Di kala senja indah sore ini, terlihat dua insan yang sedang berboncengan sepeda dengan bersenda gurau.
Laju sepeda, lelaki itu bawa menuju danau.
Lelaki itu menoleh sekilas ke belakang. "Uza, kamu mau ke danau nggak?"
"Iya, kak! Uza mau banget!" lelaki itu tersenyum melihat tingkah lucu gadis yang berada di boncengannya.
Gadis cantik tersebut sekitar umur 9 tahun. Sedangkan laki-laki yang mengendalikan laju sepeda itu, sekitar umur 14 tahun.
Setibanya di danau, lelaki itu merapikan rambut gadis kecil yang berantakan akibat terpaan angin. "Kamu cantik!"
Pujian yang lolos dari bibir tipisnya, membuat semburat merah muncul di pipi gadis kecil tersebut. "Kakak bisa aja!"
"Ayo kita duduk disana, Za!" Lelaki itu menggenggam pergelangan tangan gadis kecil yang tengah menatapnya dengan tersenyum manis.
"Sial! senyuman yang begitu cantik!"
Kedua insan yang berbeda gender tersebut, duduk dengan lutut yang di tekuk ke depan. Mereka duduk saling berdampingan diatas hamparan rumput hijau di tepi danau."Kak! Lihat deh, senja nya cantik banget!" melihat binar dari gadis kecilnya, membuat lengkungan bulan sabit terukir indah di bibirnya.
"Kak! Liat deh langitnya cantik warnanya oranye campur jingga gitu. Ih, kenapa kakak liatin aku? Muka ku ada yang aneh apa gimana?" gadis polos tersebut memegang setiap inci wajahnya.
"Enggak, Za. Muka kamu enggak aneh kok"
"Terus kenapa kakak liatin aku?" melihat gadis dihadapannya mengerucutkan bibir beberapa centi ke depan, membuat ia gemas sendiri.
"Kakak salah, ya? Kakak cuman mau melihat maha karya Tuhan yang indah, yang ada di samping kakak ini" lelaki itu memegang kedua pipi gadis kecil yang terlihat begitu cantik dan menggemaskan.
"Kak jangan gitu!"
"Kenapa?"
"Aku jadi salting, Kak!" ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Hei, Adik kecil! Kamu belajar darimana kata-kata itu? Coba kakak tanya sekarang, salting singkatannya apa, hm?"
Gadis itu membuka wajahnya yang tadi ia tutupi. "Salting itu, salah tingkah kan, Kak?"
"Oh, jadi—Adik manis ini lagi salah tingkah, ya?" gadis itu menutupi wajahnya lagi. Ia benar-benar merasa ingin terbang setinggi mungkin.
"Lucunya, Adik manis! kenapa mukanya di tutupin kaya gitu, hm? Kakak kan mau memandang maha karya Tuhan yang indah ini."
"Kak, udah dong! Jangan goda Uza mulu! Aku aduin ke Bunda nanti kakak biar di usir." Kini, muka indah itu sudah tidak di tutupi dengan telapak tangan. Bibir gadis itu terlihat tertekuk ke dalam. Lelaki itu rasanya ingin memakan gadis dihadapannya ini. Mengapa ia lucu sekali?
"Kak lihat deh! Mataharinya mencampur warna jingga gituu, Cantik banget kak!" lelaki itu menoleh sekilas kearah senja. Kemudian beralih menatap gadis itu lagi.
"Iya, cantik!"
"Kak Ata nakal banget jahilin Uza!" terlihat gumpalan air yang terbendung di pelupuk matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ending With Him; {ON GOING}
Random⚠️ CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI ⚠️ --Jika ada kesamaan tokoh atau alur itu suatu ketidaksengajaan-- ••• "Kakak janji akan kembali. Di masa depan nanti, kamu akan jadi milik kakak seutuhnya. Untuk sekarang, kita sama-sama berjuang, ya...