Part 28. Kerinduan dan luka

655 60 4
                                    

Waktu menunjukkan jam 2pagi. Terlihat Becky masih terjaga dan mondar-mandir di ruang tengah rumahnya.

" kemana perginya kau honey? Kalau kau memang menginap dirumah orang tuamu sudah sepatutnya kau mengabariku. Kau baik-baik saja kan? Kau tidak menjawab telepon ku sedari tadi." gumam Becky cemas.

Sudah kurang lebih 20x Becky mencoba menghubungi freen tapi tidak ada jawaban darinya. Becky tidak ingin menyerah begitu saja, ia mencoba satu kali lagi kalau ini juga tidak berhasil dia berencana untuk menyusul freen ke rumah orang tuanya.

" tolong kali ini jawab telepon ku honey, ku mohon. "

Dirumah sakit panggilan telepon itu masuk dan terdengar keras dari ponsel freen. Namun pemiliknya hanya diam termenung seperti orang kehilangan jati dirinya.

Melihat kalau panggilan itu dari Becky dan ini sudah yang ke sekian kalinya Becky menelpon akhirnya jemma memutuskan untuk mengangkat nya dan berbicara dengan Becky.

" hai honey, kemana saja kau? Apa kau baik-baik saja? Kenapa baru mengangkat telepon? " tanya Becky tanpa henti.

" ini aku jemma kakaknya freen. Dia sedang tidur sekarang jadi dia tidak mendengar kalau kau menelpon. Aku akan memberitahunya besok bec, kau istirahatlah ini sudah sangat larut. " balas jemma pelan.

" aahh ternyata kau phi, maafkan aku. Baiklah aku akan menelpon nya lagi besok. Kau juga istirahat phi, aku tutup teleponnya sekarang, maaf menganggu phi "

" ya, kau juga istirahat nong " panggilan telepon itupun diakhiri oleh jemma. Becky tidak bisa tertidur semalaman karena masih memikirkan kekasihnya, betapa ia merindukan kekasihnya itu.

*******

Hari sudah mulai pagi dan freen masih terus termenung.
" makanlah dulu freen, semalaman kau terjaga. Isi tenagamu dulu supaya saat ayah bangun kau tidak terlihat terlalu menyedihkan seperti ini "

" bagaimana aku bisa makan dan minum, sedangkan ayah terbaring lemah seperti ini dengan beberapa selang ditubuhnya. Seandainya ayah benar-benar pergi, izinkan aku untuk menemaninya disana kak. Aku akan bersamanya. Setidaknya jika kami tidak bahagia didunia mungkin kami akan bahagia dikehidupan selanjutnya " ucap freen pasrah.

" hei lihat aku. Apa yang kau katakan? Jika ayah memang harus pergi biarkanlah, itu artinya masa ayah bersama kita sudah usai. Kau tidak bisa pulang sebelum dijemput freen. Aku dan Nares akan hancur jika ayah pergi lalu apa kau ingin membuat kami lebih hancur? Aku lebih dekat denganmu daripada yang lainnya, bagaimana kalau aku katakan aku tidak bisa hidup tanpamu? Ingatlah kekasihmu freen, wanita yang mencintaimu dan berharap bisa bahagia seumur hidupnya bersamamu. Kau tega meninggalkan nya freen? Bukankah kau mengatakan kalau dia alasan kau bertahan dan berjuang melawan sakitmu itu? Kemana semangat itu freen? Ayah juga akan sedih saat mendengar hal ini. Buka matamu sayang, masih ada aku, Nares, semua sahabat mu dan kekasihmu yang ingin berbahagia dengan mu. Kau ingin pergi dan meninggalkan kami? Apa kau tidak memikirkan kami freen? Jikalau memang kau pergi bersama ayah apa mungkin kalian akan langsung bertemu diatas sana? Jangan berpikir seperti itu lagi. Ku mohon " ucap jemma lembut.

Betapa sakitnya hati jemma sekarang melihat adiknya yang putus asa dan pandangannya yang kosong karena frustasi memikirkan kondisi ayah mereka, terlebih lagi dengan ibunya yang masih tidak ada kabar setelah perdebatan kemarin malam. Freen tidak memberikan respon apapun pada jemma, yang ia ingat hanyalah ucapan dokter malam itu.

Flasback on

" bagaimana keadaan ayah saya dok? Dia baik-baik saja bukan? Beri kami kabar baik" ucap jemma terburu-buru.

" maaf karena harus mengatakan hal ini. Ayah kalian mengidap sakit jantung dan keadaannya sekarang sudah sangat kritis. Dia mengidap penyakit itu beberapa tahun lalu, aku sendirilah yang menanganinya. Dia hanya kemari meminta obat pereda sakit. Dia selalu datang sendirian dan saat terakhir kali ia datang dia terlihat begitu sedih.
Aku pikir dia mulai mengasihi dirinya dan menyetujui untuk melakukan operasi tapi saat dia bercerita ternyata dia bersedih karena salah satu putrinya mengidap kanker paru-paru. Dia menitipkan putrinya padaku setelah aku mengatakan kalau umurnya tidak akan lebih dari 1thn. Jantung nya sudah sangat rusak dan operasi pun tidak menjamin kesembuhannya, dia terlambat untuk melakukan itu. Dan waktu yang aku takutkan terjadi sekarang, kita hanya bisa berdo'a untuk kesembuhannya, semoga ada keajaiban Tuhan yang menyertainya nanti. Maaf aku gagal menjaga ayah kalian " jelas dokter itu dengan isak tangis.

HOME (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang