7. Underground

436 57 6
                                    

Setelah pindah rumah, di jam 4 pagi, Jungwon selalu mendengar samar-samar suara mesin yang entah datang dari mana. Saat ingin melanjutkan tidurnya, kedua matanya sudah terlanjur melek sempurna. Karena hal tersebut, sudah beberapa kali ini ia memanfaatkan waktu paginya untuk jogging di sekitar tempat tinggalnya.

Jungwon jadi tahu di mana pasar kecil di sekitar rumahnya yang menjual berbagai macam sayur, buah, daging segar, dan hasil laut yang cukup lengkap. Ia jadi tidak perlu belanja jauh ke pasar yang waktu itu ia kunjungi bersama Jay.

Lalu Jungwon jadi tahu di mana penjual bungeoppang yang sudah buka pagi-pagi yang rasanya enak. Walaupun tidak sedang jogging, Jungwon akan sengaja ke tempat itu untuk membeli beberapa buah untuknya sarapan.

Lalu ia juga jadi lebih dekat dengan Sunoo, si penjual tanaman itu. Kadang, sepulangnya Jungwon dari pasar, ia akan lewat toko tanaman dan Sunoo sedang menyiram atau membereskan tanaman. Kerap kali Sunoo yang menyapa duluan, membuat Jungwon menghampiri lalu mereka mengobrol banyak.

Satu kesamaan yang membuat Jungwon terkejut, adalah fakta bahwa Sunoo itu sama sepertinya. Ia juga sedang menjalin asmara dengan pemuda yang kini bekerja di Seoul. Yang lebih mengejutkan Jungwon adalah, Jay tahu tentang hal itu. Pantas saja pria itu tidak kaget tentang hubungan masa lalu Jungwon bersama Heeseung.

Jenis tanaman di rumah Jungwon juga bertambah berkat bantuan Sunoo dan kakaknya, Namjoon. Kini di depan rumahnya tidak terlalu kering seperti sebelumnya. Lebih hijau. Ditambah beberapa jenis sayuran siap panen sebentar lagi. Awalnya, Jungwon kira berkebun akan memakan waktu dan merepotkan. Justru sebaliknya. Ia jadi punya aktivitas lain selain mengajar daring dan juga ia senang melihat tunas-tunas yang baru tumbuh keluar dari tanah.

Siang ini, setelah dari pasar, Jungwon berniat membuat makan siang sederhana saja. Seperti sup tahu dan ikan panggang. Kakaknya juga mengirimkan kimchi dua toples dua hari yang lalu. Kata Eunha, ibu mertuanya yang buat. Sengaja untuk Jungwon.

Kemarin juga Jungwon diberi ganjang-gejang (kepiting fermentasi) oleh Jay. Katanya mamanya, Tante Yumi, mendapat kepiting segar di pasar. Jadi karena kalap, ia jadi tidak sadar membuat begitu banyak makanan tersebut.

TOK TOK TOK! Suara ketukan pintu depan yang nyaring membuat Jungwon menoleh kaget. Ia kecilkan kompor lalu berjalan menuju pintu masuk. Gedoran itu semakin kencang. Membuatnya hampir berteriak kesal.

"Iya, tunggu sebentar!"

Jungwon buka pintu itu. Betapa kagetnya ia melihat Yeonbin berdiri di depan pintu dengan tangan yang membawa kardus yang ditutup kain, serta kaki yang tidak menggunakan alas apa pun. Hidungnya juga merah, seperti habis menangis. Jungwon melihat ke pagarnya, tidak ada siapa-siapa di sana.

"Woof!"

Jungwon hampir melompat ke belakang begitu melihat seekor anjing kecil mengeluarkan mulutnya dari balik kain.

***

Jungwon menatap Yeonbin yang sedang mengelus lembut anak anjing Shiba Inu. Jungwon mengetuk-ngetuk meja ruang tengahnya dengan jemari.

"Jadi, gimana ceritanya, Bin?"

Yeonbin melirik Jungwon takut-takut. Ia membiarkan anak anjing itu berlarian ke sana ke mari.

"Tapi janji ya Om jangan bilang ke Papa."

"Tergantung cerita kamu."

Yeonbin duduk sila. Ia menatap Jungwon dengan wajah sendu.

"Tadi pagi waktu Yeonbin main sepeda, Yeonbin ngedenger suara gonggongan. Pas Yeonbin deketin, ternyata suaranya dari karung beras yang diiket terus di buang ke tempat sampah. Buru-buru Yeonbin buka. Taunya Curry udah kepanasan sampe melet-melet."

Last Petals [jaywon] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang