"Eh bentar, ini bajunya Sing bukan sih?"
"Lah iya, kok bisa di wastafel? Orangnya ke mana?"
Lagi-lagi, Sing panik karena ada yang dengan mudah menyadari pakaiannya. Ini gawat, masalahnya toilet khusus siswa itu hanya ditutup dengan pintu kayu di mana bawahnya terbukaㅡkakinya otomatis akan terlihat jika ada yang menggunakan.
"Fuck!" umpat Sing pelan, kemudian dengan cepat anak itu duduk di kloset lalu menarik Leo agar turut duduk di sana.
Maksudnya bagaimana? Tentu saja Sing membuat Leo duduk di pangkuannya. Karena hanya cara itulah agar para siswa di luar hanya melihat sepasang kaki saja. Tidak lupa Sing juga membekap mulut Leo, sebab anak ini terus meronta-ronta tidak terima akibat perlakuan kurang ajarnya saat ini.
"OWㅡ"
"Sing?"
Ugh, sialan. Gara-gara barusan Leo menggigit tangannya, Sing jadi tak sengaja berteriak. Kini Sing benar-benar ketahuan sedang di dalam kloset.
"Lo berak di sekolahan, Sing???"
"Hahahaha anjir yang bener??"
"Berani juga lo. Mahkotanya nih, King, mau dianter pake ojol apa ambil sendiri?"
"Haha ... diem dah lu pada," balas Sing sambil tertawa kecut.
"Gila, sehari ini hot news sekolah isinya Sing embarrassing moment. Hahahaha!"
Para siswa itu pun akhirnya pergi juga. Sing berdecak kemudian, dia merasa harga diri miliknya sudah dijatuhkan dua kali hari ini. Padahal di sini jelas Sing adalah korban, lantas mengapa pula dirinya harus menanggung ejekan itu sih?
"You bastard, fuck you."
Benar juga, semua itu terjadi karena anak sialan ini. Lihat, dia bahkan barusan mengumpat pada Sing tanpa sebab.
Tapi Sing sejatinya masih manusia biasa yang tidak bisa sesabar itu. Apa lagi di usianya yang masih remaja, Sing tentu masih sesekali kesulitan untuk mengontrol emosinya. Maka setelah mendengar Leo bicara demikian, Sing langsung mencengkram kuat rahang anak itu.
"Hah! Have you no shame?" balas Sing, membuat Leo semakin terkejut mendapat perlakuan tak terduga seperti ini.
"Lo tuhㅡ"
Kalimat yang berikutnya tak jadi Sing lontarkan. Sebab Leo malah mengeluarkan air matanya lagi. Namun dilihat dari ekspresi Leo yang tetap menatapnya tanpa rasa takut, sepertinya anak itu tak sadar sedang menangis lagi.
Tapi mau bagaimanapun perasaannya Sing tidak tahan melihatnya. Alih-alih kembali bicara, Sing lantas menarik tissue toilet dan menyeka air matanya Leo.
"Anak siapa sih lo? Cengeng banget perasaan," komentar Sing, membuat Leo yang kini sudah sadar langsung membuang muka menolak wajahnya dilap.
Apa? Cengeng katanya? Leo rasa semakin lama Sing semakin menyebalkan. Terutama saat ini, Sing bicara seolah sudah tahu semua yang dipikirkan Leo sampai bisa menangis begini. Maka sejurus kemudian, Leo pun langsung mencekik Sing dengan kedua tangannya.
Napas Leo memburu seraya menatap tajam melihat Sing yang kini terkejut atas tindakannya. Sing sungguh tak menyangka cengkraman Leo akan begitu kuat. Meski begitu, Sing tetap lebih kuat dari Leo sehingga bisa langsung melepaskannya dalam 5 detik. Sing juga langsung memegang kedua tangan Leo, antisipasi agar anak itu tak melakukan hal yang sama lagi.
"Uhukㅡheh! Sebenernya lo kenapa?! Sekesel itu lo dibilang cengeng barusan? Hah??" tanya Sing, nadanya yang membentak membuat Leo kini sedikit gemetaran sambil tersenyum getir.
KAMU SEDANG MEMBACA
thunderous | singleo
Fanfiction"Such a waste of gorgeous face like that." ▪R15+ ▪contains violence and strong language. ▪bxb area! ©wizcteria, 2023.