prolog

5 1 0
                                    

"Apa aku pernah marah? " Hazel berucap lirih.

"Aku tanya.. Apa aku pernah marah sabian? " Dengan sedikit menaikan nada bicaranya Hazel memandang bian dengan mata yang berkaca-kaca
"Apa aku pernah marah saat kamu habiskan waktu kamu untuk dia! " Marah hazel menunjuk felly. "Apa aku pernah marah saat kamu pergi begitu saja hanya untuk nemenin dia padahal kita lagi dinner " Ucap hazel terisak.

"Aku capek. Aku berhak marah kan harusnya" Ucapnya terkekeh.

Sambil menyeka air matanya yang keluar hazel menatap bian dengan sirat kekecewaan "aku gak pernah marah karena aku ngerti. Aku ngerti dia sahabat kamu seperti yang kamu bilang. Dia sakit dan dia butuh dukungan kamu kan? Aku ngerti aku sangat ngerti sabian. Tapi apa? Kamu bilang aku egois aku gak pernah ngertiin kamu!.? "

Hazel menarik nafasnya dalam sebelum melanjutkan ucapannya " Okeh. Biar kamu gak ada beban saat kamu pergi sama dia. Biar kamu gak merasa bersalah sama aku, kita akhiri saja bian.. Kita putus..! "

Degggg

Bagai petir disiang bolong. Saat itu juga sabian merasa hidupnya runtuh. Hatinya mengambang. Kata itu kata yang sama sekali sabian hindari kata yang sangat ingin dia jauhkan dari hubungan dia dengan hazel akhirnya keluar dari mulut manis kekasih hatinya. Orang yang sangat dia cintai orang yang sangat dia perjuangankan, yang tanpa sadar dia telah menyakitinya

"Apa maksud kamu hazel? " Ucapnya lirih. Sabian benar-benar tidak bisa mencerna.

"Aku.. Aku mau kit.. Kita putus" Ucap hazel sambil terisak

"Heyy sayangg" Bian mendekat dia gapai tubuh orang tersayangnya. Namun sang empu menolak.

"No... Aku gak mau.. Aku tau aku salah. Aku udah nyakitin kamu.. Kamu boleh hukum aku. Tapi jangan dengan ninggalin aku. Jangan dengan mutusin hubungan kita" Sabian lemah. Dia benar-benar takut kalau hazel benar akan meninggalkannya.

Hazel menunduk membiarkan air matanya keluar. "Tapi aku capek bian.. Aku capek terus mengalah." Gunamnya. Tapi sabian masih bisa mendengarnya.

Sabian mendekat dia rengkuh tubuh kekasihnya dengan hati-hati.

"Maaf.. Maaf sayang.. Maaf telah menyakitimu" Hanya kata itu yang bisa bian ucapkan sekarang..

SAZELLUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang