya untuk melihat kembali gaun pengantin yang sudah diukur, memastikan tidak ada yang keliru dan desainnya sudah sesuai dengan permintaan Hinata di awal mula.
Dia menjumpai Karin, si designer yang dipilihkan Hanabi, sang adik, karena portofolio kerjaannya mengagumkan.
Wanita bersurai merah itu tersenyum menyambut ketika Hinata membuka pintu tempat kerjanya.
"Calon pengantin kita sudah datang, ini fitting terakhir ya? Kita lihat apakah kita perlu merombak gaunnya."
Hinata mengangguk, dia berjalan ke satu tempat dimana kaca besar dan tirai berada, setelah mengganti baju biasanya dengan bakal pakaian pernikahannya kelak, mengenakan gaun putih simple yang menunjukan tulang selangka, Hinata memilih tema internasional dibanding pernikahan bergaya tradisional.
"Kau tidak boleh terlalu stress, Hinata-san, lihat ini kita perlu mengecilkan kembali ukurannya," ucap Karin ketika melihat gaunnya tidak cocok dengan ukuran beberapa bulan kemarin.
"Maafkan aku, Karin-san, kadang mengurus detail pernikahanku membuat aku lupa makan."
"Masalah kebanyakan wanita yang akan menikah memang begitu, mereka terlalu memikirkan hal-hal terlalu detail soal acaranya, teliti itu perlu, tapi kau harus mengingat bahwa tubuh dan pikiran yang fresh juga dibutuhkan dalam melakukan persiapan pernikahanmu."
Karin masih akan berbicara ketika dering ponsel Hinata menginterupsi percakapan.
"Nee-chan, apakah aku boleh berkunjung untuk melihat kau yang sedang fitting baju?" Tanya Hanabi di ujung telepon.
"Ah ya, boleh saja, apa kau sedang berada didekat sini?"
"Iya, aku akan kesana sebentar lagi dan apakah kau keberatan bila aku membawa satu temanku? Katanya dia mengenalmu."
"Siapa memang?"
"Nanti kau juga akan tahu," ucap Hanabi penuh teka-teki, lalu mematikan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepada Lirikan-Lirikan Rahasia
FanfictionWaktu itu, Hinata-sensei yang menangis terisak terlihat begitu wajar dimata rekan-rekannya. Beliau menangis di upacara kelulusan sekolah. Waktu dimana para guru melepaskan anak didik mereka setelah ditempa tiga tahun lamanya. . . Tapi penyebab utama...