01

7 1 0
                                    

Gadis ramah dengan senyuman manis itu berjalan sendiri di lorong kampus tempat dia menempuh pendidikan nya. Dia Hazella Aura darhan. Dia gadis cantik dan manis keturunan keluarga darhan pemilik perusahaan proferti kedua terbesar di asia. Meski begitu dia tidak pernah sombong dengan kekayaannya. Dia anak yang ramah dan banyak di sukai oleh junior maupun seniornya. Sipat ramah nya lah yang menjadikan dia sebagai kating favorit para junior kampusnya.

"Woyyy... Zeluutt  !!!! " Teriak salah satu perempuan mungil garang kesayangan hazel. Dia reina ananta. Sahabat hazel.

Hazel nengok "gak usah teriak-teriak rein. Ini bukan hutan.. Kebiasaan! " Ucapnya sambil menggeplak tangan sang sahabat.

Hanya di balas cengiran oleh reina" Hehehe.. Lupa" Ucapnya

Hazel hanya geleng-geleng kepala sudah terbiasa dengan sipat sahabatnya yang satu ini.. Belum lagi kalau ada si Dolphin. Sudahlah Hazel kadang malu kalau mereka berdua sudah adu mulut di depan umum.

"Celin belum dateng ya" Tanya reina sambil celingak celinguk cari seseorang.

Hazel pun sama" Belum kaya-" Belum sempat Hazel meneruskan ucapanya. Suara seseorang mengalihkan pandangan mereka.

"Hellooowww besttiihhhhhh" Teriak seseorang yang di yakini dia adalah celine monica sahabat Hazel dan reina..

Sambil lari-lari dia nyamperin dua sahabatnya " Kalian nunggu gue ya.. Kangen kan kalian sama gue " Dengan pd nya dia merangkul dua pundak sahabatnya. Yang membuat reina merotasikan matanya.

Sambil melepaskan rangkulan sang sahabat reina memandang celin lekat-lekat " Lo liburan ke laboan bajo. Gak ngasih tau kita malah pergi sama si jiko. lo.. Masih pantas lo bilang kita sahabat!!? Cercanya

"Bukan gitu sayang-sayangnya aku.. Gue tadinya mau ajak lo berdua. Cuma pawang ni cewek galak bener. Kagak berani gue" Ucapnya sambil menunjuk Hazel

Hazel menunjuk dirinya sendiri "aku? " Ucapnya polos. " Tapi daddy ijinin kok"

Celin menoyor sedikit kepala Hazel. "Bukan daddy lo.. Tapi cowok lo.. Si sabian noh. Belum aja gue ngomong dia udah beri peringatan" Ucapnya dengan wajah  dibuat-buat sedih.

Reina memandang jijik "kagak usah begitu muka lo. Kgak cocok.. Jijik gue liatnya".celin mencebik

Hazel menatap dua sahabatnya "emang bian bilang apa  ? "

Celin menghela nafas kecil " Dia bilang gini nih." Dengan helaan nafas kembali " Lo kalau mau pergi ke laboan bajo jangan bawa Hazel.. Gue gak percaya kalau dia perginya bareng lo. Lo suka aneh-aneh.. Bawa aja si jiko jangan cewek gue" Ucapnya dengan mengikuti gaya bicara sabian.

Reina tergelakk. "Mampus..haaaaaahaaa".
" Aduuuhhh.. " Rintihnya saat celin menggaplok bibir sexy nya..

Hazel hanya menghela nafasnya. "Tapi kenapa reina gak kamu ajak? Jevan kan gak akan marah"

Celin memandang Hazel "aduhh zell kayak gak tau ajah si jevan. Kalau bian larang lo berarti secara tidak langsung dia juga ngelarang reina.. Karna dia tau kita berdua tanpa pengawasan lo bakalan lepas kendali.. Ya gak rein" Sambil menyikut reina yang masih memegangi bibirnya..

"Hooh" Jawab reina sekenanya..

"Ya udah ahh .. Ke kelas pegel nih kaki gue diri terus" Ajak reina dengan menggandeng dua tangan sang sahabat..

•••••••••••••••••••••••••

Di tempat yang berbeda. Sekumpulan laki-laki tampan incaran semua wanita di kampusnya. Dia adalah sabian putra. Jevano darendra, dan jiko jefrey sedang berkumpul di kampus utama kampus mereka.

"Gimana liburan lo.. Gak kepunyengan lo" Dengan sebuah kekehan jevan atau biasa di panggil vano oleh keluarga nya itu memulai obrolan..

"Pusing gue. Cewek gue aktifnya kebangetan.. Mana kalau dilarang pake acara ngambek lagi" Jiko menjawab dengan ekspresi yang menunjukkan muka frustasi nya..

Sabian tertawa kecil. " Emang paling bener gue larang hazel ikut pergi bareng celin".

Jevan ikut terbahak. "Mungkin kalau reina ikut lo bakal makin kelimpungan jik.. Untung hazel dilarang bian jadi lo aman" Ucapnya sambil nemepuk bahu sang sahabat..

Jiko hanya menghela nafas. "Libur nanti kita pergi ber enam lahh.. Pasti makin seru.. Kemarin juga gue seneng sih.. Cuma ya gitu. Kagak bisa diem.. Jalan-jalan mulu"..

Obrolan mereka terhenti saat dering ponsel seseorang mengalihkan atensi ketiganya.

" Siapa? " Tanya jevan ke yang punya ponsel.

Dengan helaan nafas "felly" Ucapnya sambil menekan tombol hijau.

Jevan dan jiko hanya saling pandang.. Sudah biasa kata mereka. Pasti aja setiap sabian nongkrong dengan mereka atau bahkan dengan kekasih kekasih mereka pun dia selalu mendapat telpon dari cewek yang katanya sahabat sabian dan jevan itu.

Dengan memasukkan hp ke kantong celananya sabian berdiri "gue duluan guys" Pamitnya tanpa menunggu jawaban teman-temannya..

Jiko memandang ke arah sahabatnya yang baru pergi "Salut sih gue sama si hazel. Kuat banget" Ucapnya dengan sedikit berbisik

Jevan menghela nafas. "Gue tau didalam hatinya hazel dia pasti sakit banget. cuma ya gitu hazel terlalu baik. Bego banget kalau si bian sampe nyakitin hazel."

Mereka saling pandang " Bukannya secara tidak langsung bian udah nyakitin hazel ya" Ucap jiko dan di angguki oleh jevan..

-------------------------

Gimana pada suka gak??

Happy reading pleennnn

SAZELLUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang