"I like you, Sing."
"Ew gross!"
Sing segera menjauhkan tubuh dari Davin, sang teman yang baru saja membaca tulisan dalam sticky notes di tangannya.
"What the hell?? I just read that cheezy confession line from your fanㅡprobably."
"Still, it sounds extremely gross coming from you. Go away! Shoo! Shoo!" usir Sing, setelah mendengar pembelaan yang diberikan Davin.
"Ugh, this bastard ..."
Mengenai sticky notes, setiap hari Sing pasti menemukannya di dalam loker maupun meja tempatnya bersama dengan sebuah gift lain. Misalnya adalah makanan, minuman, atau bahkan ada juga yang memberikannya barang seperti gantungan kunci. Benar, itu semua Sing dapatkan dari para penggemar rahasianya.
Sebagai contoh pagi ini, Sing mendapat sebuah minuman isotonik dibarengi dengan sticky notes bertuliskan pernyataan cinta tadi. Tapi meski begitu Sing tidak bisa membalasnya kan? Bagaimana cara Sing membalas sementara wujud yang memberikannya saja tidak tahu.
Di sisi lain, seperti biasa Leo akan duduk berdiam diri dalam kelas. Jujur saja, Leo sebenarnya tidak semonoton yang dibicarakan orang. Leo tidak selalu setiap waktunya hanya berkutat dengan buku. Hari gini zaman sudah semakin canggih, tentu saja Leo juga memanfaatkan kemajuan teknologi masa kini.
Seperti sekarang, sambil menunggu bel berbunyi Leo menggunakan waktunya untuk belajar dengan cara mendengarkan podcast seorang pemateri yang di-follow-nya.
"Sstt ... Leo!"
Fokusnya yang semula berada pada suara earphones pun langsung terbagi kala ada seorang gadis memanggil. Leo agak familier dengan wajah gadis ini. Mungkin dia adalah teman satu kelasnya?
"Lagi dengerin apa?" tanya gadis itu, terlihat tertarik.
Mendengar pertanyaan tersebut Leo tampak tidak berniat menjawab. Alih-alih bicara, Leo segera melirik pada layar ponselnya yang masih memutar podcast berisi materi pelajaran tadi. Seolah memang begitulah caranya menjawab. Beruntung, si gadis juga peka dengan turut melihat ke sana.
"O-oh ... lagi denger podcast. Jadi gitu cara lo belajar? Keren, nanti gue coba juga deh," katanya, gadis itu tetap bicara walah jelas Leo terlihat tak tertarik mengobrol dengannya.
"By the way, mata lo itu emang beneran minus ya?" tanya gadis itu lagi.
"Iya," jawab Leo seadanya.
"Terus lo ga mau nyoba pake softlens gitu? Gue liat-liat nih ya, lo itu sebenernya cakep banget. Kan sayang tuh kaloㅡ"
"Selamat pagi anak-anak!"
"Waduh!"
Leo sangat bersyukur guru kelasnya sudah datang. Maka dengan adanya hal ini, si gadis kepo dan cerewet barusan tidak lagi bisa bicara dengannya. Sungguh sangat menyebalkan ketika Leo sedang di tengah kegiatannya belajar lalu diganggu orang lain.
➖▪▪▪➖
Agaknya, sikap Leo yang menganggap si gadis kepo tadi pagi angin lalu benar-benar keputusan yang salah. Leo sama sekali tidak tahu bahwa selain sudah mengganggunya, gadis itu sekarang tiba-tiba membawa teman-teman lain datang menghalangi langkahnya.
Benar, Leo sekarang sedang dihadang oleh sekumpulan siswi yang terus menggodanya. Ralat, tidak hanya anak perempuan di sini ada laki-lakinya juga. Yang lebih parah, kacamatanya sampai dirampas dan Leo pun tidak bisa merebutnya karena tengah dijegal.
KAMU SEDANG MEMBACA
thunderous | singleo
Fanfiction"Such a waste of gorgeous face like that." ▪R15+ ▪contains violence and strong language. ▪bxb area! ©wizcteria, 2023.